Beberapa Minggu lalu, aku mendapatkan tugas dinas luar kota, tumben tumbenan nih dapat giliran jalan jalan, heuheuheu. Nah tentunya aku enggak menyia-nyiakan waktu donk untuk wisata kuliner di waktu kosong. Berhubung acara dimulai dari jam 8 pagi sampai 5 sore, waktu kosong nya ya cuman malam hari. Alhasil tiap malam, setelah acara usai, aku bersama beberapa temanku keluyuran malam keliling surabaya naik taksi online berburu kuliner khas nya. Nah di 3 malam ini, aku sukses menyantap 4 jenis kuliner yang bikin gagak diet, Apa aja itu? Yuk ah mari disimak satu satu :
1. Sate Klopo Ondomohen
Malam pertama di Surabaya, aku langsung diajak temenku wisata kuliner di salah satu tempat makan legendaris di Surabaya, namanya Sate Klopo. Aku sih belum pernah nyobain kuliner ini tapi udah pernah beberapa kali lihat liputannya di TV.
Warung ini berlokasi di Jalan Ondomohen (yang kini berubah nama menjadi Jalan Walikota Mustajab). Disebut sebut legendaris karena memang kuliner ini sudah ada sejak jaman kemerdekaan (1945) hingga saat ini dengan mempertahankan racikan resep awal, jadi citarasanya tetap sama.
Dibanding sate lain, sate klopo ini unik karena menggunakan kelapa atau klopo dalam pembuatannya. Tusukan daging sapi atau ayam dibaluri bumbu kelapa parut gurih saat dibakar. Pelengkapnya berupa serundeng yang juga terbuat dari kelapa. Sate ini disajikan di atas bumbu kacang dan kecap. Dilengkapi irisan bawang merah, potongan cabai rawit, dan serundeng di sisiannya.
Gurih gurih manis pedas rasanya. Recommended dah. Tapi untuk diperhatikan, warungnya enggak terlalu luas, sedangkan pelangganya banyak, jadi siap siap aja ngantre kalau datang pas jam nya makan. Seperti kemaren yang kita alami, kita datang pas jam makan malam. Harus antre dulu, antre nunggu sampai ada kursi yang kosong.
Sedangkan Untuk harganya masih terjangkau. Kita pesen sate daging sapi 5 porsi, nasi putih 6, es teh 4, habis 170 ribu rupiah.
2. Nasi Babat Cak Yasin
Masih berhubungan dengan sapi sapi-an, malam kedua ini aku diajak kulineran Nasi Babat, banyak banget warung nasi babat di Surabaya, namun temenku ini memilihkan Nasi Babat Cak Yasin yang berlokasi di Jalan Raya Dukuh Kupang. Kuliner ini cuman ada di malam hari, buka dari sore habis maghrib sampai tengah malam.
Berlokasi di trotoar jalan, sangat susah untuk mencari parkiran mobil, rame banget, kita harus parkir lumayan jauh dari warungnya.
Tapi meskipun ramai ya, pelayanan nya cepet banget, kita langsung duduk lesehan aja di karpet yang disediakan, bilang ama mas mas pelayan nya mau pesan nasi babat 3 porsi campur paru, plus es teh 3 biji. Eh gak sampai 5 menit, pesanan udah jadi.
Seporsi nasi babat disajikan dalam satu piring (tidak terpisah) berisi beberapa iris babat goreng, lalapan timun dan kemangi, serta sambel korek, dan tidak lupa nasi putih tentunya. Sekilas babatnya seperti dibumbui ala bumbu khas Madura asin dan gurih serta disajikan dengan sambel korek yang maknyusss. Karena aku enggak terlalu suka dengan yang asin asin, aku pun menambahkan sedikit kecap manis, maklum lidah jawa tengah, heuheuheu.
