Pantai dan Laut di sekitar Pulau Lombok sangat kaya akan terumbu karang dan hewan-hewan laut yang indah, salah satunya adalah Bintang Laut. Di Pantai Ela-Ela, Lombok Barat ane menemui banyak sekali bintang laut berserakan di pasir pasir dengan airnya yang dangkal. Warnanya putih abu abu, mirip dengan pasir sehingga bila kita tidak hati hati, kita bisa menginjak injak mereka saat berjalan, karena jumlahnya yang banyak. Ukuran bintang laut tersebut relatif sama, dan kecil kecil, tidak seperti yang ane temuin di sekitar Gili Nanggu, dimana di sana besar besar dan berwarna warni. Bila kalian penasaran, datanglah kesini, tidak terlalu jauh dari pusat kota Mataram.
16 August 2011
14 August 2011
Pemandangan dari Atas Gili Penyu, Lombok Barat
Ini masih lanjutan postingan sebelumnya mengenai Pantai Ela-Ela. Gambar di atas adalah sebuah Pulau Kecil atau orang Lombok biasa menyebut dengan Gili, Gili ini bernama Gili Penyu. Gili ini berada di ujung Tanjung Pantai Ela-Ela, dan dipisahkan oleh perairan dangkal sejauh sekitar 200 meter, kebetulan saat ane dan temen temen ane kesini, perairannya sedang surut, sehingga kami bisa menyeberang.
Gili ini hanya merupakan sebuah bukit kecil penuh semak semak dan tidak berpenghuni, biasanya dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk lokasi memancing. Untuk mendapatkan pemandangan yang bagus, kami harus memanjat ke atas bukit ini, sebenarnya tidak terlalu tinggi sih, akan tetapi karena sedang puasa dan matahari bersinar terik, kami sangat kelelahan saat sampai di atas.
Akan tetapi sara capek dan haus langsung sirna karena pemandangan dari atas Bukit ini sangatlah indah, sejauh mata memandang, lukisan Tuhan terpampang jelas di depan mata. Cobalah lihat foto foto di bawah ini:
Gili ini hanya merupakan sebuah bukit kecil penuh semak semak dan tidak berpenghuni, biasanya dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk lokasi memancing. Untuk mendapatkan pemandangan yang bagus, kami harus memanjat ke atas bukit ini, sebenarnya tidak terlalu tinggi sih, akan tetapi karena sedang puasa dan matahari bersinar terik, kami sangat kelelahan saat sampai di atas.
Akan tetapi sara capek dan haus langsung sirna karena pemandangan dari atas Bukit ini sangatlah indah, sejauh mata memandang, lukisan Tuhan terpampang jelas di depan mata. Cobalah lihat foto foto di bawah ini:
Pantai Ela-Ela:
Sebuah Gili (tidak tahu namanya)
Gili Layar (dihuni bule Ostrali)
Pantai Ela Ela lagi
Lain Lain:
Gili ini terletak di desa Tawun, Kecamatan Sekotong, Lombok Barat. Untuk dapat sampai harus menggunakan kendaraan pribadi/sewaan karena tidak ada angkutan umum yang sampai sini. Rute yang harus ditempuh adalah Mataram - Gerung - Sekotong - Tawun - Sundancer - TKP (berada di sebelah Sundancer Resort)
Pantai Ela-Ela Lombok Barat
Berawal dari seaching-searching di mbah gugel, mengenai pantai yang indah di daerah sekotong, akhirnya ane menemukan suatu pantai yang cukup eksotis. Yuph, namanya Pantai Ela-Ela (Elaq-Elaq), yang berlokasi di Desa Tawun, Kecamatan Sekotong, dekat dengan Sundancer Resort. Kenapa namanya Ela-Ela? Dalam bahasa Sasak Ela berarti Lidah, karena pantai ini berupa tanjung kecil memanjang, mirip dengan lidah yang sedah menjulur, jadi dinamakan Ela Ela.
Pantai di sini masih sangat alami, pasirnya putih bersih. Pasirnya sangat halus dan bercampur dengan pecahan pecahan karang serta rumah rumah keong, kerang kecil, dll, sangat eksotis. Oia di seberang ujung dari tanjung ini ada sebuah Gili, yang bernama Gili Penyu. Sangat beruntung kamisaat kesini airnya sedang surut sehingga kami bisa menyeberang ke gili penyu dengan berjalan kaki dengan jarak sekitar 200 meter. Oia hampir lupa, disini ternyata banyak sekali bintang laut berceceran, ada ratusan mungkin, sayangnya warnanya cuma satu, mirip dengan pasir warnanya, tidak berwarna warni. Gimana? Tertarik untuk mencobanya? Datanglah....
