21 November 2018

Pantai Tablolong : Pantai Cantik di Ujung Barat Pulau Timor


Sebelum Kupang memasuki musim penghujan, kita puaskan jalan jalan dulu dah.

Di weekend ini, kita meluncur lumayan jauh ke ujung barat Pulau Timor, namanya Pantai Tablolong. Aku mendapat rekomendasi pantai ini dari Instagram sih, tinggal cari aja pake hashtag #explorekupang , bakal nemu dah tuh banyak tempat wisata di Kupang, nah salah satu yang menarik perhatianku adalah Pantai Tablolong ini, karena kelihatannya woke sih, garis pantainya panjang, pasir putih dan ada semacam rumah rumahan berbentuk kerucut/topi ulang tahun gitu.


Menuju Pantai Tablolong
Pantai Tablolong ini lumayan jauh letaknya, kira kira 30 km dari pusat kota Kupang. Bisa ditempuh dengan kendaraan roda 2 maupun 4 sampai di parkiran pantai. Kondisi jalan nya sudah aspal, namun dengan sedikit tantangan naik turun serta berkelak kelok. Tantangan semakin menjadi jadi saat kita mulai memasuki gerbang pantai tablolong, dimana disini dijaga oleh petugas resmi. Aku bilang resmi karena ada tiket masuk nya, untuk mobil dikenai tiket masuk 10rb rupiah saja. Nah tantangan yang kumaksud tadi adalah kondisi jalan nya yang berupa tanah berbatu, dan lumayan sempit jalan nya di beberapa titik. Kondisi jalan seperti ini bakal kita lalui sekitar 2,4 km hingga ke pantai nya.


Sepanjang perjalanan menuju pantai tablolong ini, banyak kendaraan yang melintas berpapasan dengan kendaraan kita (berlawanan arah), baik itu plat lokal maupun plat luar daerah. Agak heran juga sih, dengan kondisi jalan seperti ini bayak juga ternyata yang tertarik ke sini. Hingga akhirnya aku semakin terheran heran saat sudah mendekati parkiran pantai, penuh gaess. Ternyata rame banget, heuheuheu. Oia, meskipun tadi di pintu masuk sudah bayar tiket retribusi, eh di parkiran ini ternyata ada bapak bapak yang menarik uang lagi, kali ini dihitung 5rb per orang, tanpa tiket resmi. Tapi berhubung aku gak mau berdebat, dan takutnya nanti kenapa kenapa, aku sih bayar aja.


Di sepanjang garis pantai banyak berugak/gazebo yang ternyata disewakan, disitu sih tertulis tarifnya 50rb sepuasnya. Untuk warung, cuma ada satu atau dua, yang letaknya agak belakang, jauh dari bibir pantai. Hal ini bagus sih, pantai nya jadi terlihat lebih rapi, enggak berantakan dan kumuh gegara kebanyakan warung, plus lokasinya yang agak belakang, jadi enggak mengganggu hasil foto, heuheuheu.


Tujuan kita sih bukan mau duduk di berugak itu ya, tapi mau fotoan di rumah rumahan tradisional berbentuk kerucut, mirip topi ulang tahun gitu deh. Entah itu disewakan atau gratis ya, enggak ada tulisannya sih. Tapi ya berhubung ini lagi rame, harus sabar untuk bisa foto dengan hasil yang baik dan benar.

Sehabis itu, kita menuju ke arah lebih dekat dengan garis pantai nya, nyari tempat yang oke dan sepi untuk duduk bersantai, menikmati senja sambil menemani si kecil mainan pasir pakai mobil mobilan kesayangannya.


Dari jauh, pasir di pantai tablolong ini tak ubahnya seperti pasir pantai pada umum nya, tapi pas kita lihat dari dekat dengan mengambilnya menggunakan tangan, ternyata pasirnya campuran dari pasir beberapa warna lho, ada putih, krem, coklat, hitam dan pink. Heuheuheu, coba komposisi pasir pink nya lebih banyak ya, pantai tablolong ini bisa jadi pantai pink deh.

Selain itu, di pasir ini juga masih banyak berkeliaran kaliomang lho, jarang jarang deh pantai yang masih banyak kaliomang nya.


Akhir akhir ini, senja dari Kupang memang lagi bagus bagus nya deh, matahari terlihat bulat besar tanpa terhalang awan pelan pelan ditelan cakrawala. Kita bisa menikmati nya dengan mata telanjang, sedangkan kamera justru enggak bisa menangkap nya (kurang gahar lensa nya).



Saat matahari terbenam, kita langsung cabut dari pantai ini, gegara perjalanan pulang lumayan jauh dengan kondisi jalan yang kurang oke, dan bisa dipastikan penerangan jalan pun nihil. Jarang jarang sih, sehabis terbenam langsung pulang, biasanya duduk duduk selow dulu nikmatin suasana sehabis matahari terbenam.

Dan alhamdulilah, kita bisa sampai rumah dengan lancar, sehat sentosa, setelah melewati jalanan yang aduhai sejauh puluhan kilometer .

Meski jauh, menurutku sih pantai ini worth it lah untuk didatangi pas senja. Next time aku masih mau ke sini lagi, heuehehue... Ada yang mau ikut?


8 comments:

  1. Gagal fokus sama bangunannya hahahaha. Kok bisa kayak kepompong gitu :-D

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. Seru ya mas, explore tempat baru tanpa guide!
    Explore terus mass.. btw selamat atas kelahiran Gema. semoga jadi anak hebat

    ReplyDelete
    Replies
    1. sekarang ada google maps, gampang kemana mana, asal sinyal ada, heuheuheu.
      Aamiin :)

      Delete
  4. nyeseeeeeelllll, tahun kemaren nih padahal misua lagi bertugas disana, tapi ga sempet menyusul cuma kebagian foto2nya aja... coz ibu negara, sehari2 ya ubek2annya anak dan rumah ....huhuhuhu nyesel :'(

    ReplyDelete
    Replies
    1. ayo balik lagi ke kupang, liburan bareng keluarga.
      keluarga sendiri tapi :p

      Delete

Silakan Meninggalkan Jejak di Kolom Komentar