6 October 2018

Jalan Jalan ke Benteng Vredeburg


Saat jalan jalan ke Jogja bulan lalu, sebenernya aku males banget menuju Malioboro dan sekitarnya, lha macet banget cui... Tapi ya berhubung teman jalan lagi pengen banget ke arah sana, tepatnya Benteng Vrederburg, yaudah aku ngikut aja.

Dengan menggunakan taksi online, kita pun meluncur kesana pagi pagi, biar enggak terlalu macet, eh tapi tetep aja, padat merayap sih. Tapi untungnya si kecil enggak rewel, justru asyik ngelihatin hiruk pikuk di jalanan.

Berhubung pakai taksi online, kita enggak pusing nyari parkiran, dan memang disana parkiran mobil udah penuh, kalau untuk motor sih masih bisa.


Ini adalah kunjungan ke-2 ku di Vrederburg, dulu sih relatif sepi, enggak seramai ini, yaa mungkin karena efek lagi libur panjang.

Tiket masuknya murah banget lho, cuma 3000/orang untuk dewasa dan 2000/anak anak. Ini untuk wisatawan domestik, kalau untuk wisatawan manca, lebih mahal tentunya.

SEJARAH
Benteng Vredeburg dibangun pada tahun 1760 oleh Pemerintah Belanda yang pada saat itu merasa khawatir dengan pesatnya kemajuan Kraton Yogyakarta. Alasan yang digunakan Belanda tatkala membangun benteng yang jaraknya sangat dekat dengan keraton adalah untuk menjaga keamaan kraton dan sekitarnya. Tentu saja itu hanya akal-akalan saja. Aslinya benteng itu dijadikan pusat strategi dan pertahanan sekaligus blokade terhadap keraton. 

Bangunan ini awalnya bernama Rustenburg (peristirahatan), dibangun oleh Belanda pada tahun 1760 di atas tanah Keraton. Berkat izin Sri Sultan Hamengku Buwono I, sekitar tahun 1765 - 1788 bangunan disempurnakan dan selanjutnya diganti namanya menjadi "Benteng Vredeburg" yang mempunyai arti "Benteng Perdamaian". Penggantian nama ini dilakukan setelah renovasi benteng yang rusak karena gempa bumi besar. Meskipun direnovasi, bentuk bangunan benteng tetap sama seperti awal dibangun yakni bujur sangkar lengkap dengan 4 bastion (ruang penjagaan) di setiap pojoknya. 

Sebagai tempat pertahanan, Benteng Vredeburg dilengkapi dengan pintu gerbang menghadap ke barat, tembok keliling, parit, dan jembatan angkat. Saat ini di belakang benteng telah ada akses masuk yang mengubungkan Benteng Vredeburg, Taman Budaya Yogyakarta, dan Taman Pintar. Sesuai dengan pasang surut kondisi Indonesia zaman dulu, Benteng Vredeburg pun mengalami perpindahan tangan dari satu penguasa ke penguasa lain. Fungsinya pun berubah-ubah, mulai dari benteng pertahanan pasukan Belanda, tempat perlindungan para residen, tempat tahanan, markas tentara, dan kini akhirnya difungsikan sebagai tempat belajar sejarah perjuangan Indonesia alias menjadi Museum.




Saat kunjunganku dahulu, enggak sampai masuk masuk lihat diorama sih, cuma jalan jalan keliling di luar nya sambil foto foto. Nah kali ini kita masukin satu satu ruangannya, untuk lihat diorama. Wohooo ternyata keren keren ya. Lebih keren dari yang di keraton... Masing2 diorama itu menceritakan kisah pada jaman nya, dan keterangan/rincian ceritanya ditulis dengan jelas di depan diorama itu. Keren deh...

Karena terlalu asyik menikmati ruangan diorama, gak terasa waktu udah beranjak siang, padahal masih banyak spot di area benteng ini yang belum kita sambangi hari ini. Ya sudahlah, akhirnya kita menyudahi sampai sini saja, mungkin di lain waktu, kita bisa explore lebih jauh lagi.





FYI, di dalam area benteng ini ada cafe nya lho, namanya Indische koffie, tapi sayangnya pas kita kesana, cafe ini belum buka, aku cuma bisa intip intip bagian dalamnya lewat jendela, padahal bagus lho bagian dalamnya, kombinasi klasik dan elegan. Belum keberuntunganku nih, sayang sekali...


***

Peta Lokasi Benteng Vredeburg, Jogja

.




2 comments:

  1. Biasanya pas hari Museum ada agenda asyik keliling museum mas. Kumpulnya di sini

    ReplyDelete
    Replies
    1. oh gitu ya mas, baru tahu
      seru tuh bisa keliling museum

      Delete

Silakan Meninggalkan Jejak di Kolom Komentar