Hari Selasa kemarin, dikala warga Lombok yang beragama Hindu sedang merayakan Hari Raya Nyepi di rumahnya masing masing, aku ngajakin si kecil dan emaknya buat menyepi juga ke daerah Sekotong, Lombok Barat. Tepatnya di Gili Sudak
Start dari rumah lumayan agak siang, sekitar jam 9 lebih, karena harus persiapan perbekalan dulu, biar hemat alias ngirit enggak perlu beli makan disana.
|
View dari Gili Sudak, yang di seberang itu adalah Pulau Lombok |
Jalur menuju Lembar - Sekotong hari ini bisa dibilang lebih lengang dibandingkan hari biasanya, enggak berpapasan sama sekali dengan truk truk dan bus besar, karena hari ini penyeberangan Bali - Lombok dan sebaliknya ditutup.
Hujan lebat sehari sebelumnya yang kita rasakan biasa di Kota Mataram, ternyata berbeda bagi warga di beberapa wilayah Lembar. Di daerah sebelum pertigaan Jalur Atas Bawah Sekotong, baru saja dilanda banjir bandang, dan hari ini pas kita lewat, banyak anggota dari Basarnas bersama warga sedang bergotong royong membersihkan sisa sisa lumpur di sekitar pemukiman warga dan jalan raya.
Buat kalian yang pernah ke Sekotong pasti tau donk Jalur Atas dan Jalur Bawah? Hayooo kalian lebih suka lewat mana? Jalur atas yang curam tapi lebih pendek atau jalur bawah yang relatif lebih landai tapi lebih panjang? Kalau aku sih lebih suka lewat jalur atas, karena lebih cepet. Tapi berhubung kondisi cuaca yang sehabis hujan kemarin, aku hari ini memilih jalur bawah, dengan tujuan dan harapan sih lebih aman gitu.
|
Penginapan di Gili Sudak, tempat Endank Soekamti meramu Album Soekamti Day |
Enggak jauh dari pertigaan jalur atas bawah tadi, kita langsung dihadapkan pada bekas longsoran dari tebing di sisi kiri, Lumpur tebal masih menutupi jalan raya dan sedang dibersihkan oleh warga setempat, di sini kita harus berhati hati karena licin. Kondisi jalan yang seperti ini bukan cuma di satu titik, tapi banyak titik, ada yang sudah dibersihkan dan ada pula yang belum. Pokoknya harus ekstra hati hati.
***
Singkat cerita, sampai juga kita di Sekotong Barat dimana disini banyak terdapat tempat penyeberangan menuju Gili Sudak, Tangkong, Sudak dan Kedis. Dulu sih cuman ada satu, namanya pelabuhan Tawun, tapi sekarang udah menjamur.
|
Gili Kedis, pulau kecil di sebelah Gili Sudak |
Nah buat kalian yang suka trip hemat, aku punya bocoran boatman andalan yang terpercaya, ramah, baik, dan murah meriah, namanya Pak Sahar, aku sih udah beberapa kali ngebahas mengenai bapak ini, dan dari dulu aku memang memakai jasanya kalau mau nyebrang ke gili gili tersebut.
Tapi butuh pengorbanan lebih nih, kita harus keluar dari jalan raya yang mulus dan masuk ke jalan tanah menuju dusun medang utara (peta ada di bawah), jalurnya agak offroad sih tapi seru, heuheuheu. Jalur ini sama dengan jalur menuju Pura Sri Bandar Agung / Pantai Goa Landak. Nah pas sampai di lokasi penjemputan, barulah kita telpon pak Sahar, beliau bakal senang hati menjemput pelanggan.....
Lama enggak ke Dusun Medang, ternyata di sini terlihat sedikit berbeda, ada satu resort mewah yang sudah mulai beroperasi sekitar 1 bulan milik warga spanyol. Resort ini menghalangi jalur tikus kita, sehingga kita harus parkir kendaraan di sebelah resort ini, kendaraan enggak bisa lewat, distop oleh penjaga resort. Nah seperti apa wujud resort nya? Silakan disimak di foto di bawah ini
Penjaga resort ini ternyata warga sini juga, tetangganya pak sahar, heuheuheu. Ramah banget dia, kita sempet ngobrol ngobrol sembari menunggu perahu jemputan datang, tapi sayangnya aku lupa nama resortnya. Kucari cari di google enggak nemu, kucari cari di foto foto pas di sini kemarin juga enggak nemu, lha resort nya enggak ada plang nama di depan nya. Yang kuinget sih harga kamarnya sekitar 2 jutaan untuk yang ada kolam renang pribadi nya, sedangkan yang enggak ada kolam nya sekitar 1,5 jt per malam.
