28 September 2020

Menengok Timor Leste di PLBN Motaain

Masih inget dengan postingan tentang jalan jalan kita di PLBN Wini? nah kali ini aku mau nulis cerita perjalanan ke PLBN Motaain.

Perjalanan ke kedua tempat perbatasan Timor Leste tersebut sebenarnya kita lakukan dalam 1 trip namun beda hari, karena lumayan jauh dari kota Kupang, jadinya kita bermalam dulu di Atambua sebelum ke PLBN Motaain.

 
Pagi itu, setelah sarapan di Hotel Matahari Atambua lalu check out, kita pun meluncur menuju PLBN Motaain sekitar pukul 09.00 Wita, perjalanan kali ini tidak jauh, hanya berjarak 21 kilometer saja, perkiraan dari google maps sih bisa ditempuh dalam waktu setengah jam. Karena itulah kita enggak buru buru, dalam perjalanan PLBN kita mampir mampir dulu ke ATM, isi bensin, beli minuman serta camilan untuk di perjalanan.

Meskipun dekat, ternyata jalan yang kita lalui lumayan menanjak lalalu langsung dibalas dengan turunan, alhamdulilah untungnya jalan sudah super mulus dan entah kenapa sepi banget siang ini, padahal ini hari libur loh. Hal yang perlu diwaspadai sebenarnya adalah ternak warga seperti kambing, sapi dan ayam yang dibiarkan bebas berkeliaran, takutnya tiba tiba nyebrang gitu.



Berbeda dengan PLBN Wini yang harus parkir kendaraan di luar gerbang (kalau gak punya kenalan petugas), di PLBN Motaain ini kita bisa bawa masuk kendaraan melewati gerbang depan, caranya gampang banget, saat di gerbang tinggal minta ijin saja ke petugas, bilang mau foto foto, lalu kita diminta meninggalkan kartu identitas seperti KTP atau SIM (salah satu aja dari pengunjung), dan kita diberi kartu parkir, waktu dikasih kartu parkir ini, aku sempet basa basi ke petugasnya, "Pak, ada biaya parkirnya?" Lalu beliau menjawab "Terserah saja pak, kalau mau ngasih ya seikhlasnya".



Jarak dari Pintu gerbang utama ke gerbang kedua/portal penjagaan kedua sekitar 500 meter, nah disini kendaraan harus diparkirkan, tidak boleh masuk kecuali punya kenalan petugas, seperti temenku dulu kesini bisa naik mobil bahkan sampai ke gerbang timor leste nya.

Dari parkiran ini, kita berjalan masuk melewati jalur di sebelah kiri, mulai dari bagian depan Wisma Indonesia, meskipun panas, jalurnya lumayan teduh karena ada atapnya. Kita ikutin terus jalurnya sampai mentok ke belakang.


Di bagian paling belakang ini adalah gerbang terakhir menuju perbatasan Timor Leste, alhamdulilah gerbangnya dibuka dengan dijaga beberapa petugas PLBN dan TNI berseragam loreng, kita sempat menyapa mereka sebentar dan minta ijin foto foto sampai ke jembatan perbatasan yang separo wilayah NKRI dan separo masuk Timor Leste dengan ditandai oleh cat di pagar jembatan, sebelah sini berwarna merah putih sedangkan di sebelah sana berwarna merah kuning hitam. Di spot ini juga terdapat tugu dengan plakat yang ditandatangi oleh DR Jose Ramos Horta dan DR N Hassan Wirajuda.



 
Selepas puas foto foto, kita duduk duduk dulu beristirahat di dekat posko penjagaan, panas banget gaes siang ini, sudah lama NTT tidak diguyur hujan, keriing abiss, tapi untungnya ada pemandangan sekelompok orang yang lagi joget tiktok di depan tulisan "Motaain Indonesia", lumayan buat hiburan.

Enggak lama kita istirahat, karena si kecil udah rewel, kita pun cabut balik ke parkiran, ambil mobil lalu lanjut ke Pantai Atapupu, nah pas di gerbang keluar, kita ambil KTP yang pas masuk tadi ditinggalkan dan bayar parkir 10ribu. Sebenarnya enggak ada tarif parkir resminya sih, tapi gpp, kita ikhlas, yaa itung itung buat beli cemilan petugasnya.

***

Peta Lokasi PLBN Motaain - Perbatasan Timor Leste

21 September 2020

Mampir ke Pantai Wini, Timor Tengah Utara

 
Selepas mengunjungi perbatasan Timor Leste di PLBN Wini, rencana kita adalah menuju ke Kota Atambua, namun tentunya kita bakal mampir ke tempat tempat wisata yang kita lewati, nah salah satunya adalah Pantai Wini.
 
