Hari ini (Jumat, 20 Maret 2015) ada dua event seru di Kota Mataram yang merupakan rangkaian Perayaan menyambut Hari Raya Nyepi besok, yaitu Pawai Ogoh-ogoh dan Perang Api (Bobok). Karena ini hari kerja dan aku udah pernah nonton Ogoh ogoh, jadinya event yang pertama ku-skip untuk ditonton.
Nah baru sore harinya, setelah pulang kerja, aku bareng satu temenku (sebut saja Cacok), langsung meluncur dari kantor dengan masih memakai baju batik menuju TKP yaitu di persimpangan Negarasakah, Cakranegara (sebelah barat perempatan Sweta).
Sekitar Jam 6 sore kita sampai juga di Lokasi, perjalanan menuju tempat ini butuh sedikit perjuangan, karena wilayah Cakranegara masih sangat ramai dan macet akibat para penonton Pawai Ogoh ogoh pada bubar pulang menuju rumah masing masing.
Kedua kubu yaitu Banjar Negara Sakah dan Sweta sudah siap di posisi masing masing, lengkap dengan peralatan perangnya berupa seikat daun kelapa kering (yang kemudian alat itu disebut "Bobok"), menunggu aba aba siap mulai dari tokoh masyarakat.
Bila dilihat dari personel, kubu arah timur (Sweta) lebih banyak daripada kubu arah barat (Negarasakah), sehingga belum mulai pun sudah bisa dipastikan siapa yang akan menguasai jalannya peperangan.
Persis jam setengah 7 sore, perang Bobok ini pun dimulai. Kedua kubu saling pukul menggunakan bobok yang ujungnya dibakar, sehingga pas mengenai lawan akan terlihat percikan bara dari daun kelapa yang dibakar, seru seru serem gitu deh.
Para penonton (termasuk aku) pada ketakutan brooo... Ya iyalah takut, siapa mau kena sabetan api, hiii sereem, akhirnya yang mulanya di tengah, pada mundur semua, tapi tetep sih berusaha jadi yang terdepan, apalagi yang pada pegang kamera, pada pengen dapet foto eksklusif, sampai ada yang berani banget ikutan berada di tengah tengah medan pertempuran.
Sekitar lima menit perang berlangsung, kubu barat berhasil dipukul mundur (pas seperti dugaanku tadi), dan oleh para tokoh masyarakat dengan dibantu polisi, perang dihentikan sementara, dan kubu timur disuruh mundur kembali ke posisi awal. Pada saat ini kondisi medan perang sudah kembali kondusif, gak menyeramkan lagi.
Tapi, tiba tiba terlihat ada satu bobok yang melayang dari arah timur ke barat, dalam hati "wah ini nih ada provokator", dan benar aja, beberapa saat kemudian terlihat semakin banyak bobok yang melayang ke arah barat, yang jatuh mengenai orang orang termasuk penonton di sisi selatan (alhamdulilah posisi ku masih aman).
Hal ini memancing emosi beberapa pemuda dari kubu barat, mereka kembali menyalakan api pada bobok nya dan memulai perang lagi, daaaaan... Atraksi perang api pun dimulai lagi dengan tanpa komando dari para tokoh masyarakat. Kali ini kondisi peperangan semakin menegangkan dan menyeramkan karena bobok beterbangan baik dari arah barat maupun timur.
Para personil polisi harus bekerja ekstra untuk menghentikan peperangan yang sudah tidak kondusif ini, bahkan beberapa dari mereka terlihat terkena bobok juga, tapi untungnya mereka gak terpancing marah juga. dan Berangsur angsur kondisi medan perang kembali tenang. Saat semua sudah mematikan api pada bobok masing masing, Tokoh Masyarakat dengan resmi membubarkan acara Perang Api ini.
Para Penonton Bubar |
Setelah gali gali informasi dari orang setempat dan om gugel, Ritual "Perang Api" ini merupakan tradisi umat Hindu di Mataram yang dimulai sejak tahun 1838, dan lokasi peran api ini merupakan lokasi peperangan antara Kerajaan Singosari dan Kerajaan Karang Asem pada Jaman dahulu kala.
Setelah Perang usai, sebenarnya tidak ada dendam diantara mereka, mereka pulang ke rumah masing masing dengan suasana damai. Karena sejatinya "Perang Api" ini bukan sekadar perang perangan dalam rangka peringatan menyambut Hari Raya Nyepi, melainkan memiliki makna yang lebih dalam, yaitu untuk membersihkan bumi dari segala malapetaka yang terjadi.
Setelah Perang usai, sebenarnya tidak ada dendam diantara mereka, mereka pulang ke rumah masing masing dengan suasana damai. Karena sejatinya "Perang Api" ini bukan sekadar perang perangan dalam rangka peringatan menyambut Hari Raya Nyepi, melainkan memiliki makna yang lebih dalam, yaitu untuk membersihkan bumi dari segala malapetaka yang terjadi.
jangan lupa follow twitter kita @lombokkita untuk all about Lombok
LOMBOK itu INDAH
Wohooo perang di jalan raya! Jadi inspirasi buat tawuran #eh
ReplyDeleteKalau latarnya pedesaan lebih bagus kayaknya...
yaa karena ada nilai historis nya di Lokasi ini :)
DeleteGile heboh bgt bro...seruu seruuu...tnyt ada beginian ya sebelum nyepi.
ReplyDeleteJust posted The Traveling Cows | Dinner at Sushi K, Kuta Lombok
iya di lombok cuma ada di lokasi ini... satu satunya
DeleteWow gila keren banget, aku tuch pengen banget bisa menyaksikan acara2 macam ini tapi apa daya tiket suka mahal banget kalo pas perayaan macam nich :-(
ReplyDeleteiyesss... menjelang hari raya pasti mahaaal tiket....
DeleteTapi aku mau lho kalo dikirimin tiket #MulaiNgelunjak
Deletesukanya yang gratisaaaan..........
DeletePenonton boleh ikut perang-perangan ngak ya ? asyik banget kayaknya..hadeuuhhhh....
ReplyDeletegak boleh ikutan... jadi warga desa situ dulu, baru ikutan. hohoho
DeleteDi Jepara pun ada acara sepeti ini, namanya Perang Obor :-)
ReplyDeleteiya, pernah baca mengenai itu...
DeleteWah! yang ini baru tahu! Perang api ini untuk memperingati nyepi kan ya? :D
ReplyDeleteiyes,, tepatnya menyambut nyepi...
Delete