Tanah Timor adalah area yang eksotis, bisa ijo banget, bisa gersang banget. Setahun di Tanah Timor aku menemukan beberapa hal yang unik dan jarang ditemui di daerah lain, atau bahkan mungkin malah enggak ada.
Salah satunya adalah Bunga Gamal, menurut info yang kubaca di Wikipedia, Gamal (Gliricidia sepium) adalah nama sejenis perdu dari kerabat polong-polongan (suku Fabaceae alias Leguminosae). Sering digunakan sebagai pagar hidup atau peneduh, perdu atau pohon kecil ini merupakan salah satu jenis leguminosa multiguna yang terpenting setelah lamtoro (Leucaena leucocephala). Nama-nama lain dari Gamal ini adalah kerside, gliriside (kolokial), sliridia, liriksidia, sirida (Jw.); cebreng (Su.); kh’è: no:yz, kh’è: fàlangx (Laos (Sino-Tibetan)); bunga Jepun (Mly.); kakawate (Filipina); madre de cacao (Portugis); mata raton (Honduras); dan gliricidia, Nicaraguan coffee shade (Ingg.).
Aku melihat pertama kali bunga gamal ini saat melakukan perjalanan dari Soe ke Fatumnasi, Timor Tengah Selatan, NTT. Bunga ini banyak ditanam (sepertinya sih memang sengaja ditanam) di sepanjang jalan sebagai pagar alami yang membatasi jalan dengan tanah kosong, ada beberapa pula kulihat di halaman rumah.
Waktu lewat situ, aku sih pengen banget petik satu buat kenang kenangan, tapi masih ragu antara boleh atau enggak ya kalau dipetik, heuheuheu, untungnya waktu itu ada warga setempat yang baik. Saat kita berhenti untuk melihat lihat dan pegang bunga itu, eh tiba tiba datang seorang pemuda yang membawa pisau untuk membantu kita memetik bunga itu. Huaaaa akhirnya aku mendapat 2 tangkai bunga gamal ini, yang kupakai buat properti foto foto di Fatumnasi.
Kesan pertama terhadap bunga ini yaitu Cantik banget, dari kejauhan tuh mirip bunga sakura di Jepang dan mirip juga dengan Bunga Konji di tanah Sumba. Selain itu bunga ini ternyata tidak berbau lho, dan mudah sekali rontok, jadi kita harus hati hati banget saat bawa bunga ini.
SEJARAH
MANFAAT / KHASIAT
Gamal terutama ditanam sebagai pagar hidup, peneduh tanaman (kakao, kopi, teh), atau sebagai rambatan untuk vanili dan lada. Perakaran gamal merupakan penambat nitrogen yang baik. Tanaman ini berfungsi pula sebagai pengendali erosi dan gulma terutama alang-alang.
Bunga-bunga gamal merupakan pakan lebah yang baik, dan dapat pula dimakan setelah dimasak. Daun-daun gamal mengandung banyak protein dan mudah dicerna, sehingga cocok untuk pakan ternak, khususnya ruminansia (hewan memamah biak). Daun-daun dan rantingnya yang hijau juga dimanfaatkan sebagai mulsa atau pupuk hijau untuk memperbaiki kesuburan tanah.
Gamal merupakan sumber kayu api yang baik; terbakar perlahan dan menghasilkan sedikit asap, kayu gamal memiliki nilai kalori sekitar 4900 kcal/kg. Kayu terasnya awet dan tahan rayap, dengan BJ antara 0,5- 0,8, kayu ini baik untuk membuat perabot rumah tangga, mebel, konstruksi bangunan, dan lain-lain.
Daun-daun, biji dan kulit batang gamal mengandung zat yang bersifat racun bagi manusia dan ternak, kecuali ruminansia. Dalam jumlah kecil, ekstrak bahan-bahan itu digunakan sebagai obat bagi berbagai penyakit kulit, rematik, sakit kepala, batuk, dan luka-luka tertentu. Ramuan bahan-bahan itu digunakan pula sebagai pestisida dan rodentisida alami (gliricidia berasal dari bahasa Latin yang berarti kurang lebih racun tikus). Di Wonogiri, irisan batang gamal direbus dalam air dan diteteskan ke mata untuk mengobati penyakit belekan.
Nah buat kalian yang pengen liat bunga gamal ini di Tanah Timor, datanglah sekitar bulan Juni - Agustus, karena bunga ini enggak berbunga sepanjang tahun. Selain di sekitar Soe, NTT, bunga gamal ini juga bisa ditemukan di Flores beberapa daerah di Pulau Jawa dan Nusa Penida Bali.
Daun dari Bunga Gamal |
Waktu lewat situ, aku sih pengen banget petik satu buat kenang kenangan, tapi masih ragu antara boleh atau enggak ya kalau dipetik, heuheuheu, untungnya waktu itu ada warga setempat yang baik. Saat kita berhenti untuk melihat lihat dan pegang bunga itu, eh tiba tiba datang seorang pemuda yang membawa pisau untuk membantu kita memetik bunga itu. Huaaaa akhirnya aku mendapat 2 tangkai bunga gamal ini, yang kupakai buat properti foto foto di Fatumnasi.
