9 November 2020

Timor Overland : 4 Hari 3 Malam Keliling Pulau Timor NTT

Menurut Wikipedia, Timor adalah sebuah pulau di bagian selatan Nusantara, terbagi antara negara merdeka Timor Leste dan kawasan Timor Barat, bagian dari provinsi Nusa Tenggara Timur di Indonesia. Nah sejak aku ditempatkan kerja di Kota Kupang 2 tahun silam yang notabene terletak di Pulau Timor, impianku adalah bisa keliling pulau timor bareng keluarga sampai ke perbatasan Negara Timor Leste, enggak sampai masuk sih, sampai perbatasannya saja sudah cukup.
 
 
Alhamdulilah di Bulan Agustus 2020 kemarin ada libur long weekend , dari hari Kamis sampai Minggu. Setelah ada kepastian tentang tambahan cuti bersama di hari itu, akupun langsung bergegas bikin itinerary untuk trip keliling pulau timor selama 4 hari 3 malam. Dan aku namai trip ini dengan nama "Timor Overland".

Buat kalian pembaca setia blog ini, pastinya sudah membaca donk ceritaku di beberapa tempat wisata di trip ini, nah di postingan kali ini aku mau nulis rekapan cerita perjalanan tersebut, full dari berangkat sampai balik  kupang lagi, ditambah beberapa kejadian yang belum sempat aku ceritakan.

HARI 1
Start dari rumah (Kota Kupang) sekitar pukul 09.18 WITA, sesuai dengan itinerary, tujuan pertama kita adalah Pantai Oetune yang terkenal akan gurun pasirnya. Berangkat jam segini ke pantai oetune adalah sebuah kesalahan sih, buat kalian yang udah pernah ke pantai ini pasti tahu, karena sampai pantai pasti pas lagi panas panasnya, tapi ya mau bagaimana lagi, ada 2 krucil, agak susah kalau harus berangkat dini hari.

Perjalanan sih lancar lancar saja, kondisi jalan juga relatif mulus, aspal terus. 

Sekitar 20 km sebelum nyampai ke pantai oetune, yaitu tepatnya di daerah Bena, Amanuban Selatan, kita berhenti sejenak, si kecil udah mulai rewel, laper katanya, pengen makan. Kuberhentikan kendaraan di tepi sebuah jalan lurus yang kanan kirinya sawah, dan kebetulan disitu ada rumah rumahan tempat istirahat petani sepertinya.

Selepas si kecil makan, kita lanjut ke Pantai Oetune, yang tentu saja tujuannya adalah gurun pasirnya. Sebelum melanjutkan ke tujuan berikutnya, kita sempetkan makan siang dulu, udah lewat waktunya makan siang nih. Enggak perlu beli makan, karena kita udah nyiapin makanan lengkap dari rumah, jadi tinggal gelar tiker di parkiran dan piknik dah disitu.


Tujuan berikutnya adalah Pantai Kolbano yang terkenal akan batuan cantiknya yang berkualitas ekspor, yups bebatuan kecil di pantai kolbano ini memang dikumpulkan dan dijual ke luar negeri via Surabaya.  Di Kolbano kita enggak turun ke pantainya, karena ramai banget gaes, dan memutuskan untuk naik ke Bukit Oetuke.

Sekitar pukul 16.00 Wita, kita puter balik, melanjutkan perjalanan ke Kota Soe yang kira kira bakal kita tempuh selama 2,5 jam. Nah masih di area Kolbano, aku berhenti sebentar di depan gerbang Pelabuhan Laut Kolbano, sekedar foto foto saja buat kenang kenangan.


Sesuai perkiraan waktu dari Google Maps, sekitar jam setengah 7 malam kita pun sampai di Kota Soe, untuk menginap semalam dan melanjutkan perjalanan keesokan harinya.

Hotel tempat kita menginap ini bernama Timor Megah yang berlokasi di Jalan Gajah Mada No.56 Kota Soe. Awalnya sih aku niatnya nginep di Hotel Bahagia 2, namun ternyata udah full, ya sudah kita melipir ke opsi kedua, yaitu Timor Megah yang jarak antara kedua hotel ini tidak terlalu jauh, sama sama di pusat kota soe.


