23 May 2016

Ada Kampoeng Cyber di Taman Sari Jogja


Kondisi cuaca Jogja yang panas di pagi ini gak menyurutkan niat kita untuk wisata sejarah dan budaya di area Taman Sari. Sebenernya sih, aku sudah pernah ke Taman Sari beberapa tahun yang lalu, tapi berhubung istri belum pernah, ya sudah no problem, itung itung nostalgia lah yaaa.

Tempat wisata yang udah dari dulu terkenal ini memang gak pernah sepi dari wisatawan ya, meskipun ini hari bukan hari libur, justru malah bebarengan dengan sekelompok siswa dari salah satu sekolahan di Jogja yang kayaknya lagi dapet tugas dari gurunya deh. Rameeeee

Tiket masuknya berapa yaa, aku lupa. Justru yang aku inget malah biaya tambahan nya yaitu biaya membawa kamera, sebesar 2 ribu/kamera. Sama seperti di Museum Angkut, Batu ya, ada biaya kamera, tapi yang disini lebih murah meriah.



Kondisi Taman Sari sekarang ini masih sama dengan kondisi beberapa tahun lalu, cuman bedanya sekarang lebih banyak pedagangnya, bahkan sampai di dalam dalam, tapi oke juga sih, pas lagi kehausan di dalam, gak perlu bingung nyari minuman.

Komplek Taman Sari ini berdampingan langsung dengan rumah rumah penduduk, dimana di beberapa rumah dibangun menjadi tempat oleh oleh berupa kaos khas jogja ataupun baju batik. Nah yang baju batik ini, sang pemilik langsung membatik di bagian depan kios nya, jadi setiap wisatawan yang lewat sini bisa langsung melihat proses pembuatan kain batik, atau mungkin bisa mencobanya ya...



Untuk menuju bagian dari Taman Sari yang paling hits yaitu masjid bawah tanah, kita akan terlebih dahulu melewat sebuah wilayah yang unik, namanya Kampoeng Cyber.

Kampoeng Cyber ini adalah sebuah perkampungan padat penduduk yang berdampingan langsung dengan komplek Taman Sari, masuk ke wilayah RT 39 RW 09, Kelurahan Patehan, Kecamatan Kraton, Jogja. Jadi awal mulanya tuh, sekitar pertengahan tahun 2008, pengurus RT di sini mencanangkan program kampung cyber dengan menggunakan media blog (dlu menggunakan multiply) sebagai publikasi kegiatan RT, promosi potensi usaha lokal (batik) serta sebagai ikatan silaturahmi dengan warga asli sini yang sedang merantau.

Dengan semangat membara, setahun kemudian (pertengahan 2009), terwujudlah sebuah jaringan internet (kabel) yang menghubungkan rumah ke rumah yang lain dengan biaya yang murah. Semua warganya pun kini telah terbiasa dengan internet. Bahkan dari anak-anak sampai lansia memiliki akun jejaring sosial. Heuheuheu

Saking terkenalnya, pada bulan oktober 2014 lalu sang pendiri facebook Mark Zuckerberg menyempatkan waktunya untuk secara khusus mengunjungi Kampoeng Cyber di sela sela kunjungannya ke Jogja. Kedatangannya itu secara mendadak, tanpa pemberitahuan sebelumnya dan memang rahasia. Disana, om Mark langsung menemui salah satu perintis Kampoeng Cyber, yaitu om Antonius Sasongko, dan ngobrol ngalor ngidul ngetan ngulon mengenai Kampoeng Cyber.



10 comments:

  1. Hihihi aku malah baru tau ada ini..hahaha..pdhl sering bgt ke jogja

    ReplyDelete
  2. keren ya kampung ini,jangan2 nenek-nenek disini terbiasa masak sambil ngetwit

    ReplyDelete
    Replies
    1. beberapa puluh tahun lagi, banyak blogger udah pada kakek2 nenek2 , heuehuehue

      Delete
  3. wah baru tau ada kampoeng cyber di jogja, entar main2 kesini ah

    ReplyDelete
  4. wah tamansari kalo buat foto sekarang mahal mas hehe,..... mlipir cari yang murah" hehe pizz... tapi kalo foto jalan" mah murah meriah hehe.... mantap mas... wah keren yah sampe si zuberg sampe dimari.,.. waktu dulu jaman jadul ke tamansari nie sering tersesat hehe.... abis muter" bingung hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. udah terkenal, jadi berani pasang tarif mahal.. heuheuheu

      Delete
  5. kece yaa setiap rumah sudah terhubung internet

    ReplyDelete

Silakan Meninggalkan Jejak di Kolom Komentar