19 April 2014

Nyampai Pantai Cemara Gegara Nyasar

Kisah ini berawal ketika saya, istri dan ke lima saudara/keluarga istri saya berencana menghabiskan akhir pekan ke Tanjung Ringgit dan Pantai Tangsi (Pink), saya yag udah berkali kali kesana didaulat sebagai penunjuk jalan, dengan menggunakan mobil sewaan (nyewa karena kasihan mobilnya kalau pake mobil sendiri, jalan ancur), kami meluncur pagi hari dari Kota Mataram, nah pas udah memasuki wilayah Jerowaru eh saya tertidur, ya mungkin karena kecapekan atau karena keenakan digoyang goyang jalanan yang agak gak mulus. Pas bangun eh ternyata mobilnya udah mau nyampai di pantai cemara, udah kelihatan itu pantainya di depan, saya langsung ngeh kalau itu pantai cemara karena banyak pohon cemara di situ.

Makan siang di Berugak
Langsung dah saya bilang "eh kita kelolosan nih, ini sih pantai cemara" (dengan logat niru logat sasak ~ kelolosan artinya kebablasan), trus yang lain jadi pada bingung dah mau terus atau mau balik. Yaa daripada balik, saya putuskan untuk terus aja, toh mereka mereka ini juga pada belum pernah ke pantai cemara ini (padahal mereka semua asli pulau ini, hihihi)

Yang membedakan dari sebelumnya adalah, sekarang pantai cemara udah dikelola dengan baik ama warga sekitar, udah ada beberapa berugak untuk bersantai dan satu toilet umum, saya inget bener kalau tempat bangunan baru ini dulunya hanya padang ilalang tak terurus. Nah untuk menikmati berugak ini, penjaga nya mengenakan tarif 20 ribu sepuasnya.

Berhubung udah pada kelaparan, alhasil kami manfaatkan berugak ini untuk makan makan, lumayan gak kepanasan. setelah pada kekenyangan baru dilanjutin dengan foto foto di pantai nya.



Perjalanan kemudian dilanjutkan sesuai rencana awal yaitu menuju Tanjung Ringgit dan Pantai Tangsi, kali ini saya mencoba gak tidur, yaa biar gak kesasar lagi, hohoho sekalian ngelihat ekspresi mereka saat naik mobil dengan kondisi jalan yang gak bersahabat (dibaca "ancur") sejauh sekitar 12 kilometer. Hahahah seperti yang saya duga mereka pada mengeluh...

Setelah perut lumayan mules digoyang goyang jalan ancur ini, akhirnya kita sampai juga di Tanjung Ringgit, gak ada perubahan sama sekali di tanjung ringgit ini dari kunjungan sebelumnya, masih alami tanpa penjaga dan tanpa tiket masuk, gratis tis.

Saya langsung mengajak mereka ke spot pohon peneduh, yaitu satu pohon yang berada di tengah tengah spot tanjung ringgit, keberadaan pohon ini memang selalu dimanfaatkan para pengunjung yang datang, karena bila kita ada di bawahnya dijamin kita gak akan merasa kepanasan, justru malah adeeeemm...

Seperti biasa, acara utama nya yaitu foto foto, yuhuu... :


di bawah pohon peneduh... pohon surgaa...

Lanjut ke tujuan puncak, yaitu pantai tangsi alias pantai pink, sebelum masuk ke pintu gerbangnya, saya ngasih penjelasan dulu ke mereka bahwa jalur masuknya itu lebih wow, menurun dan ancur... hihihi biar gak kaget sih nanti.. Dan alhamdulilah driver kita si kang Oyan bisa dengan lancar melaluinya meskipun ada teriakan teriakan dikit pas menuruni jalur itu...

Tiker dipasang, cemilan cemilan dikeluarin semua, dan tataaaaa ibu ibu pada tidor kecapekan, hadehhh.... Alhasil cuma saya dan oyan yang turun berenang snorklingan.



Ahhh tapi sayang, gak bagus underwaternya kalau cuma di pinggir pinggir gini, bagusnya sih memang naik perahu ke pantai sebelah kanan (pantai sowan), di sini airnya keruh bercampur pasir, arusnya lagi besar (biasanya sih enggak), trus isinya banyakan rumput, terumbu karangnya banyak yang mati, banyak anemon sih tapi gak ada nemo nya, lah jangankan nemo, ikan ikan yang lain aja gak ada, sepi bro... Yaudah akhirnya saya pilih balik ke darat aja.

Weleh ternyata yang lain asyik tidor di tiker (tidur beneran), yaudah kita bertiga (bareng oyan dan jerry) milih trekking ke bukit di kanan pantai ini. Ada beberapa berugak di atas bukit ini dan banyak pemancing, disini enak, banyak pohon di pinggiran tebing, jadi gak panass.




Hosh hosh hosh, meski cuma naik bukit ini ternyata capek juga yaa, panas pula,,, wooh enak nih langsung nyebur ke kolam renang Suranadi *mimpi

Karena udah sore menjelang gelap, kita langsung cabut menuju mataram, serem gan kalau di jalan ancur ini gelep gelepan.. Dan seperti yang saya duga sebelumnya, mereka pada kapok ngelewatin jalan rusak ini, mau sih dia kembali kesini tapi kalau jalannya udah bagus, hohohoho...



jangan lupa follow twitter kita @lombokkita untuk all about Lombok
LOMBOK itu INDAH

5 comments:

  1. Jalanannya ngak benget, bikin pantat tepos hehehe tapi mmg keren banget

    ReplyDelete
  2. Tebingnya keren banget... seandainya ada jalan naik pastu gue nyebur dari tebing

    ReplyDelete
    Replies
    1. idem, sebenernya pengen lompat, tapi bingung naeknya nanti :)

      Delete
  3. Jangan sampai penunjuk jalannya yang gak tau jalan hehe, juskid..

    ReplyDelete

Silakan Meninggalkan Jejak di Kolom Komentar