 
HARI 2
Dengan harga 250rb semalam, kita mendapatkan sarapan. Pagi itu setelah beberes dan mandi, kita langsung ambil sarapan di restonya, tamu bisa makan di restonya atau bawa piringnya ke kamar. Karena di resto sudah rame, akhirnya kita makan saja di depan kamar, kebetulan di tiap kamar ada meja kursi di depannya. 


Dinginnya Kota Soe di Pagi Hari sedikit terhalau dengan secangkir kopi hangat dan menu sarapan sederhana seperti foto di atas ini, dari segi rasa lumayan enak sih.

Selepas check out, sekitar jam 8 pagi kita langsung bergegas menuju arah perbatasan Timor Leste di daerah Wini. Perjalanan kali ini lumayan panjang, perkiraan 3,5 jam bila langsung joss tanpa istirahat. Namun berhubung ada 2 krucil, aku bawa kendaraan dengan santai dan mampir mampir di beberapa tempat.

Kefamenanu yang merupakan ibukota kabupaten Timor Tengah Utara adalah check point kita yang pertama. Perjalanan dari Soe ke Kefamenanu sangat lancar, jalan juga mulus cuma ya berkelak kelok naik turun dengan beberapa spot lumayan curam tanjakannya, dan banyak bertemu truk besar, karena memang ini adalah jalan utama dan sedang ada pembangunan proyek Bendungan Temef di daerah Polen, Timor Tengah Selatan.

Di Kefa, kita sempet berhenti sebentar di area kantor Bupati Timor Tengah Utara, Taman Kota Kefamenanu dan Lapangan Bola Kampung Baru.



Setelah mengistirahatkan kaki dan ngemil ngemil dikit di tepi lapangan, kita langsung cuss ke arah Wini. Nah berdasarkan info yang kudapat, jalur Kefa - Wini ini agak rusak dan didominasi turunan serta belokan tajam.

Eh bener donk, jalan disini serem banget, banyak titik longsor gaes, enggak berani dah lewat sini kalau musim penghujan, udah gitu jarang ketemu kendaraan lain pula.

Saking berkelak keloknya, si kecilpun merasa mual perutnya, beberapa kali berhenti, buka kaca jendela buat ngatasin mualnya, weleh dia mabok kendaraan, padahal tadi pagi udah minum antimo anak lho, ternyata enggak ngefek juga.



Perasaan khawatir dan enggak tenang tiba tiba sirna saat kita udah sampai di jalan yang datar, kita bener bener udah sampai di lembah nih, pemandangan disini bagus banget, dikelilingi bukit hijau kecoklatan, kalau tidak salah, daerah ini bernama Manamas.

Sebelum melanjutkan perjalanan, aku sejenak membuka google maps, melihat lihat sekitar sini, dan ternyata di balik bukit sebelah kiri ini adalah perbatasan alam Timor Leste, heuheuheu, sudah dekaaat. Kemudian aku mencari tempat makan untuk makan siang, kebetulan sekarang sudah pukul 12.27 Wita. Dari google maps kulihat banyak warung makan di depan sana, sekitar 5 km dari lokasi kita yang sekarang.

Di ujung jalan kecil ini ternyata ada jalan lebar yang merupakan pertanda bahwa kita semakin mendekati gerbang perbatasan. Di sekitar sini banyak banget warung makan, semacam warteg gitu. Aku pilih salah satu yang kulihat meyakinkan, heuheuheu.


 
Maksud dari kata "meyakinkan" adalah dari segi kehalalan nya, coba deh lihat nama warungnya, "Warung Putri Lamongan Cak Mat" heuheuheu. Jauh jauh ke perbatasan Timoe Leste, eh yang punya warung ternyata dari Lamongan, dan bukan sekedar nama saja, aku sempet ngobrol dengan mbak mbak pemiliknya, beliau memang orang jawa yang udah lama merantau kesini.

Beliau pun menebak bahwa kita ini pasti dari Kupang, heheuheu, ternyata di waktu libur panjang ini banyak orang kupang yang liburan jauh ke perbatasan, bukan cuma kita aja. Dia juga menanyakan apakah merasakan gempa, kita bilang sih enggak, dan ternyata beberapa menit yang lalu ada gempa yang lumayan kerasa di sini, saat itu kira kira kita sedang berkendara di antara lembah, jadi enggak kerasa.



