Meskipun jalan jalan kali ini enggak sampai bener bener ke Daerah Fatumnasi, tapi beberapa objek wisata yang aku kunjungi ini memang berada di jalur menuju ke Fatumnasi dan Gunung Mutis, dan memang sudah terkenal sebagai 1 kesatuan "Trip Fatumnasi"
Aku mulai tertarik dan penasaran dengan Fatumnasi sejak beberapa bulan lalu, saat Om Erix Soekamti (Vocalis Band Endank Soekamti) dan tim menjalankan misi Trip Salam Indonesia hingga ke Fatumnasi (lihat videonya disini) . Namun karena ada banyak halangan, akhirnya aku baru bisa menjalankan trip ini Bulan Agustus 2019.
LOKASI
FYI daerah Fatumnasi ini berlokasi di kaki Gunung Mutis, Kabupaten Timor Tengah Selatan, jaraknya sekitar 140 km dari Pusat Kota Kupang, Ibukota Prov NTT.
MENUJU FATUMNASI
Untuk menjalankan trip yang lumayan jauh ini, aku memanfaatkan libur Hari Sabtu dan Minggu dengan berangkat Hari Sabtu Pagi sekitar pukul 8. Aku pun sudah mempersiapkan segala perbekalan seperti minuman, cemilan dan makan siang yang memang rencananya sih mau piknik makan siang di salah satu bukit di sana.
Sekitar pukul 10.15 kita pun sampai juga di Kota Soe, tempat pemberhentian sementara untuk mengistirahatkan badan dan juga kendaraan. Dengan menggunakan Mobil Xenia, perjalanan Kupang - Soe tidak ada masalah, jalan udah aspal mulus namun mulai berkelak kelok dan menanjak semenjak memasuki sebuah daerah yagn bernama Camplong, dari situ kita dihajar oleh tanjakan yang tak henti henti plus kelokan yang aduhai. Oia, ada satu jembatan super panjang di daerah Batu Putih, namanya Jembatan Noelmina, nah jembatan ini sedang dalam perbaikan jadi semua kendaraan diarahkan ke bawah dan menyeberang melewati sungai dengan kondisi jalan yang berbatu batu
Di Soe kita cuma istirahat sebentar, aku berhenti di depan SMPN 3 Soe, di bawah pohon di sebelah penjual Cilok/Salome keliling. Sekalian aku istirahat, ngadem, sekalian ngemil Cilok dengan saus pedas, biar ilang ngantuknya.
Pukul 10.30 kita pun cabut dari Soe ke arah utara menuju Fatumnasi. Kita percayakan rutenya ke aplikasi Google Maps, nah untuk menghindari aplikasi itu error karena hilang sinyal, semalam aku udah download rutenya, jadi bisa dipakai offline saat sinyal internet tiba tiba hilang.
Kondisi jalan yang kita lalui sudah aspal namun sempit dengan pinggiran aspal yang gak rata, jadi pas sisipan dengan mobil lain dari arah depan, apalagi truk, kita harus berbagi jalan, satu sisi ban kendaraan terpaksa turun dari aspal dan menginjak tanah.
Bunga Gamal |
Sepanjang perjalanan ini banyak banget bunga warna pink, ada yang tumbuh liar, ada pula yang menjadi pagar. Cantik banget bunga nya, mirip bunga sakura dari kejauhan. Kita pun tertarik untuk mengambil setangkai guna sebagai aksesoris foto foto di atas nanti. Aku pikir enggak apa apa untuk mengambil setangkai karena pohonnya banyak bangeeeet. Nah saat kita kesulitan memetik bunganya karena batangnya keras dan mudah rontok bunga nya, seorang anak laki laki tiba tiba datang dengan membawa pisau, menyapa kita dan membantu memotong batang bunga nya, heuheuheu, baik banget yaaaaa, padahal kita enggak minta tolong lho, dan tadi pun kulihat di sekitar sini enggak ada orang lain. Dari anak itupun aku tahu bahwa bunga ini bernama Bunga Gamal. Aku pun mengucapkan terima kasih pada anak itu dan melanjutkan perjalanan ke atas.