Pantai di sini masih sangat alami, pasirnya putih bersih. Pasirnya sangat halus dan bercampur dengan pecahan pecahan karang serta rumah rumah keong, kerang kecil, dll, sangat eksotis. Oia di seberang ujung dari tanjung ini ada sebuah Gili, yang bernama Gili Penyu. Sangat beruntung kamisaat kesini airnya sedang surut sehingga kami bisa menyeberang ke gili penyu dengan berjalan kaki dengan jarak sekitar 200 meter. Oia hampir lupa, disini ternyata banyak sekali bintang laut berceceran, ada ratusan mungkin, sayangnya warnanya cuma satu, mirip dengan pasir warnanya, tidak berwarna warni. Gimana? Tertarik untuk mencobanya? Datanglah....
10 August 2011
Manis dan Segar Es Pisang Ijo Khas Makassar
Hmmm segarnya es yang satu ini, Namanya Es Pisang Ijo, yang merupakan salah satu kuliner khas Makassar. Es ini sudah terkenal sampai ke luar Sulawesi, terutama di Pulau Jawa. Untuk di Mataram sendiri bisa menuju ke kedai pariwisata yang berlokasi di Jalan Pariwisata atau belakang RSUP Mataram, yang menjajakan kuliner kuliner khas Makassar.
Menu yang satu ini sangat cocok untuk berbuka puasa, manisnya sirop ditambah segarnya es serut membuat stamina kita kembali full setelah puasa seharian. Es Pisang Ijo ini terdiri dari satu pisang (biasanya pisang raja) yang dibungkus tepung berwarna hijau (hijau dari pandan), dicampur es serut, diguyur sirop merah dan ditambah fla putih (sejenis bubur sum sum). Rasanya manis, segar dan gurih (gurih berasal dari fla). Bagi yang sudah bosan berbuka puasa dengan es buah atau kolak, menu ini dapat menjadi alternatif pilihan, Selamat Mencoba.
Menu yang satu ini sangat cocok untuk berbuka puasa, manisnya sirop ditambah segarnya es serut membuat stamina kita kembali full setelah puasa seharian. Es Pisang Ijo ini terdiri dari satu pisang (biasanya pisang raja) yang dibungkus tepung berwarna hijau (hijau dari pandan), dicampur es serut, diguyur sirop merah dan ditambah fla putih (sejenis bubur sum sum). Rasanya manis, segar dan gurih (gurih berasal dari fla). Bagi yang sudah bosan berbuka puasa dengan es buah atau kolak, menu ini dapat menjadi alternatif pilihan, Selamat Mencoba.
9 August 2011
Gurihnya Coto Makassar
Udah pernah nyobain kuliner yang satu ini? Masakan berkuah nan gurih ini namanya Coto Makassar, yang memang asli dan khas dari Makassar (dulu Ujung Pandang), Sulawesi Selatan. Sebenarnya tidak perlu jauh jauh ke Sulawesi kalau hanya sekedar nyobain kuliner ini, seperti di Mataram, kedai Coto Makassar ada di Jalan Pariwisata atau di belakang RSUP Mataram. Kedai ini memang khusus menyajikan menu menu khas Makassar.
Menu ini terdiri dari semangkok Coto yang terdiri dari jeroan dan kuah kental bersantan, didampingi oleh ketupat dan buras sebagai pengganti nasi. Sebenarnya lidah ane kurang cocok dengan kuah tersebut, jadi ane tidak merasa ketagihan (masalah selera tiap orang berbeda). Namanya juga wisata kuliner, nyoba nyoba menu baru.
Menu ini terdiri dari semangkok Coto yang terdiri dari jeroan dan kuah kental bersantan, didampingi oleh ketupat dan buras sebagai pengganti nasi. Sebenarnya lidah ane kurang cocok dengan kuah tersebut, jadi ane tidak merasa ketagihan (masalah selera tiap orang berbeda). Namanya juga wisata kuliner, nyoba nyoba menu baru.
