22 September 2012

Pameran Alat Musik Tradisional di Museum NTB

Symphoni Nusantara

"Pada mulanya adalah sunyi, lalu tercipta bunyi. Benda benda dan partikel saling beradu membentuk persenyawaan hingga tercipta harmoni dari suara dan nada yang saling berkelindan. Dalam buaian harmoni itulah kita saling mengenal dan mengekalkan tanda hingga sebuah keajaiban bernama bahasa dan irama tersusun dan terus bergerak memperluas cakrawala yang kita huni. Demikianlah Indonesia disusun dari harmoni Nusantara yang terus berdialog dalam aransemen budaya hingga terbangun symphoni kebangsaan yang saat ini kita banggakan. Musik mengajarkan kita membangun symphoni dalam harmoni yang damai."

Yuph, itu adalah kutipan yang tertera di dinding Museum NTB. Kalimat indah itu dipajang di dinding Museum dalam rangka Pameran Alat Musik Tradisonal Nusantara yang berlangsung dari tanggal 15 - 30 September 2012.

Pameran ini merupakan event ke-3 yang digelar setelah di Museum Nasional Jakarta pada 2010, dan Museum Negeri Jambi pada 2011, yang menampilkan ratusan jenis alat musik dari 29 museum negeri di Indonesia. Pameran alat musik tradisional nusantara 2012 ini menekankan symphoni nusantara yang mengusung visi dialog budaya tanpa batas ruang etnisitas. Selain memamerkan alat musik tradisional, juga digelar diskusi permuseuman dan dunia pendidikan, pentas musik tradisional dan rapat penentuan tuan rumah pameran alat musik tradisional nusantara tahun berikutnya. Kegiatan tersebut bertujuan memperkenalkan keberagama alat musik nusantara secara lebih luas, sebagai bukti peradaban bangsa. 

Nih beberapa alat musik yang dipajang di Museum NTB pada pameran kali ini :
1. Burdah/Gendang Oku
Burdah dimainkan sebagai pengiring lagu bernuansa Islam seperti barzanji saat acara keagamaan yang dapat dimainkan tunggal ataupun berkelompok (Koleksi Museum Balaputradewa Sumatera Selatan)


2. Gendang Silat
Berupa gendang berkepala ganda. Digunakan sebagai pengatur irama dalam mengiringi lagu, sebagai penentu dan pengubah gerak tari pada tari silat (Koleksi Museum Sang NIla Utama Riau)


3.Gong
Dimainkan untuk mengiringi alat musik lain, terbuat dari bahan perunggu atau kuningan


4. Geduk
Serupa dengan gendang yang pada bagian kedua sisinya ditutupi dengan membran dari kulit binatang dan diikat dengan tali rotan.


5. Calung Bungbung
Awalnya merupakan permainan masyarakat pedesaan yang bertujuan untuk menghibur diri, dimainkan oleh remaja atau pria dewasa disela kesibukan mengolah sawah.


6. Sape
Alat musik petik dengan dua senar. Pada bagian puncak biasanya dihiasi dengan motif naga yang merupakan hewan mistik bagi masyarakat dayak. (Koleksi Museum Negeri Prov. Kalimantan Barat)


7. Sampek
Alat musik petik yang memiliki tiga senar. Biasanya bagian puncak sampek dihias dengan ornamen kepala buring Enggang yaitu hewan sakral masyarakat Dayak Kenyah. (Koleksi Museum Mulawarman Kalimantan Timur)


8. Amyen/Trompet (atas) dan Yi (dua bawah)
Amyen adalah alat musik tiup yang digunakan untuk mengiringi tarian dan memanggil serta memberi tanda bahaya saat perang. (Koleksi Museum Loka Budaya Uncen Papua). Sedangkan Yi digunakan untuk memanggil penduduk dan juga untuk mengiringi acara tari tarian (Koleksi Museum Negeri Provinsi Papua)


9. Kadire (kiri) dan Keledi (kanan)
Termasuk alat musik tiup. Sumber bunyinya berasal dari tempurung kelapa yang berfungsi sebagai pengatur nada. Dimainkan saat upacara adat masyarakat Dayak Kenyah (Koleksi Museum Mulawarman Kalimantan Timur), Sedangkan Keledi dibuat dari buah labu yang sudah tua kemudian dikeluarkan isinya, direndam selama satu bulan dan selanjutnya dikeringkan (Koleksi Museum Negeri Prov. Kalimantan Barat)



Dan masih banyak lagi alat alat musik yang dipamerkan. Mau tahu lebih lanjut? Silakan menuju ke Museum NTB di Jalan Panjitilar Negara, Mataram. Masih ada waktu sampai tanggal 30 September 2012, buka setiap hari mulai jam 08.00 - 18.00 WITA.


jangan lupa follow twitter kita @lombokkita untuk all about Lombok
LOMBOK itu INDAH

No comments:

Post a Comment

Silakan Meninggalkan Jejak di Kolom Komentar