Kesan pertama terhadap bunga ini yaitu Cantik banget, dari kejauhan tuh mirip bunga sakura di Jepang dan mirip juga dengan Bunga Konji di tanah Sumba. Selain itu bunga ini ternyata tidak berbau lho, dan mudah sekali rontok, jadi kita harus hati hati banget saat bawa bunga ini.
SEJARAH
Bunga Gamal ini berasal dari daerah Amerika Tengah dan Brazil. Di daerah asalnya digunakan sebagai pelindung tanaman kakao/coklat dan dikenal dengan nama madre cacao. Oleh penjajah Eropa tanaman ini dibawa ke benua Asia dan ditanam di India dan Srilangka sebagai tanaman pelindung teh sejak tahun 1870-an.
Bunga Gamal masuk ke Indonesia melalui perusahaan perkebunan Belanda yang tertarik untuk menggunakannya sebagai tanaman pelindung di perkebunan teh di Medan pada tahun 1900-an. Namun, gamal hanya belum menyebar dan hanya ditemukan di daerah Medan saja. Pada tahun 1958 gamal ditemukan oleh Bapak R. Soetarjo Martoatmodjo. Dialah yang memberinya nama Gamal yang diambil dari nama cucunya dan sama seperti nama presiden Mesir Gamal Abdul Nasser.
Gamal atau Kemal atau jamal artinya halus. Bapak Soetarjo menafsirkan gamal sebagai unta yang sanggup menundukkan sahara di Indonesia, yaitu padang alang-alang.
Di NTT, Gamal mulai diperkenalkan oleh Menteri Perkebunan/Pertanian, Bapak Frans Seda, pada tahun 1963-1964. Oleh beliau, Gamal diartikan sebagai slogan “Ganyang Mati Alang-Alang”. Itu karena Gamal adalah tanaman multiguna yang paling banyak kedua dibudidayakan setelah lamtoro. Tanaman ini dapat digunakan untuk mereklamasi lahan yang gundul atau tanah yang ditumbuhi alang-alang rapat.Bunga Gamal masuk ke Indonesia melalui perusahaan perkebunan Belanda yang tertarik untuk menggunakannya sebagai tanaman pelindung di perkebunan teh di Medan pada tahun 1900-an. Namun, gamal hanya belum menyebar dan hanya ditemukan di daerah Medan saja. Pada tahun 1958 gamal ditemukan oleh Bapak R. Soetarjo Martoatmodjo. Dialah yang memberinya nama Gamal yang diambil dari nama cucunya dan sama seperti nama presiden Mesir Gamal Abdul Nasser.
Gamal atau Kemal atau jamal artinya halus. Bapak Soetarjo menafsirkan gamal sebagai unta yang sanggup menundukkan sahara di Indonesia, yaitu padang alang-alang.
MANFAAT / KHASIAT
Gamal terutama ditanam sebagai pagar hidup, peneduh tanaman (kakao, kopi, teh), atau sebagai rambatan untuk vanili dan lada. Perakaran gamal merupakan penambat nitrogen yang baik. Tanaman ini berfungsi pula sebagai pengendali erosi dan gulma terutama alang-alang.
Bunga-bunga gamal merupakan pakan lebah yang baik, dan dapat pula dimakan setelah dimasak. Daun-daun gamal mengandung banyak protein dan mudah dicerna, sehingga cocok untuk pakan ternak, khususnya ruminansia (hewan memamah biak). Daun-daun dan rantingnya yang hijau juga dimanfaatkan sebagai mulsa atau pupuk hijau untuk memperbaiki kesuburan tanah.
Gamal merupakan sumber kayu api yang baik; terbakar perlahan dan menghasilkan sedikit asap, kayu gamal memiliki nilai kalori sekitar 4900 kcal/kg. Kayu terasnya awet dan tahan rayap, dengan BJ antara 0,5- 0,8, kayu ini baik untuk membuat perabot rumah tangga, mebel, konstruksi bangunan, dan lain-lain.
Daun-daun, biji dan kulit batang gamal mengandung zat yang bersifat racun bagi manusia dan ternak, kecuali ruminansia. Dalam jumlah kecil, ekstrak bahan-bahan itu digunakan sebagai obat bagi berbagai penyakit kulit, rematik, sakit kepala, batuk, dan luka-luka tertentu. Ramuan bahan-bahan itu digunakan pula sebagai pestisida dan rodentisida alami (gliricidia berasal dari bahasa Latin yang berarti kurang lebih racun tikus). Di Wonogiri, irisan batang gamal direbus dalam air dan diteteskan ke mata untuk mengobati penyakit belekan.
***
Nah buat kalian yang pengen liat bunga gamal ini di Tanah Timor, datanglah sekitar bulan Juni - Agustus, karena bunga ini enggak berbunga sepanjang tahun. Selain di sekitar Soe, NTT, bunga gamal ini juga bisa ditemukan di Flores beberapa daerah di Pulau Jawa dan Nusa Penida Bali.
Referensi :