Rasanya ueeeenak gaes, gurih gurih pedaaas. Sebenernya satu porsi ini kurang lho, tapi berhubung masih ada ronde ke dua, aku urungkan niat untuk order piring kedua. Dari segi harga aku kurang tahu, karena kali ini ditraktir, heuheuheu
3. Lontong Balap Pak Gendut
Ngomongin lontong balap, di Jalan Kranggan, dekat ex Bioskop Garuda, Surabaya, banyak banget warung yang menjual kuliner satu ini. Aku sampai bingung mau masuk di warung yang mana, hingga terpilihlah warung lontong balap pak gendut.
FYI, Dinamakan lontong balap karena pada jaman dahulu banyak yang menjual lontong dengan menggunakan “kemaron”. Kemaron adalah wadah yang terbuat dari tanah liat, yang di gunakan untuk menyimpan makanan yang mengandung kuah. Banyaknya penjual lontong dan tempat berjualan yang terbatas di pasar, membuat mereka cepat-cepat mengambil tempat untuk berjualan di pasar. Dari perjalanan mereka yang terkesan balapan, maka dari itu kemudian diasumsikan seperti orang yang sedang balapan. Jadi orang-orang menyebutnya sebagai Lontong Balap.
Seporsi Lontong Balap berisi lontong, tahu goreng dan lentho. Lentho itu semacam perkedel, tapi diracik dari singkong & kacang tolo. Kemudian masih ditambahkan kecambah/tauge, dan diguyur dengan kuah gurih plus ditaburi bawang goreng. Sebagai pelengkap nya kita juga pesan Sate Kerang.
Rasa kuahnya gurih asin ringan, hampir mirip dengan kupat tahu magelang, cuman kalau kupat tahu dominan rasa manis. Nah berhubung lidahku ini udah terbiasa dengan kuah kupat tahu yang manis, makan lontong balap dengan kuah gurih ini harus melalui masa adaptasi dulu, awalnya sih kurang suka, tapi setelah suap demi suap, eh jadi ketagihan deh, heuheuheu. Untuk masalah harga, aku kurang tahu, karena lagi lagi, aku dibayarin :)
4. Lontong Kikil Lodoyo
Malam terakhir di Surabaya, aku gak menyia nyiakan waktu untuk wisata kuliner malam lagi, padahal di Hotel tempat kita nginap udah dapat makan malam lho, heuheuheu. Anggap aja ini ronde kedua yeeee.
Kali ini menu yang kita sikat adalah Lontong Kikil, sama seperti lontong balap, di Surabaya banyak banget warung kaki lima yang jualan lontong kikil. Nah dengan berbekal aplikasi gofood, aku pun menemukan warung lontong kikil yang paling direkomendasikan alias paling banyak dapet orderan, yaitu Lontong Kikil Lodoyo yang berlokasi di Jalan Pucang Anom Timur Gubeng, deket apotek Pucang. Tapi aku enggak pesen via gofood ya, melainkan langsung ke warung nya, biar sekalian merasakan ambiance nya.
Alhamdulilah malam ini cerah, jadi kita aman duduk di meja kursi tanpa atap ini, heuheuheu, karena di bagian dalam yang beratap terpal sudah penuh sesak.
Kita order 3 porsi lontong kikil, 3 es teh dan 1 porsi tulang sumsum. Eggak perlu waktu lama untuk menunggu, semua orderan pun siap tersaji di meja kita.
Sumpah ini menu yang bikin gagal diet banget deh... Kuahnya seger gurih, kikil nya juga empuk, biar makin seger aku tambah sedikit perasan jeruk nipis. Dan paling pas memang disantap pas masih anget anget panas gitu. Setelah menyikat lontong kikil, menu penutup nya adalah tulang tulang sapi besar dengan lubang nya yang siap disedot sumsum nya, Yuhuuuu, slurrrrrrpp, sumsum gurih nan hangat sukses menjamah kerongkongan sampai perut. Enak enak enak....
Puaaas rasanya, meskipun cuman 3 malam di Surabaya, namun cukup lah untuk tetap mempertahankan kebuncitan perut ini, heuheuheu. Tapi masih banyak sih kuliner surabaya yang masih belum kucoba, yaaa bisa jadi alasan lah untuk balik ke Surabaya lagi. Heuheuheu
Salam Buncit.....!!!!