Dari depan resort ini pemandangan nya juara, terlihat setumpuk pasir putih di tengah di mana itu adalah Gili Kedis, dan di sebelah kanan nya terlihat Gili Sudak. Resort ini menghadap ke barat, yang bisa dipastikan view saat sore hari menjelang sunset lebih juarak...
***
Menyeberang dengan Pak Sahar, kita tak pernah ngomongin tarif di awal, pokoknya nyebrang dulu, bebas kita bisa full 4 gili atau 1 gili saja. Nah untuk kali ini, kita cuman mau bersantai saja di Gili Sudak, pokoknya seharian di Gili Sudak, main air, makan, malas malasan, boboan di Gili Sudak sajja..
Karena jarak yang lumayan dekat, menyeberang ke gili sudak enggak sampai 5 menit lho, heuheuheuheu.
Di luar prediksi, kita yang niat awalnya mau meNyepi alias nyari suasana yang sepi sepi, eh ternyata terlalu banyak orang yang berpikiran seperti kita, yang ujung ujungnya malah jadi ruaaameeee. Gili Sudak sudah berubah, sudah seperti gili nanggu yang rame. Hal ini disebabkan karena di sini ada restoran dengan banyak pepohonan di sekitarnya, sehingga adem, nyaman buat bersantai.
Restoran ini sekarang ukurannya lebih besar dibandingkan dengan restoran yang dulu aku temui di Gili Sudak, kursi kursinya pun semakin banyak di bawah bawah pohon, sedangkan penginapan di sebelahnya juga semakin banyak kamar nya. Penginapan ini merupakan penginapan yang dua tahun lalu disewa
Endank Soekamti untuk pembuatan album Soekamti Day, aku masih inget banget saat itu pernah duduk berdua, ngobrol santai bersama mas Erix di berugak di pojokan bawah pohon. Buat kalian yang pengen tahu ceritanya lebih jauh, silakan meluncur ke
Postingan Ini.
***
Biar bisa duduk dengan nyaman di berugak, aku pesen dua kelapa muda ke restoran nya. Kita enggak pesen makan karena sudah bawa dari rumah, heuheuheu. Meskipun agak was was juga sih karena di setiap pohon ada tempelan tulisan `dilarang membawa makanan/minuman dari luar`. Tapi ya mau gimana lagi, udah bawa dari rumah, masa enggak dimakan? Iya to?
Btw Kondisi air laut siang ini lagi pasang, sehingga kita menunda waktu untuk langsung nyebur main air. Kita duduk duduk dulu di samping berugak, menikmati kelapa muda sambil menemani si kecil main pasir. Sumpah nyaman banget di sini, adem.... Enggak kayak lagi di pantai, heuheuheuheu. Suasana nya bikin ngantuk...
Lumayan lama kita nungguin air surut, dari laper, kenyang sampai laper lagi, heuheuheu hingga akhirnya kondisi air udah pas buat nyemplung. Ciri khas dari Gili Sudak di sisi ini adalah, ombak nya yang tenang tapi arus nya yang lumayan kenceng. Karena memang enggak berencana untuk snorkling, aku cuma main main air sambil pegangin pelampung si kecil. Triknya tuh kita jalan kaki dulu melawan arah arus air, nah baru dah nyemplung, mengambang, biarin badan terbawa arus ke tempat asal... Gitu aja terus sampe capek....
Setelah selesai main air, waktunya bilas, bersih bersih dan beres beres. Di dekat penginapan terdapat beberapa toilet umum yang bisa dimanfaatkan untuk bilas dan ganti baju, namun yang tersedia di dalam hanya air asin, bukan air tawar. Jadi tips buat kalian, kalau pengen bilas dengan air tawar, jangan lupa bawa air mineral botor besar kalau mau ke Gili Sudak yaaa, heuheuheu.
Setelah bersih bersih, ganti baju dan minum susu, eh si kecil ketiduran di berugak, ternyata dia kecapekan. Ya sudah sambil nunggu dia bobo dan nunggu agak sorean biar enggak terlalu panas pas pulang, aku order kopi item deh ke resto nya.
Sekitar jam setengah lima sore, kita pun cabut dari Gili Sudak, untuk kembali ke Pulau Lombok dengan menyeberang menggunakan perahu diantar oleh Pak Sahar. Tarif menyeberang nya murah banget lho, cuma 30 ribu PP untuk kita bertiga. Tapi kukasih 50ribu tanpa kembalian :)
Seperti biasa saat sore hari, kondisi laut surut, pas kita mendarat di Pulau Lombok, kita selalu disambut oleh puluhan bintang laut di tepian pantai, bagus banget deh buat difoto. Eits tapi ingat ya, jangan diangkat angkat, kasihan...
Nah buat kalian yang tertarik menyeberang hemat ke Gili Sudak, silakan hubungi aja Pak Sahar ya
* CP Pak Sahar : 087861146616