20 September 2012

Pesona Pantai Pengantap, Sekotong Lombok Barat

Setelah sukses menginjakkan kaki di Pantai Tomang-Omang, Pantai Serangan, dan Pantai Torok yang notabene pantai sejalur di Pantai Selatan Lombok, petualangan kali ini berakhir di Pantai Pengantap, yang sudah masuk wilayah Sekotong, Lombok Barat.

Sungguh sungguh tidak mudah jalur yang harus dilalui dari Pantai Torok menuju Pantai Pengantap ini, tanjakan terjal dengan kondisi jalan yang rusak diikuti turunan terjal dengan kondisi tanah yang sama, dan itu bukan cuma sekali dua kali, tapi berkali kali naik turun pegunungan. Luar Biasa perjuangannya....

Keindahan pantai ini sudah terlihat jauh sebelum kaki menginjakkan di pasirnya, yaitu di bukit di utara pantai pengantap ini, yang kebetulan untuk menuju ke pantai pengantap harus lewat bukit ini, di situlah saya berhentikan kendaraan sebentar, untuk sekedar menikmati keindahan Pantai Pengantap dari atas. Terlihat semacam pulau kecil yang hanya terdiri dari pasir berwarna putih di perairan pantai tersebut. Subhanallah, cipta karya kreasi Sang Maha Kuasa.


Setelah menginjakkan kaki di pasirnya Pantai Pengantap, terlihatlah hamparan warna coklat di sepanjang garis Pantai Pengantap, wah ternyata Pantai Pengantap ini dijadikan tempat pembudidayaan rumput laut oleh warga setempat. Rumput laut tersebut tertata rapi dalam petak petak yang terbuat dari tali yang diikatkan pada kayu yang ditancapkan kuat ke pasir.


Pada saat itu ada dua orang ibu dan seorang anak kecil lagi mungutin sesuatu di sekitar petak petak rumput laut yang, mereka menggunakan alat semacam serokan untuk menangkap ikan. Saya jadi merasa sedikit aneh dengan kegiatan mereka, karena mereka tidak mengambil rumput laut di petak petak nya, melainkan di sekelilingnya. Saya pun sedikit bertanya pada ibu itu, tak disangka ibu itu cuma noleh, gak berkata apapun. Melihat ketidaknyamanan pada ibu itu, saya pun menjauh dan berjalan ke arah kanan, menuju ibu ibu juga yang sedang mengambil rumput laut dari petak petak.


Berbeda dengan ibu ibu yang pertama tadi, ibu ini mengambil langsung rumput yang tertata rapi pada tali yang tertambat pada kayu, jadi mengambilnya langsung ama talinya, hanya meninggalkan kayu yang masih tertancap di pasir. Kami ngobrol ngobrol sebentar, ibu ini sangat ramah dalam menjawab segala pertanyaan kami. Dari ibu itu diketahui bahwa umur rumput laut ini gak sampai sebulan udah bisa dipanen, dijual untuk bahan makanan, sedangkan rumput laut yang rusak, dijual untuk bahan baku kosmetik.


Tak lupa kami pun menanyakan mengenai gundukan pasir yang membentuk pulau kecil yang berada sekitar 300 meter dari bibir pantai. Wah ternyata kami boleh berjalan ke pualu pasir kecil itu.. Yeyeyeye, kami pun langsung  meluncur ke sana. Di tengah tengah perjalanan, kami bertemu dengan seorang bapak yang sedang panen juga, beliau menggunakan kapal kecil untuk mengangkut hasil panen rumput laut ke pinggir, selain itu juga seorang anak muda yang sedang membawa hasil panen rumput laut, kayaknya sih anak nya.



Sebelum sampai ke pulau pasir itu, kami bertemu dengan Bintang Laut lucu, biasanya sih banyak berkelompok, tapi ini cuma satu. Yihaaa kami pun menyempatkan foto foto bersama  si Patrick itu :


Tak berapa lama, kamipun sampai juga di Pulau Pasir kecil ini. Setelah naruh barang barang, kami pun segera berkeliling pulau kecil ini mencari sesuatu yang baru. Ini nih hasil penemuan kami di pulau kecil ini :

Segenggam Rumput Laut

HItam Hitam itu Hidup

Rumah nya Lunak ~ Aneh ~ Biasanya Keras

Gak Tahu Namanya

Gak tahu namanya juga

Bentuknya mirip Laba Laba

Banyak Burung juga

Bebatuan di Tengah Laut

Ternyata di sini banyak juga rumput laut yang sepertinya terbawa ombak dari petak petak tadi, oleh temen ku , rumput laut itu dikumpulin, dan dimasukin tas, haha, mau buat es rumput laut katanya :


Setelah puas mengelilingi pulau kecil ini, kami pun kembali ke pinggir pantai, untuk pulang. Di tengah perjalanan, kami melihat ada seorang lelaki yang sedang memasang kayu di pasir dengan memukul mukul menggunakan palu agar tertancap di pasir


Wuhuuu, Pantai Pengantap menjadi penutup #JelajahLombok kali ini. Pantai yang luar biasa, perjuangan yang luar biasa dan pengalaman baru yang luar biasa. Berikut beberapa foto foto lain di Pantai Pengantap :

















jangan lupa follow twitter kita @lombokkita untuk all about Lombok
LOMBOK itu INDAH

2 comments:

Silakan Meninggalkan Jejak di Kolom Komentar