SATE WINONG...
Sate Winong merupakan kuliner khas Purworejo, meski wujudnya sama sebagaimana sate kambing lainnya, cita rasa dan kelezatan sate winong di Desa Winong, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Purworejo, lain dari yang lain. Hal yang membuat berbeda adalah penggunaan kecap asli buatan si empunya warung berikut tambahan bumbu lainnya.
Ada sekitar 10 warung sate winong di Desa Winong. Namun ada satu warung yang lain daripada yang lain, saya lupa namanya. Seperti pada gambar di samping, yang membuat lain adalah di luar warung ada sekitar empat atau lima orang yang membakat sate dengan peralatannya sendiri-sendiri. Sedangkan nasinya dari dalam warung.
Saat dihidangkan, tampilan sate winong berbeda dengan sate kambing lainnya karena ada tambahan daun jeruk yang diiris tipis-tipis hingga menyerupai helai rumput. Selain itu, ada banyak potongan bawang merah yang diiris dalam potongan besar.
Bagi penyuka rasa pedas, pemilik warung biasanya menyediakan semangkuk sambal kecap. Sambal ini berupa kecap yang dicampur dengan potongan cabai dan potongan jeruk nipis.
Begitu disuapkan ke mulut, lidah langsung dapat merasakan cita rasa kecap yang legit, lebih manis dibanding kecap pada umumnya. Berbaur dengan irisan daun jeruk, legitnya kecap pun bertemu dengan rasa sedikit asam jeruk nipis, memberikan sensasi segar yang tak biasa di mulut.
Setelah selesai makan, saatnya membayar, ternyata membayarnya juga terpisah. Nasi dan minuman membayarnya di dalam warung, sedangkan satenya membayar di luar, pada orang yang membakarnya. Hmm...cukup membuat saya heran.
Sate Winong merupakan kuliner khas Purworejo, meski wujudnya sama sebagaimana sate kambing lainnya, cita rasa dan kelezatan sate winong di Desa Winong, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Purworejo, lain dari yang lain. Hal yang membuat berbeda adalah penggunaan kecap asli buatan si empunya warung berikut tambahan bumbu lainnya.
Ada sekitar 10 warung sate winong di Desa Winong. Namun ada satu warung yang lain daripada yang lain, saya lupa namanya. Seperti pada gambar di samping, yang membuat lain adalah di luar warung ada sekitar empat atau lima orang yang membakat sate dengan peralatannya sendiri-sendiri. Sedangkan nasinya dari dalam warung.
Saat dihidangkan, tampilan sate winong berbeda dengan sate kambing lainnya karena ada tambahan daun jeruk yang diiris tipis-tipis hingga menyerupai helai rumput. Selain itu, ada banyak potongan bawang merah yang diiris dalam potongan besar.
Bagi penyuka rasa pedas, pemilik warung biasanya menyediakan semangkuk sambal kecap. Sambal ini berupa kecap yang dicampur dengan potongan cabai dan potongan jeruk nipis.
Begitu disuapkan ke mulut, lidah langsung dapat merasakan cita rasa kecap yang legit, lebih manis dibanding kecap pada umumnya. Berbaur dengan irisan daun jeruk, legitnya kecap pun bertemu dengan rasa sedikit asam jeruk nipis, memberikan sensasi segar yang tak biasa di mulut.
Setelah selesai makan, saatnya membayar, ternyata membayarnya juga terpisah. Nasi dan minuman membayarnya di dalam warung, sedangkan satenya membayar di luar, pada orang yang membakarnya. Hmm...cukup membuat saya heran.
0 komentar:
Post a Comment
Silakan Meninggalkan Jejak di Kolom Komentar