Baca Juga : Pantai Kolbano, Pantai Tanpa Pasir yang Cantik
Titik Pertama : Kilo 12
Pukul 11.11 Wita, perjalanan kita terhenti di sebuah titik yang orang orang bilang Kilo 12 . Dinamain seperti itu karena lokasi ini berjarak 12 kilometer dari Kota Soe. Kendaraan kita parkir di tepi jalan, dan kita berjalan kaki ke bukit yang berada di sebelah kiri jalan. Dari atas bukit ini kita bisa melihat pemandangan cantik berupa lembah dan pegunungan di arah depan sana, saat ini sih warnanya hijau kecoklatan karena musim kemarau , semisal kita kesini pas musim penghujan pasti warnanya ijo ijo segeeeer. Oia disini matahari terik tapi anginnya sejuk, adeeeem.
Kilo 12 |
Setelah puas foto, perjalanan kita lanjutkan lagi ke atas dengan melewati Pasar Kapan, nah di titik ini perjalanan sempat tersendat karena banyak kendaraan yang parkir dan berhenti di jalan, kita harus sabar bergantian lewat dengan kendaraan lain.
Setelah lewat Pasar Kapan, kondisi jalan mulai mulus dan lebih lebar dibandingkan dengan aspal sebelum nya, tapi karena baru diperbaiki, jalanan aspal ini belum mulus bersih, masih banyak sisa sisa pasir lepas di atasnya, jadi harus hati hati, apalagi jalurnya makin ekstrim nanjak nya.
Jalan Mulus ke Fatumnasi |
Alhamdulilah ya, trip kita ke Fatumnasi tertunda hingga jadinya bulan agustus, setelah jalanan selesai diperbaiki, padahal awalnya aku pesimis lho, enggak menargetkan sampai semua objek kita datangi, pokoknya semampunya kendaraan dah, kalau misalkan kondisi gak memungkinkan lewat ya aku sih harus iklas untuk putar balik, eh tapi beruntung, aku kesini pas kondisi jalan udah bagus. Jadi buat teman teman yang khawatir akan rusaknya jalan menuju Fatumnasi, sekarang enggak perlu khawatir lagi. Kayak aku kemarin, selalu diselimuti perasaan khawatir karena dari semua blog yang kubaca yang membahas perjalanan ke Fatumnasi, semuanya bilang kalau jalannya jelek, menanjak, kelak kelok dan berbatu.
Titik Kedua : Hutan Pinus
Setelah pemukiman penduduk sudah tidak terlihat lagi, kondisi kanan kiri jalan yang kita lalui menjadi hutan, yang kayaknya sih ini pohon pinus ya, atau bukan ya? haha, enggak ada tulisan namanya sih disini. Nah karena bagus, ijo ijo, banyak pohon, dan banyak sapi yang bebas mencari makan disni, aku pun menghentikan kendaraan, dan turun ke hutan ini buat foto foto, kulirik jam di HP menunjukkan pukul 11.50 WITA
Suasana hawa sejuk yang kurasakan di area hutan ini. Siang ini bukan kita saja yang asyik fotoan disini, sebelum kita sudah terlebih dahulu datang rombongan menggunakan mobil double gardan yang sepertinaya sih lagi foto prewedding ya, terlihat dari kostum, alat dan barang barang serta aksesoris yang dibawa.
Pemandangan disini mengingatkanku akan Hutan Pinus Mangunan di Jogja, mirip sih suasananya, bedanya disana sudah dikelola menjadi objek wisata resmi, sedangkan disini enggak. Tapi justru itu yang membuat spesial, disini masih alami tanpa adanya bangunan bangunan warung dll.
Banyaknya sapi yang berkeliaran di Hutan ini membuat kita yang explore hutan ini harus berhati hati dalam melangkah, jangan sampai kita menginjak kotoran sapi, apalagi yang masih hangat segar, heuheuheu.
Titik Ketiga : Pesona Alam Usapikolen
Sebelum aku menjalani trip ini, aku sering banget liat foto dengan backround seperti foto di atas ini, namun bedanya, kondisi jalannya yang masih tanah berbatu. Nah saat aku berkendara sampai ke titik ini, aku langsung menghentikannya, dan tentu saja fotoan juga donk disni.