7 August 2011
Pondok Es Krim "Mon Cheri", Mataram
Berbukalah dengan yang manis, yuph salah satu menu manis dan segar yaitu es krim. Kebetulan Bulan Ramadhan ini di Mataram ada kedai es krim yang baru Opening, namanya Pondok Es Krim (Ice Cream) "Mon Cheri", yang terletak di Jalan Sriwijaya, samping Kura Kura Waterpark, Mataram. Atau lebih jelasnya lihat petanya aja, Klik di sini.
Berbagai menu es krim disediakan (lihat gambar paling atas), harganya lumayan mahal dua puluh ribuan per porsi, tapi memang enak sih. Selain es krim juga disediakan berbagai "Main Course" seperti Sphagetti, Ayam, dll. Tertarik mencoba? Try it..
Berbagai menu es krim disediakan (lihat gambar paling atas), harganya lumayan mahal dua puluh ribuan per porsi, tapi memang enak sih. Selain es krim juga disediakan berbagai "Main Course" seperti Sphagetti, Ayam, dll. Tertarik mencoba? Try it..
(numpang narsis yee)
Bule Berbikini di Pantai Mawun, Lombok Tengah
Lanjutan dari Postingan Pantai Mawun, yang berlokasi di Desa Tumpak, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah. Pantai yang berupa cekungan ini sangatlah indah dengan ombak yang tidak besar sehingga asyik buat mandi dan bemain air. Pantainya bersih, pasirnya putih dan airnya sangat jernih, ditambah beberapa pepohonan dan berugak yang membuat suasana pantai ini adem semilir. Asik buat nyantai dan bermalas malasan tiduran di pinggir pantai di bawah pohon atau di berugak, sambil cuci mata melihat bule bule yang berjemur dengan bikini nya. Bule bule nya cukup berani ya, tidur telungkup, baca buku dan topless. Uppsss, tapi tidurnya telungkup, jadi gak keliatan.. haha, cuma nanti pas dia bangun, lihat saja pasir di bawahnya, pasti ada dua danau buatan. Piss....!!!
6 August 2011
Pantai Mawun, Lombok Tengah
Puasa bukanlah penghalang bagi ane untuk terus meng-explore Pulau Lombok yang eksotik ini. Lokasi tujuan untuk week end ini adalah Pantai Mawun, di Lombok Tengah. Letaknya di sebelah barat Pantai Kuta dan sebelah timur Pantai Selong Belanak, atau dengan kata lain terletak di antara kedua pantai tersebut. Akses menuju Pantai ini sebenarnya sudah Jalan Aspal, akan tetapi berupa aspal hancur, baik dari arah kuta maupun dari arah selong belanak, ancur parah. Sangat disayangkan memang, obyek wisata seindah ini akan tetapi akses menuju ke sana sangat buruk, itulah yang membuat Pulau Lombok tidak bisa semaju tetangganya, yaitu Pulau Bali, padahal kalau dilihat dari keindahan, Pulau Lombok tak kalah indah dibanding tetangganya itu.
Ane dan teman ane ke pantai Mawun melalui rute Mataram - Kediri - Praya - Penunjak - Selong Belanak - Mawun. Sebelum ke mawun, ane mampir dulu ke Pantai Selong Belanak, wah ternyata sekarang pantai ini sudah dipenuhi Bule yang berjemur dan surfing, padahal saat ane ke sini pertama kali, sekitar empat bulan yang lalu, disini masih sepi sekali. Tidak lama ane mampir, karena di sini panas sekali, ane kagak kuat, dan memilih melanjutkan perjalanan.
Wow, kondisi aspal setelah pertigaan Pantai Selong Belanak sangatlah parah, bergelombang dan berlubang lubang. Harus ekstra hati hati agar tidak tergelincir, sepanjang perjalanan kami disuguhi pemandangan yang luar biasa, hijaunya pegunungan, rumah rumah penduduk yang masih sangat tradisional, kerbau kerbau, kambing kambing milik penduduk, serta pantai di sebelah kanan yang indah. Dan akhirnya kami sampai juga di sebuah pertigaan di mana di situ ada papan petunjuk arah dimana kalau kita belok ke kanan, kita menuju Pantai Mawun, langsung dah ane tancap gas menuju pantai tersebut.
Wah ternyata di sini juga sudah ramai oleh wisatawan mancanegara alias bule yang sudah berjajar rapi berbikini, berjemur sambil membaca buku. Ane tengok kanan kiri, hmm ternyata cuma kami yang merupakan wisatawan lokal, semuanya bule. Ada beberapa warga lokal yang menjajakan Kelapa Muda, dan kain. Yang ane suka, mereka tidak memaksa pengunjung untuk membeli seperti di Pantai Kuta Lombok. Di sini ada satu pohon besar yang bisa digunakan untuk berteduh (lihat ganbar di bawah) dan beberapa berugak yang bisa dimanfaatkan pengunjung.
