Ahhhh... Libur telah tiba, libur telah tiba... Horee, Hore... !!! Haha, lagu itu memang pas dinyanyiin week end ini, akhirnya bisa juga liburan akhir pekan buat ngilangin stres mikirin kerjaan.
Ya, tujuan weekend kali ini adalah Gili Air lagi dan lagi, dihitung hitung sih udah 2 kali ke gili air, sekali nginep, sekali cuma mampir makan. Dan udah pernah ku posting juga mengenai Gili Air (yang season 1).
Sabtu pagi jam 07.30 WITA saya sudah meluncur menuju Pelabuhan Bangsal di daerah Pemenang, Lombok Utara. Dikarenakan public boat ke Gili Air cuman ada saat pagi (tidak seperti ke Trawangan yang ada setiap saat), saya pun memacu kendaraan dengan kecepatan penuh, alhasil Mataram - Pelabuhan Bangsal bisa ditempuh dalam waktu 1 jam kurang. Saya pun langsung menuju tempat penjualan tiket, alhamdulilah masih ada kapal. Untuk menyeberang ke Gili Air, tiketnya cukup 8 ribu rupiah saja, dan saya pun menjadi orang pertama yang beli tiket, akibatnya saya harus nunggu penuh dulu baru jalan kapalnya, sekitar 25 orang.
Setelah setengah jam menunggu, jam 9 lebih dikit kapal pun siap berangkat. Namun malang tak dapat disangka, kapalnya udah penuh dengan logistik seperti telur, air galon, bermacam sayuran, tabung elpiji, dan berbagai kebutuhan rumah tangga. Memang sih semua logistik di Gili Air di pasok dari Pulau Lombok. Tapi ya sebaiknya di pisah lah antara kapal barang dan kapal penumpang, gile aje bagian tengah yang harusnya buat pijakan kaki penuh oleh barang barang, argghhh mau ditaruh mana kaki kaki ini.....
15 menit berselang, sampailah kita di Gili Air. Suasana hangat pun menyambut kami dengan suara ombaknya yang khas serta kicauan burung Gili yang seakan akan bahagia akan kedatangan kami.
15 menit berselang, sampailah kita di Gili Air. Suasana hangat pun menyambut kami dengan suara ombaknya yang khas serta kicauan burung Gili yang seakan akan bahagia akan kedatangan kami.
Seperti sebelumnya, kali ini saya menginap lagi di Omah Gili, kenapa saya pilih Omah Gili? Selain tempatnya yang bersih, nyaman, tenang dan asri, pelayanan di sini memuaskan, jadi sulit rasanya pilih tempat nginep yang lain, udah sreg. Dari pelabuhan gili air, kita harus berjalan ke arah kanan sekitar 700 meter, setelah sampai di Sunrise, kita masuk gang kecil ke kiri sekitar 150 meter, dan pagar pagar bambu khas Omah Gili pun menyambut kita.
Ada pemandangan lain di sini, dulu pas pertama kali ke Omah Gili, baru jadi 4 lumbung. Sekarang sudah ada tambahan 4 geladak dengan ukuran lebih kecil, lobi yang nyaman serta kolam renang yang cantik di depan lobi. Kali ini saya pilih geladak, untuk nyobain suasananya dan merasakan bedanya dengan lumbung. Ternyata Geladak dengan Lumbung sama nyaman nya, cuma beda ukuran aja, geladak lebih kecil serta tak ada lotengnya. Overall pas lah buat 2 orang... Sedangkan lumbung terlalu luas buat 2 orang. Ini nih foto foto Geladak Omah Gili beserta jeroan nya:
Setelah istirahat dan nyantai nyantai di Omah Gili, saya pun beranjak menuju pantai. Bukan untuk berenang ataupun mancing, tapi untuk mencari sarapan sekalian makan siang. Lha paginya gak sempet sarapan demi ngejar kapal pagi jam 9. Pilihan jatuh ke Blues Corner Cafe yang berada di deket Manta Dive. Ini nih menu sarapan sekaligus makan siang hari ini :
Setelah istirahat dan nyantai nyantai di Omah Gili, saya pun beranjak menuju pantai. Bukan untuk berenang ataupun mancing, tapi untuk mencari sarapan sekalian makan siang. Lha paginya gak sempet sarapan demi ngejar kapal pagi jam 9. Pilihan jatuh ke Blues Corner Cafe yang berada di deket Manta Dive. Ini nih menu sarapan sekaligus makan siang hari ini :
Makanan yang lezat ditambah pemandangan di depan mata yang luar biasa membuat susah untuk beranjak dari tempat ini, padahal jadwal berikutnya setelah makan adalah snorkling. Huftt...udah pewe di sini..