Kemudian aku tertarik dengan bukit hijau di sebelah kananku berdiri ini, yang sangat fotogenik dengan adanya 1 pohon di lereng bukitnya, aku pun mencoba naik ke bukit itu untuk melihat pemandangan dari atas. Wohoooo ternyata pemandangan dari atas sini bagus banget, dan kondisi di bawah pohon yang aku sebut tadi tuh teduh dan nyaman banget, aku pun langsung memutuskan untuk menjadikan bukit ini sebagai spot makan siang, karena kebetulan juga ini pas pukul 12.50 WITA.
Langsung aku turun balik ke mobil dan mengangkut segala jenis makanan dan minuman yang sudah kita persiapkan dan bawa dari Kupang, serta tentu saja kain buat alas duduk ala ala piknik gitu.
Rupanya cukup menguras tenaga juga nih balik lagi ke atas bukit sambil menggendong bayi dan membawa tas berisi makanan, heuheuheu. Sesampainya di bawah pohon itu, kita langsung gelar alas duduk, dan makan siang. Huaaaaah, udah lapar banget cui.
Luar biasa suasana makan siang kita hari ini, meski dengan menu yang sederhana, jadi terasa luar biasa karena disuguhi pemandangan alam yang luar biasa. Selain ramai oleh truk truk yang lewat membawa material untuk pengerasan jalan, jalan yang kita lalui juga ramai dilewati anak anak yang baru pulang sekolah, sekali lagi mereka tuh ramah ramah banget lho, melihat kita lagi duduk di bawah pohon gini, mereka menyapa kita lho "Selamat Siang" gitu. Dan pas kulambaikan tangan, mereka pun membalas lambaian tangan juga.
Titik Keempat : Fatukolen
Perjalanan pun kita lanjutkan lagi dengan mengikuti jalan yang baru diperbaiki ini, hingga kita tiba di sebuah titik dengan hamparan rumput yang luas dan seonggok batu besar di tepi jalan. Tepat pukul 14.20 WITA kuparkirkan kendaraan di dekat batu itu.
Pas kita sampai sini, ada beberapa anak yang tiba tiba mendekat ke arah kita, kuhitung ada sekitar 3 atau 4 deh. Mereka pun dengan ramah menyapa kita, dan saat itu pula kutanya mengenai nama dari batuan besar di antara hamparan rumput hijau ini, kata mereka sih spot ini bernama Fatukolen.
Gak menyianyiakan waktu, kita pun langsung foto foto di dekat batu besar ini dimana di puncaknya terdapat 3 buah salib.
Spot Fatukolen tadi adalah titik terjauh yang kita lalui di trip ini, kita memutuskan enggak lanjut ke Fatumnasi karena kulihat alat alat berat sedang mengerjalan perbaikan jalan di jalur menuju Fatumnasi. FYI Fatukolen tadi itu secara administratif masih masuk wilayah Desa Tunua, Kecamatan Mollo Utara, belum masuk ke wilayah Kecamatan Fatumnasi.
Titik Kelima : Batu Marmer Tunua
Spot kelima ini sebenernya lokasinya ada sebelum Spot Piknik Makan siang tadi itu, bahkan dari bukit tadi itu kita bisa melihat spot wisata batu marmer ini. Nah karena jalan menuju kesana itu masih jalan tanah, jadi aku sempat ragu tadi untuk keluar dari jalan mulus dan masuk ke jalan tanah, jadi aku skip dulu.
Baru dah setelah mentok di Fatukolen dan balik puter haluan lagi, aku pun mengarahkan kendaraan ke Wisata Batu Marmer tersebut. Untuk meyakinkan diri, sebelum masuk ke jalur tanah tersebut aku bertanya dulu ke warga setempat yang kebetulan sedang beraktivitas dekat sini. Menurut info beliau sih mobil bisa kok sampai lokasi, nah baru dah aku yakin untuk membawa mobil ini sampai sana.
Kondisi jalan tanah ini sempit, dan pastinya bakal susah dilewat kalau pas musim hujan, terlihat dari bekas ban yang menjejak di jalan ini, sudah lumayan dalam. Untungnya siang ini cerah, jadi tanah pun keras dan ban mobil bisa menggigit jalan dengan kuat.