Pantai Wini ini lokasinya sangat dekat dengan PLBN Wini, masuk ke wilayah Insana Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara.
 

Berada persis di tepi jalan, pantai ini tidak memiliki parkir khusus kendaraan, jadi pengunjung harus parkir di badan jalan, tapi untungnya jalan di sini ada 4 lajur, jadi tidak menimbulkan kemacetan, apalagi jalanan ini juga lumayan sepi.
 
Pantai yang cantik dan terawat ini tidak ada penjaganya, tidak ada tiket masuk ataupun biaya parkir, pengunjung bisa bebas menikmati pantai wini lengkap dengan fasilitasnya, seperti playground untuk anak anak ini.
 

 
wah coba di kupang pantainya ada tempat mainnya gini, khan asyik nih, banyak pohon pula, jadi adem meskipun di waktu siang bolong gini. Oia di pantai ini alhamdulilah enggak ada warung, jadi terlihat lebih rapi dan bersih, heuheuheu
 
Di pantai ini kita sama sekali enggak menyentuh air lautnya, bahkan mendekat ke garis pantainya saja enggak, karena udah terlanjur nyaman di playground ini. Lumayan lama sih mereka main main
 
Setelah puas, kita pun melanjutkan trip ke Kota Atambua. Nah buat kalian yang lagi di Pulau Timor dan bingung mau jalan jalan kemana, ini bisa dijadikan alternatif pilihan, yaaa meskipun lumayan jauh dari pusat Kota Kupang :)
 


 
***
 
Peta Lokasi Pantai Wini, NTT
 

14 September 2020

Akhirnya Sampai Juga di PLBN Wini : Perbatasan Timor Leste

 
Semenjak pindah kerja ke daerah Kupang, NTT, salah satu tempat yang harus dan wajib kukunjungi adalah perbatasan Indonesia dengan Timor Leste. Nah setelah 2 tahun di Kupang, alhamdulilah aku berhasil juga menjejakkan kaki ke perbatasan tersebut, namun baru 2 titik perbatasan yaitu Wini dan Motaain, sedangkan Motamasin yang berada di bagian selatan Pulau Timor belum.
 
Kali ini, di postingan ini aku akan menuliskan ceritaku saat mengunjungi perbatasan Indonesia - Timor Leste di daerah Wini.
 
Semasa pemerintahan Presiden Jokowi, bangunan perbatasan adalah salah satu fokus pembangunan, dari yang dulu awalnya biasa aja berubah keren, megah dan menjadi salah satu tujuan wisata foto foto. Bangunan ini diberi nama PLBN, yang merupakan kependekan dari Pos Lintas Batas Negara.

FYI wilayah timor leste di pulau timor tuh aneh deh, selain ada wilayah utama di ujung timur pulau timor, ada satu lagi wilayah timor leste yang berada di tengah tengah wilayah NTT, terpisah dari wilayah utama. Coba deh lihat peta di bawah ini, 


Nah warna kuning yang nyempil diantara warna coklat itulah wilayah timor leste yang terpisah dari wilayah utama dimana pintu masuknya adalah PLBN Wini.

Menurut info dari pemilik warung yang lokasinya enggak jauh dari PLBN Wini, tempat ini adalah salah satu tempat pelarian orang orang kupang yang nyari tempat wisata alternatif, dan di long weekend ini menurutnya banyak orang dari kupang yang kesini, salah empatnya sih kita, heuheuheu. 

Mobil parkir di luar
 
Untuk bisa masuk foto foto di bagian dalam PLBN tidaklah sulit, apalagi kalau kalian punya kenalan penjaga PLBN atau Petugas Bea Cukai, bisa masuk naik kendaraan sampai belakang. Nah kalau kita ini yang datang tanpa kenalan, parkir dulu kendaraannya di luar/di depan gerbang, lalu ijin/lapor di pos keamanan. Nah berhubung sekarang masih dalam masa pandemi corona, setiap pengunjung harus memakai masker, diukur suhu tubuh menggunakan thermogun, cuci tangan menggunakan sabun dan isi buku tamu, baru deh bisa masuk foto foto.



 
Di bagian depan ini terdapat tulisan Wini Indonesia, di sampingnya terdapat bangunan semacam lopo lopo yang lumayan luas. Disini kita berteduh sebentar, panas banget gaess siang ini.