Ane dan teman ane ke pantai Mawun melalui rute Mataram - Kediri - Praya - Penunjak - Selong Belanak - Mawun. Sebelum ke mawun, ane mampir dulu ke Pantai Selong Belanak, wah ternyata sekarang pantai ini sudah dipenuhi Bule yang berjemur dan surfing, padahal saat ane ke sini pertama kali, sekitar empat bulan yang lalu, disini masih sepi sekali. Tidak lama ane mampir, karena di sini panas sekali, ane kagak kuat, dan memilih melanjutkan perjalanan.
Wow, kondisi aspal setelah pertigaan Pantai Selong Belanak sangatlah parah, bergelombang dan berlubang lubang. Harus ekstra hati hati agar tidak tergelincir, sepanjang perjalanan kami disuguhi pemandangan yang luar biasa, hijaunya pegunungan, rumah rumah penduduk yang masih sangat tradisional, kerbau kerbau, kambing kambing milik penduduk, serta pantai di sebelah kanan yang indah. Dan akhirnya kami sampai juga di sebuah pertigaan di mana di situ ada papan petunjuk arah dimana kalau kita belok ke kanan, kita menuju Pantai Mawun, langsung dah ane tancap gas menuju pantai tersebut.
Wah ternyata di sini juga sudah ramai oleh wisatawan mancanegara alias bule yang sudah berjajar rapi berbikini, berjemur sambil membaca buku. Ane tengok kanan kiri, hmm ternyata cuma kami yang merupakan wisatawan lokal, semuanya bule. Ada beberapa warga lokal yang menjajakan Kelapa Muda, dan kain. Yang ane suka, mereka tidak memaksa pengunjung untuk membeli seperti di Pantai Kuta Lombok. Di sini ada satu pohon besar yang bisa digunakan untuk berteduh (lihat ganbar di bawah) dan beberapa berugak yang bisa dimanfaatkan pengunjung.
Penambang Belerang di Kawah Ijen, Banyuwangi
Masih ingat postingan sebelumnya tentang Kawah Ijen di Banyuwangi? Kalau lupa atau belum membaca, coba deh KLIK DI SINI. Yuph di kawah ijen terdapat sumber belerang yang dimanfaatkan warga sekitar dengan menambangnya. Cara penambangannya sangatlah manual, tidak menggunakan teknologi apapun. Para penambang berjalan kaki dari kaki gunung di daerah Paltuding membawa dua keranjang bambu yang dihubungkan oleh bilah batang bambu dan dipanggul di pundaknya, mereka naik ke gunung yang berjarak 3 KM dengan kemiringan yang cukup curam, setelah sampai puncak, mereka harus turun sampai ke kawah yang kira kira sedalam 200 M dengan jalan yang lebih luar biasa susah.
Setelah mendapat buruannya, mereka menaiki kawah lagi, kemudian turun, setelah sampai di pondokan, dekat rumah bundar, mereka menimbang hasil buruannya, kemudian turun lagi sampai ke kaki gunung.
Saat ane melihat pertama kali, wow ane sangat terkesima, bayangkan ane yang naik tanpa beban aja susahnya minta ampun, istirahat berkalikali karena pegel kaki ane diakibatkan curamnya jalan tersebut. Lha mereka sambil membawa dua keranjang penuh belerang di pundaknya, ckckckck, sungguh berat perjuangan mereka demi tetap mengebulnya dapur keluarga mereka, dan ane rasa penghasilan mereka tak sebanding dengan perjuangan dan pengorbanan mereka. Resiko yang membayangi mereka sangatlah besar, bisa saja mereka terpeleset di jalan, kemudian masuk jurang, atau masuk ke dalam kawah belerang.
Nah di bawah ini ada beberapa foto mengenai Penambang di Kawah Ijen :
4 August 2011
Bocah Penerjun di Pelabuhan Ketapang
Saat melihat dua bocah hanya bercelana pendek, bertelanjang dada jalan jalan di kapal Ferry di Pelabuhan Ketapang, ane jadi teringat masa masa SMA saat study tour ke Bali bersama temen-temen SMA, saat berada di kapal ferry, ada beberapa bocah yang hanya bercelana pendek meloncat dari kapal untuk mengambil koin koin yang dilempar oleh penumpang ke Laut, dengan semangat mereka meloncat, terjun bebas ke laut hanya untuk satu keping koin. Hmm betapa berat perjuangan mereka untuk mendapatkan koin yang paling hanya buat jajan mereka sehari hari. Padahal laut disitu dalam. Wah kuat juga mereka berenang yaa.