Tantangan gak berhenti disitu, ternyata masih ada percabangan lagi, dari pertigaan terakhir ini jalan berubah menjadi semakin sempit (cukup untuk 1 mobil saja), berbatu, dan menurun. Turunnya sih enak, tapi ini nanti pas naiknya pasi susah ini, heuheuheu, tapi aku yakin aja sih, karena dulu udah pernah lewat jalan yang lebih parah dari ini pas kita Trip ke Pantai Selatan Amarasi.
Sebelum benar benar sampai ke lokasi batu marmer nya, ada bongkahan besar batu marmer yang bertuliskan identitas spot ini, dimana lokasi ini dahulunya dikelola oleh PT Sumber Alam Marmer dengan luas 10.5 HA. FYI sebenernya ini bukan tempat wisata ya, melainkan pertambangan batu marmer yang sudah ditinggalkan oleh penambangnya, kabarnya sih karena ada penolakan dari warga setempat. Namun karena sudah terlanjur beroperasi, bukit batu marmer disini sudah dipotong potong dan siap diangkut, sisa sisa bongkahan batu marmer ini masih banyak tertinggal di sini dan sekarang malah menjadi spot cantik buat foto foto.
Setelah pemukiman penduduk sudah tidak terlihat lagi, kondisi kanan kiri jalan yang kita lalui menjadi hutan, yang kayaknya sih ini pohon pinus ya, atau bukan ya? haha, enggak ada tulisan namanya sih disini. Nah karena bagus, ijo ijo, banyak pohon, dan banyak sapi yang bebas mencari makan disni, aku pun menghentikan kendaraan, dan turun ke hutan ini buat foto foto, kulirik jam di HP menunjukkan pukul 11.50 WITA
Suasana hawa sejuk yang kurasakan di area hutan ini. Siang ini bukan kita saja yang asyik fotoan disini, sebelum kita sudah terlebih dahulu datang rombongan menggunakan mobil double gardan yang sepertinaya sih lagi foto prewedding ya, terlihat dari kostum, alat dan barang barang serta aksesoris yang dibawa.
Pemandangan disini mengingatkanku akan Hutan Pinus Mangunan di Jogja, mirip sih suasananya, bedanya disana sudah dikelola menjadi objek wisata resmi, sedangkan disini enggak. Tapi justru itu yang membuat spesial, disini masih alami tanpa adanya bangunan bangunan warung dll.
Banyaknya sapi yang berkeliaran di Hutan ini membuat kita yang explore hutan ini harus berhati hati dalam melangkah, jangan sampai kita menginjak kotoran sapi, apalagi yang masih hangat segar, heuheuheu.
Titik Ketiga : Pesona Alam Usapikolen
Sebelum aku menjalani trip ini, aku sering banget liat foto dengan backround seperti foto di atas ini, namun bedanya, kondisi jalannya yang masih tanah berbatu. Nah saat aku berkendara sampai ke titik ini, aku langsung menghentikannya, dan tentu saja fotoan juga donk disni.
Kemudian aku tertarik dengan bukit hijau di sebelah kananku berdiri ini, yang sangat fotogenik dengan adanya 1 pohon di lereng bukitnya, aku pun mencoba naik ke bukit itu untuk melihat pemandangan dari atas. Wohoooo ternyata pemandangan dari atas sini bagus banget, dan kondisi di bawah pohon yang aku sebut tadi tuh teduh dan nyaman banget, aku pun langsung memutuskan untuk menjadikan bukit ini sebagai spot makan siang, karena kebetulan juga ini pas pukul 12.50 WITA.
Langsung aku turun balik ke mobil dan mengangkut segala jenis makanan dan minuman yang sudah kita persiapkan dan bawa dari Kupang, serta tentu saja kain buat alas duduk ala ala piknik gitu.
Rupanya cukup menguras tenaga juga nih balik lagi ke atas bukit sambil menggendong bayi dan membawa tas berisi makanan, heuheuheu. Sesampainya di bawah pohon itu, kita langsung gelar alas duduk, dan makan siang. Huaaaaah, udah lapar banget cui.