Setelah istirahat, ngopi, makan, kita pun lanjut ke Perbatasan Timor Leste - Indonesia yang bangunan perbatasannya sangat megah, tempat ini bernama PLBN (Pos Lintas Batas Negara) Wini, dilanjut main main ke Pantai Wini dan langsung cuss ke arah Atambua.

Dalam perjalanan ke arah Atambua, sebenernya kita melewati banyak objek wisata, namun kita skip, enggak tahu kenapa, lagi males aja. Haha, karena pemandangan dari kendaraan aja udah cantik. Hingga kita sampai di sebuah titik belokan dengan sebuah tugu berlambang burung garuda yang sudah usang, aku pun reflek ngerem dan menepikan kendaraan.
 


Menurut google maps, tempat ini masuk wilayah Desa Oesoko, Kec. Insana Utara, Kab Timor Tengah Utara, tidak jauh dari objek wisata Tanjung Bastian. Nah sekitar pukul 15.13 Wita, kita lanjutkan perjalanan ke arah Atambua, mengikuti rute yang disarankan google maps, dan mampir dulu sebentar ke Wisata Sabanase dengan view Bendungan Rotiklot sebelum memasuki Atambua.

Sampai di Kota Atambua, kita langsung menuju KFC di Atambua Plaza, udah laperr gaes, capek juga nyetir ratusan kilometer, heuheuheu.

Pukul 18.23 Wita, kita sampai juga di Hotel. Yups kita akan menginap semalam di atambua, istirahat sebelum besok melanjutkan perjalanan ke tempat lain.

Hotel tempat kita menginap malam ini adalah Hotel Matahari yang lokasi tidak jauh dari Atambua Plaza tempat kita makan tadi. Berhubung lagi libur panjang, hotel pun lumayan penuh, cuma tersisa kamar yang harganya 450 ribu semalam, agak mahal sih, di atas budget yang udah aku tentukan sebelumnya, tp berhubung kita udah capek dan males nyari tempat lain, aku tetep ambil kamar ini.
 

 
HARI 3
Hotel Matahari ini dari luar kelihatan biasa aja, tapi ternyata dalamnya bagus juga, nyaman dan menu sarapannya lumayan enak, recommended dah buat wisatawan yang transit di Kota Atambua.
 
Seberes sarapan, kita pun cabut dari hotel ini dengan tujuan pertama adalah perbatasan timor leste lagi, namun beda dengan yang kemarin. Namun sebelumnya kita mampir mampir dulu ke ATM, Pom Bensin dan warung untuk membeli minuman dan cemilan.
 
Perbatasan yang kita kunjungi kali ini bernama PLBN Motaain, yang masuk di wilayah Silawan, Kabupaten Belu, NTT. Bangunan PLBN ini sama megahnya dengan PLBN Wini yang kita kunjungi kemarin. 
 
 
Tujuan berikutnya adalah Pantai Pasir Putih Atapupu yang berlokasi di daerah Kenebibi, Kabupaten Belu, tidak jauh dari PLBN Motaain. Lumayan lama sih kita di Pantai ini, karena memang sudah tidak ada tujuan lagi, sesuai rencana habis ini nyari makan trus langsung gas balik ke Soe.
 
Perjalanan dari Atambua ke Soe lumayan panjang sekitar 3,5 jam.  Kulajukan kendaraan dengan santai, sambil menikmati pemandangan di sepanjang perjalanan. Ada sebuah patung yang menarik perhatianku, setelah kucari infonya, patung yang berada di Bundaran Halilulik ini adalah Monumen Seroja. FYI, patung berwujud prajurit TNI yang sedang mengangkat senjata ini adalah monumen yang dibangun untuk memperingati Operasi Seroja, sebuah operasi gabungan angkatan darat, angkatan laut dan angkatan udara RI untuk merebut Tim-Tim dari kekuasaan fretelin yang berhaluan komunis. Operasi Seroja merupakan bagian operasi akibat perang dingin antara blok barat dan blok Timur.