Sore ini juga, namun ada dua perbedaan, yang pertama sekarang mereka hanya berdua, sedangkan dulu lumayan banyak. Dan perbedaan yang kedua adalah dulu yang dilempar koin, mereka pasrah aja penumpang kapal mau melempar koin sejumlah berapa, akan tetapi kemaren, eh bocah itu minta dilempar uang lima ribu, hahai kecil kecil udah negerti duit ya, hmm karena kasihan akhirnya ane lempar juga uang lima ribu rupiah, yah itung itung amal dah. Dengan sigapnya anak itu berenang mengejar uang yang ane lemparin ke laut, dia berusaha agar uangnya tidak diambil oleh teman nya.
Sore ini juga, namun ada dua perbedaan, yang pertama sekarang mereka hanya berdua, sedangkan dulu lumayan banyak. Dan perbedaan yang kedua adalah dulu yang dilempar koin, mereka pasrah aja penumpang kapal mau melempar koin sejumlah berapa, akan tetapi kemaren, eh bocah itu minta dilempar uang lima ribu, hahai kecil kecil udah negerti duit ya, hmm karena kasihan akhirnya ane lempar juga uang lima ribu rupiah, yah itung itung amal dah. Dengan sigapnya anak itu berenang mengejar uang yang ane lemparin ke laut, dia berusaha agar uangnya tidak diambil oleh teman nya.
3 August 2011
Trip ke Gunung Bromo
Postingan ini masih dalam rangka Touring Menyambut Ramadhan, dimana hari pertama kami Mendaki Kawah Ijen, dan hai kedua, kami mendaki Gunung Bromo.
Perjalanan kami awali dari Kota Malang, tempat persinggahan kami yang datang dari Mataram, rencananya kami meluncur dari Malang hari Minggu pagi dini hari, untuk mengejar Sunset di minggu paginya, akan tetapi karena sesuatu dan lain hal (sopirnya kecapekan), akhirnya kami berangkat ke Bromo Minggu pagi. Kami melalui pintu dari Pasuruan, perjalanan dari Malang tidak terlalu lama, kurang lebih satu setengah jam dengan jalan mulus.
Setelah memasuki kawasan wisata Bromo, jalanan mulai menanjak, dan berkelak kelok dengan pemandangan pegunungan hijau di kanan kiri, sangatlah indah menawan hati, berikut beberapa fotonya :
Perjalanan kami awali dari Kota Malang, tempat persinggahan kami yang datang dari Mataram, rencananya kami meluncur dari Malang hari Minggu pagi dini hari, untuk mengejar Sunset di minggu paginya, akan tetapi karena sesuatu dan lain hal (sopirnya kecapekan), akhirnya kami berangkat ke Bromo Minggu pagi. Kami melalui pintu dari Pasuruan, perjalanan dari Malang tidak terlalu lama, kurang lebih satu setengah jam dengan jalan mulus.
Setelah memasuki kawasan wisata Bromo, jalanan mulai menanjak, dan berkelak kelok dengan pemandangan pegunungan hijau di kanan kiri, sangatlah indah menawan hati, berikut beberapa fotonya :
Tidak berapa lama, setelah melewati rumah rumah penduduk di sepanjang jalan (jadi inget FTV di SCTV yang syuting di bromo beberapa bulan lalu), kami sampai di sebuah pintu gerbang, di situ kami dihentikan oleh beberapa orang, dan ditawari untuk naik mobil jeep Hard Top, karena mobil pribadi memang dilarang masuk ke lautan pasir sejak setahun yang lalu (kecuali motor), dikarenakan dulu pernah ada mobil pribadi yang tenggelam di lautan pasir.
Mereka menawarkan dua paket perjalanan, dimana dengan tujuan dua objek (lautan pasir dan penanjakan satu) kena tarif Rp 350.000,00 dan bila empat objek (lautan pasir, penanjakan 1 dan 2, ditambah pasir berbisik) tarifnya Rp 600.000,00 . Dikarenakan waktu kami mepet, kami memilih yang paket pertama. Tanpa panjang lebar, kami pun langsung naek jeep, dan diantar langsung ke lautan pasir.