Luar biasa suasana makan siang kita hari ini, meski dengan menu yang sederhana, jadi terasa luar biasa karena disuguhi pemandangan alam yang luar biasa. Selain ramai oleh truk truk yang lewat membawa material untuk pengerasan jalan, jalan yang kita lalui juga ramai dilewati anak anak yang baru pulang sekolah, sekali lagi mereka tuh ramah ramah banget lho, melihat kita lagi duduk di bawah pohon gini, mereka menyapa kita lho "Selamat Siang" gitu. Dan pas kulambaikan tangan, mereka pun membalas lambaian tangan juga.
Titik Keempat : Fatukolen
Perjalanan pun kita lanjutkan lagi dengan mengikuti jalan yang baru diperbaiki ini, hingga kita tiba di sebuah titik dengan hamparan rumput yang luas dan seonggok batu besar di tepi jalan. Tepat pukul 14.20 WITA kuparkirkan kendaraan di dekat batu itu.
Pas kita sampai sini, ada beberapa anak yang tiba tiba mendekat ke arah kita, kuhitung ada sekitar 3 atau 4 deh. Mereka pun dengan ramah menyapa kita, dan saat itu pula kutanya mengenai nama dari batuan besar di antara hamparan rumput hijau ini, kata mereka sih spot ini bernama Fatukolen.
Gak menyianyiakan waktu, kita pun langsung foto foto di dekat batu besar ini dimana di puncaknya terdapat 3 buah salib.
Spot Fatukolen tadi adalah titik terjauh yang kita lalui di trip ini, kita memutuskan enggak lanjut ke Fatumnasi karena kulihat alat alat berat sedang mengerjalan perbaikan jalan di jalur menuju Fatumnasi. FYI Fatukolen tadi itu secara administratif masih masuk wilayah Desa Tunua, Kecamatan Mollo Utara, belum masuk ke wilayah Kecamatan Fatumnasi.
Titik Kelima : Batu Marmer Tunua
Spot kelima ini sebenernya lokasinya ada sebelum Spot Piknik Makan siang tadi itu, bahkan dari bukit tadi itu kita bisa melihat spot wisata batu marmer ini. Nah karena jalan menuju kesana itu masih jalan tanah, jadi aku sempat ragu tadi untuk keluar dari jalan mulus dan masuk ke jalan tanah, jadi aku skip dulu.
Baru dah setelah mentok di Fatukolen dan balik puter haluan lagi, aku pun mengarahkan kendaraan ke Wisata Batu Marmer tersebut. Untuk meyakinkan diri, sebelum masuk ke jalur tanah tersebut aku bertanya dulu ke warga setempat yang kebetulan sedang beraktivitas dekat sini. Menurut info beliau sih mobil bisa kok sampai lokasi, nah baru dah aku yakin untuk membawa mobil ini sampai sana.
Kondisi jalan tanah ini sempit, dan pastinya bakal susah dilewat kalau pas musim hujan, terlihat dari bekas ban yang menjejak di jalan ini, sudah lumayan dalam. Untungnya siang ini cerah, jadi tanah pun keras dan ban mobil bisa menggigit jalan dengan kuat.
Tantangan gak berhenti disitu, ternyata masih ada percabangan lagi, dari pertigaan terakhir ini jalan berubah menjadi semakin sempit (cukup untuk 1 mobil saja), berbatu, dan menurun. Turunnya sih enak, tapi ini nanti pas naiknya pasi susah ini, heuheuheu, tapi aku yakin aja sih, karena dulu udah pernah lewat jalan yang lebih parah dari ini pas kita Trip ke Pantai Selatan Amarasi.
Sebelum benar benar sampai ke lokasi batu marmer nya, ada bongkahan besar batu marmer yang bertuliskan identitas spot ini, dimana lokasi ini dahulunya dikelola oleh PT Sumber Alam Marmer dengan luas 10.5 HA. FYI sebenernya ini bukan tempat wisata ya, melainkan pertambangan batu marmer yang sudah ditinggalkan oleh penambangnya, kabarnya sih karena ada penolakan dari warga setempat. Namun karena sudah terlanjur beroperasi, bukit batu marmer disini sudah dipotong potong dan siap diangkut, sisa sisa bongkahan batu marmer ini masih banyak tertinggal di sini dan sekarang malah menjadi spot cantik buat foto foto.