Demi menjaga kedisiplinan akan jadwal, akhirnya saya kesampingkan posisi pewe yang saya rasakan di cafe ini. Beranjaklah saya menuju tempat penyewaan alat snorkling. Berbekal snorkle dan kamera underwater saya siap mengarungi pantai Gili Air, menikmati indahnya Gili di bawah air. Sayang sekali sudah kesorean, cahaya yang masuk ke air mulai berkurang jadi agak gelap, serta ombaknya mulai besar, sehingga susah untuk berenang mengarahkan badan menuju lokasi yang diinginkan. Akhirnya pasrah saja mengikuti kemana arus membawa badan ini, untungnya arah arus kesamping mengikuti garis pantai, bukan ke tengah.
Memang tidak banyak ikan serta terumbu karang di lokasi ini, terang saja lah di sini banyak kapal/perahu yang berlabuh serta melempar jangkar sembarangan. Sangat disayangkan ya, karena bisa merusak terumbu karang. Harusnya sih lokasi snorkling gini bebas dari perahu perahu yang berlabuh.
Hari beranjak sore, tak sempat saya menikmati sunset di pulau ini, karena di sini posisinya ada di timur pulau, jadinya kalau mau sunset-an harus memutar pulau dengan naik sepeda atau cidomo. Tak mungkin jalan kaki, karena bisa malem sampainya -__- Ya sudah, sebagai gantinya, saya pun kembali ke Omah Gili dan nyebur ke kolam renangnya. Brrrr dingin.....
Malam harinya hanya diisi dengan makan malam di pinggir pantai. Ya beginilah kondisi Gili Air, no party gak seperti saudaranya Gili Trawangan yang selalu ramai oleh hingar bingar dunia malam. Hmm tapi justru ini yang saya cari "ketenangan". Saya pilih Cafe Paradiso 2. Tapi sayang sekali malam ini angin nya lumayan besar, suasana dan tempat yang romantis pun berubah 180 derajat, lampu di atas berugak goyang goyang, angin berhembus kencang dari arah pantai serta dingin yang menusuk tulang, bahkan teh hangat yang saya pesan pun tak ada efek nya bagi tubuh, 5 menit berselang teh nya pun menjadi dingin, tak hangat lagi -___- . Ini nih menu makan malam kali ini :
Hari berganti, pagi menjelang. Bangun pagi ku disambut oleh kicauan burung burung yang hidup bebas di alam Gili. Kulangkahkan kaki menuju pantai dengan mata terkantuk kantuk demi menikmati indahnya Sunrise di ufuk timur. Alhamdulilah pemilihan waktu yang tepat, tidak berapa lama duduk di pantai, perlahan sang mentari muncul dari Horison. Indahnyaaa Sunrise Gili Air :
Hari beranjak siang, saya pun kembali ke Omah Gili tidak lain tidak bukan, untuk menikmati sarapan. Perut kenyang, tenaga full, saatnya Snorkling lagiiii... Yeyeye, semoga pagi ini ombaknya bersahabat tidak seperti sore kemaren. Lokasi snorkling masih sama ama kemaren, di depan Sunrise Resort. Pagi ini ombaknya lebih tenang, jadi saya bisa kesana kemari tanpa terbawa arus.
Hari pun mulai siang, saatnya Check out dari Omah Gili. Saya pun bergegas balik hotel, mandi beres beres packing dan chek out. Sebelum balik Lombok, saya nyempetin makan dulu di Zip Bar sembari menikmati turis turis alias bule yang asyik menjemur badannya dengan pakaian yang sangat minim.. huhu Vitamin..... glek....
Ada sekitar 3 jam lebih saya nongkrong di Berugaknya Zip Bar, sampai tertidur saking nyaman nya. Saatnya pulang ke Lombok....... Yeah. Sore sore gini kapalnya cuma manusia, tanpa sayuran dan logistik. Alhamdulilah, nyaman. 15 menit berselang sampailah di Pelabuhan Bangsal, Lombok. Masih terlihat gili air dari kejauhan, rasanya berat meninggalkan pulau kecil itu dengan segala keindahannya.. Dan yang pasti suatu saat, saya pasti kembali ke sana lagi....
Oleh Oleh Foto Foto di Gili Air (selamat menikmati) :
jangan lupa follow twitter kita @lombokkita untuk all about Lombok
LOMBOK itu INDAH