Pantai yang sangat-sangat indah ini, sangat disayangkan karena kurang adanya pengembangan, sebagian masih terlihat sangat alami dan terkesan pantai sepi, padahal indahnya minta ampun, cuma ada satu hotel yang besar, yaitu Novotel Hotel, yang beratapkan daun, seperti rumbia.
Ada satu yang unik di sini, akan tetapi uniknya ini justru mengganggu kenyamanan wisatawan yang datang, yaitu anak-anak yang berjualan kelapa muda. Coba bayangkan, baru aja sampai, belum turun dari motor, langsung diserbu mereka, anak-anak yang membawa kelapa muda hijau, dan pisau/golok di tangan satunya. Buset, langsung nawarin kelapa, sedikit memaksa, kami belum bilang iya, eh langsung dikupas aja kelapanya, dilubangin. Yah, mau gimana lagi, kasihan kalau tidak dibeli. Akhirnya kami membeli, sebutir kelapa harganya lima ribu rupiah.
Selain itu juga ada anak-anak yang menjual gelang/kalung, sama juga, memaksa caranya. Ckckck, kami diikutin terus, jalan kaki dari ujung pantai, ke ujung yang satunya, tak lelah-lelahnya merayu kami. Di satu sisi, kasihan juga anak kecil, tapi di satu sisi, ini sangat mengganggu sekali, tak nyaman rasanya. Tukang parkirnya juga rese', udah dibayar parkirnya, eh minta rokok pula.
Ada satu yang unik di sini, akan tetapi uniknya ini justru mengganggu kenyamanan wisatawan yang datang, yaitu anak-anak yang berjualan kelapa muda. Coba bayangkan, baru aja sampai, belum turun dari motor, langsung diserbu mereka, anak-anak yang membawa kelapa muda hijau, dan pisau/golok di tangan satunya. Buset, langsung nawarin kelapa, sedikit memaksa, kami belum bilang iya, eh langsung dikupas aja kelapanya, dilubangin. Yah, mau gimana lagi, kasihan kalau tidak dibeli. Akhirnya kami membeli, sebutir kelapa harganya lima ribu rupiah.
Selain itu juga ada anak-anak yang menjual gelang/kalung, sama juga, memaksa caranya. Ckckck, kami diikutin terus, jalan kaki dari ujung pantai, ke ujung yang satunya, tak lelah-lelahnya merayu kami. Di satu sisi, kasihan juga anak kecil, tapi di satu sisi, ini sangat mengganggu sekali, tak nyaman rasanya. Tukang parkirnya juga rese', udah dibayar parkirnya, eh minta rokok pula.
betul saya juga terpana dgn keindahan pantai kute, seger dan tanjung aan di lombok tapi sangat terganggu dgn para pedagang yg memaksa dan terus mengikuti dari saat kita datang sampai ke pintu mobil saat kita mau pulang, udah gitu cara memaksa mrk dgn menghiba-hiba ktnya jualannya blm laku, aduh...malu jadinya sbg bangsa indonesia. tolong untuk pemda setempat membenahi hal hal spt ini spy alam lombok tetep nayaman dikunjungi para wisatawan penikmat keindahan alam & budaya indonesia.
ReplyDeletewah ternyata pemikiran kita sama... bener bener mengganggu kenyamanan wisatawan....
ReplyDeletesemoga pemda bisa lebih tanggap