Sesuai petunjuk dari penjaga keamanan tadi, kita harus berjalan ke arah kiri kalau mau sampai belakang, dimana disana ada tugu burung garuda raksasa yang menghadap barisan pegunungan indah di seberang sana.





Namun sayang sekali pintu gerbang belakang yang menuju ke Timor Leste sedang ditutup rapat, kita gak bisa melewatinya, meskipun cuma numpang foto. Ya sudah setelah foto foto di sekitar tugu burung garuda raksasa, kita pun bergegas jalan balik ke depan dan melanjutkan trip Timor Overland kali ini.

***

Peta Lokasi PLBN Wini - Timor Leste

7 September 2020

View Cantik Bendungan Rotiklot dari Wisata Sabanase


Kondisi jalan dari Wini ke Atambua memang sebagian besar bikin kurang nyaman, aspal sih aspal, tapi semacam lapisan atas aspalnya itu udah lepas semua, meninggalkan jalan kasar yang bikin suara ban tak terbendung berisiknya masuk ke kabin kendaraan. Namun alhamdulilah penderitaan penumpang ini usai setelah melewat pertigaan Pasar Lakafehan, Kab Belu. Dari pertigaan ini kita ambil jalan yang ke kanan, karena kalau ke kiri, jalan akan mengarah ke Atapupu dan PLBN Motaain.
 
Di peta, jalur ini bernama Jalan  Nasional Trans Timor / Jalan Ki Hajar Dewantara, kondisinya mulus namun berkelak kelok dan menanjak terus. Bila dibandingan jalur tadi yang relatif datar tapi grudak gruduk, aku sih mending yang ini dah, naik turun kelak kelok tapi mulus.

Harus ekstra hati hati lewat jalur ini, jangan sampai terlena oleh keindahan pemandangan di kanan kirinya, apalagi kalau pas ketemu truk truk besar yang membawa kontainer, beuhh mantap jiwaa.

Sekitar 2.5 kilometer dari pertigaan pasar tadi, di sebelah kanan terdapat pintu gerbang menuju Bendungan Rotiklot yang telah diresmikan oleh Presiden Jokowi tanggal 20 Mei 2019. FYI, bendungan rotiklot ini adalah salah satu dari tujuh bendungan yang menjadi progamnya pak jokowi, semementara yang sudah jadi di Pulau Timor adalah Bendungan Rotiklot dan Raknamo, sedangkan yang masih dalam pembangunan yaitu Bendungan Temef di Kecamatan Polen, Kab Timor Tengah Selatan dan Bendungan Manikin di Kecamatan Taebenu, Kab Kupang. 

Pintu Masuk Sabanase

Agak galau juga sih awalnya, antara mau mampir atau enggak, tapi ahh sudahlah aku lewatin saja, heuheuheu. Hingga akhirnya 3 km setelah pintu gerbang tadi aku melihat sebuah percabangan jalan ke kanan yang pas kulihat di peta itu adalah jalan masuk ke Wisata Alam Sabanase. Meskipun kendaraan sudah terlewat beberapa meter ke depan, aku pun menghentikan kendaraan dan puter balik, enggak tahu kenapa tiba tiba tertarik aja.

Dari jalan utama tadi, enggak jauh, palingan cuma 100 meter saja dan kita sampai di pintu gerbang Wisata Sabanase. Dari pintu gerbang ini sebenarnya mobil masih bisa masuk melewati jalan tanah yang sedikit menurun, namun aku sengaja parkir kendaraan di depan gerbang biar gak susah baliknya.


 
Untuk bisa menikmati pemandangan dari Wisata Sabanase ini ada tiket masuknya, tapi murah cuma 5 ribu rupiah aja untuk orang dewasa, sedangkan anak anak enggak ditarik uang tiket. Nah dari uang 5 ribu tadi sudah termasuk parkir dan minuman teh atau kopi, mantap.
 
Bangunan utama dari Sabanase ini adalah bangunan dengan tiang kayu, lantai kayu dan atap dari daun kering, sungguh syahdu menyatu dengan alam. Dalam bangunan utama ini terdapat beberapa tempat duduk dan meja, serta penjual makanan ringan dan minuman, di tempat ini pula tempat kita menukarkan tiket masuk dengan teh atau kopi. Nah ujung dari bukit ini terdapat 2 spot foto dengan background bendungan rotiklot yang cantik. 



Menjelang senja, matahari semakin turun di balik bendungan rotiklot yang tentunya kalau foto menjadi backlight, jadi menurutku sih cocoknya pagi ya buat foto foto disni biar dapat background yang lebih jelas dan cantik.
 

Peta Lokasi Wisata Sabanase, Kab Belu, NTT