 
Lha terus kenapa monumen Seroja ini dibangun di Salore, Desa Naitimu, Belu? Padahal jaraknya lumayan jauh dari wilayah Timor Leste. Jawabannya adalah karena sejak tahun 1975, Halilulik menjadi tempat eksodus besar-besaran arus pengungsian dari wilayah Timorleste ke Indonesia. Para pengungsi itu ada yang merupakan tangkapan perang, rakyat biasa atau tahanan politik yang ditangkap TNI dari hutan-hutan dan gunung-gunung Timorleste. Kondisi mereka sangat memprihatinkan. Kebanyakan mereka sakit, terluka, kurus, badan kurang terurus/kotor, pakaian kurang bagus, ketakutan, tidak mampu berbahasa Indonesia, dll

 
Nah saat sudah sampai di wilayah Timor Tengah Utara lagi, kita berhenti sejenak di depan gedung DPRD Kab TTU, foto foto, lanjut makan di sekitar situ. Untuk makannya, aku tadi udah beli KFC pas di atambua, dibungkus, dan memang akan dimakan di tengah perjalanan menuju Soe.

Sekitar jam 18.15 Wita alhamdulilah kita sampai di Soe lagi dan nginep di Hotel Timor Megah lagi, heuheuheu. 

HARI 4
Kali ini untuk sarapan di Hotel Timor Megah kita makan di restonya, kebetulan masih dapet kursi. Menu sarapannya sederhana, tidak jauh beda dengan saat pertama kita kesini kemarin.


Di hari keempat ini kita enggak ada tujuan pasti, yang jelas selepas check out hotel langsung gas balik ke Kota Kupang, yaa mungkin nanti mampir mampir enggak tahu dimana.

Sekitar jam 9 pagi kita pun cabut, kondisi kota soe pagi ini lengang banget, kulajukan kendaraan perlahan sambil lihat kanan kiri, siapa tahu ada tempat yang menarik.


Hingga akhirnya kita berhenti sejenak di Pasar Buah Soe, aku tertarik dengan warna cerah kuning kuning orange, yuph itu adalah Jeruk Khas Soe, ya meskipun jeruk ini kebonnya berada di luar wilayah Soe, yaitu di daerah Kapan, jeruk ini sudah dikenal dengan nama Jeruk Soe.

Jeruk ini udah ditata rapi, dikelompokkan lima lima oleh penjualnya, yang dijual seharga 20 ribu tiap kelompok (dapet 5 buah), akupun beli 2 untuk oleh oleh.


Taman Wisata Alam Camplong adalah titik pemberhentian kita terakhir sebelum sampai Kota Kupang, taman wisata ini berlokasi di daerah Camplong, Kabupaten Kupang, persis di tepi jalur utama Kupang - Soe. 

***

Yuhuuu, 
Alhamdulilah perjalanan santai nan singkat 4 hari 3 malam usai juga. Sebenernya masih banyak sih tempat yang bisa dieksplore, namun karena kita bawa 2 krucil, jadinya main gaya santai aja, yang penting semua senang, yaa meskipun sempat muntah muntah mabok darat 1 kali.

Nah buat kalian yang belum baca cerita lebih mendalam mengenai objek objek wisata yang kita kunjungi, bisa klik link link di bawah ini :


Dibaca ya satu satu, biar kalian ngerasain juga keseruan kita jalan jalannya. Nah biar makin seru, kalian juga bisa nonton Vlog kita selama Timor Overland ini , klik aja link di bawah ini :





5 comments:

  1. Huahuahua ini tulisan benar-benar bikin iri. Jarang-jarang ada yang bisa keliling pulau Timor, Mas. Keren banget, sumpah. Aku jadi mencari tulisan pantai Kolbano. Kerikilnya memang bagus banget.

    ReplyDelete
    Replies
    1. trip panjang ini menjadi trip perpisahan kita dengan pulau timor
      heuheuheu
      balik jawa gaess

      Delete
  2. Kurang cerita perjalanan masuk k kawasan Timor Leste mas. Pngen tau kondisi warga Timor Leste yg isunya negarany mw hampir bangkrut.

    ReplyDelete
    Replies
    1. enggak sempet, karena untuk masuk, harus ngurus beberapa berkas dan perijinan

      Delete
  3. Keren dan mantap perjalanannya Mas.
    Jadi pengen eksplor daerah sendiri juga.
    Traveling beberapa hari kayak Mas.

    ReplyDelete

Silakan Meninggalkan Jejak di Kolom Komentar