Dikarenakan pagi pagi sekali kami berangkat dari Malang, dan belum sempat makan, kami pun sarapan dulu di tengah lautan pasir, di sini ada beberapa penjual yang menjajakan makanan kecil, minuman, mie rebus, pop mie, juga nasi pecel. Setelah kenyang kami menyempatkan foto foto :
Kemudian berjalan ke arah Gunung Bromo nya, untuk naik ke puncak, dalam perjalanan tersebut di samping kanan terdatat Gunung Batok yang menjulang tinggi dengan kokohnya, dan di samping kiri terdapat pura yang seluruh bagiannya tertutup pasir, sehingga berwarna abu abu. Berikut foto fotonya :
Tidak berapa lama kami berjalan di tengah terjangan angin bercampur pasir yang menyesakkan nafas dan mengganggu penglihatan, kami pun sampai di kaki Gunung Bromo, dimana sudah terdapat tangga yang menjulang tinggi ke arah mulut kawah Gunung Bromo, tangga ini cukup curam, dan tertutup pasir pada anak tangganya, sehingga cukup berbahaya juga karena bisa tergelincir terpeleset pasir, berikut ini fotonya :
Mereka menawarkan dua paket perjalanan, dimana dengan tujuan dua objek (lautan pasir dan penanjakan satu) kena tarif Rp 350.000,00 dan bila empat objek (lautan pasir, penanjakan 1 dan 2, ditambah pasir berbisik) tarifnya Rp 600.000,00 . Dikarenakan waktu kami mepet, kami memilih yang paket pertama. Tanpa panjang lebar, kami pun langsung naek jeep, dan diantar langsung ke lautan pasir.
Dikarenakan pagi pagi sekali kami berangkat dari Malang, dan belum sempat makan, kami pun sarapan dulu di tengah lautan pasir, di sini ada beberapa penjual yang menjajakan makanan kecil, minuman, mie rebus, pop mie, juga nasi pecel. Setelah kenyang kami menyempatkan foto foto :
Kemudian berjalan ke arah Gunung Bromo nya, untuk naik ke puncak, dalam perjalanan tersebut di samping kanan terdatat Gunung Batok yang menjulang tinggi dengan kokohnya, dan di samping kiri terdapat pura yang seluruh bagiannya tertutup pasir, sehingga berwarna abu abu. Berikut foto fotonya :
Pura
Tidak berapa lama kami berjalan di tengah terjangan angin bercampur pasir yang menyesakkan nafas dan mengganggu penglihatan, kami pun sampai di kaki Gunung Bromo, dimana sudah terdapat tangga yang menjulang tinggi ke arah mulut kawah Gunung Bromo, tangga ini cukup curam, dan tertutup pasir pada anak tangganya, sehingga cukup berbahaya juga karena bisa tergelincir terpeleset pasir, berikut ini fotonya :
Tidak berapa lama, kami sampai juga di puncak Bromo, wah ternyata tidak seperti yang ane bayangkan, suasana di atas sungguh tidak nyaman, angin bertiup kencang dengan membawa pasir, sedangkan dari bawah kawah ada asap yang baunya menyengat. Sungguh tidak ingin berlama lama di atas, setelah mengambil foto, kami pun lansung turun, sepertinya tidak ada lima menit kami di atas.
Kami langsung menuju tempat mobil jeep kami parkir, kemudian melanjutkan perjalanan ke Penanjakan 1, lokasi ini terletak di pegunungan di sebelah Gunung Batok, di sini kami bisa melihat lautan pasir dari atas, gunung batok serta gunung bromo secara berdampingan. Tidak lupa kami foto foto untuk mengabadikan lukisan Tuhan yang indah ini.
Setelah puas menikmati pemandangan dari atas penanjakan, kami pun memutuskan untuk turun ke tempat parkiran tadi, dan melanjutkan perjalanan pulang ke Mataram, karena besok sudah harus masuk kerja lagi. Hmmm perjalanan kali ini sungguh luar biasa, mendaki dua Gunung dalam dua hari berturut turut. Oia, berikut ini ada foto foto lengkap Kru Petualang kami, beranggotakan lima orang :
Gimana keren keren kan? hahai, oia jangan lupa, pesen ane kalo ke sini mending pas pagi hari, saat belum ada angin, dan jangan lupa bawa masker untuk penutup hidung dan mulut. Thanks and keep touring.