Lokasi
rumah orang tua yang dekat dengan sungai membuat aku dulu waktu kecil
sering banget main di sungai, entah itu mandi mandi, lompat dari atas,
nyari kerang, nyeser udang dan ikan dan bahkan pernah ikut Om-ku (paman)
nyetrum ikan, heuheuheu. Untuk sungainya ada dua, sungai kecil yang
merupakan sungai irigasi percabangan dari Sungai Bogowonto yang hulunya
di Bendung Boro dan tentu saja Sungai Bogowontonya itu sendiri.
FYI, sungai bowonto ini mempunyai panjang sekitar 67 km yang hulunya ada di Gunung Sumbing dan hilirnya di Samudera Hindia. Penduduk di sepanjang Sungai Bogowonto ini memanfaatkan untuk sumberdaya perikanan baik secara tradisional dengan cara memancing atau menjala. Besarnya debit air Sungai Bogowonto juga dimanfaatkan untuk pengairan/ irigasi melalui sejumlah bendung. Ada 3 bendungan di sungai ini yakni Bendung Boro, Bendung Penungkulan, dan Bendung Triredjo / Sejiwan sebagai bendung paling atas.
Saat ini sedang dilakukan pengembangan dan ekplorasi Sungai Bogowonto ini untuk sarana wisata kayaking dan arung jeram, yang beberapa waktu lalu, sebelum pandemi corona sempat viral.
Dulu,
untuk ke sungai bogowonto, dari rumah tinggal jalan kaki aja ke arah
bawah, melewati papringan (hutan bambu) lalu menyusuri tepian sungai
kecil beberapa ratus meter ke arah utara, baru menyeberang melewati
jembatan sungai kecil lalu jalan turun ke Sungai Bogowonto. Nah
berhubung hutan bambunya sekarang udah jadi perumahan, jalan ke sungai
pun ikutan lenyap, alhasil harus lewat jalan lain yang agak muter ,
enggak bisa langsung turun. Di sungai kecil ini, seperti biasa setiap sore atau pagi pasti ada yang beraktivitas disini, entah itu mencuci baju, main air, atau mandi mandi.
Sebelum
turunan menuju Sungai Bogowonto ternyata sekarang ada fasilitas umum
untuk bersih bersih, semacam kamar mandi gitu, keren deh. Jalan kecil
yang berada di sebelah fasilitas umum ini lumayan sempit dan agak curam
ke bawah, jadi harus hati hati, aku aja sampai kepleset karena licin,
heuheuheu, alhamdulilah enggak apa apa, padahal sambil gendong si kecil.
Kondisi sungai bogowonto hari ini bisa dibilang sedang surut (jawa : asat),
jadi bisa buat main air anak anak, untungnya enggak sedang meluap, bisa
gagal dah main airnya. Sampai di sungainya, kurasakan tidak ada
perbedaan yang berarti dengan kondisi beberapa tahun yang lalu, bahkan
dengan kondisi waktu aku masih kecil juga tidak ada perubahan sama
sekali.
Sungainya
lebar, namun aliran air cuman ada di bagian tengah saja, dan kita pun
berjalan kaki menuju kesana, untuk berjalan kesana kita harus hati hati,
selain karena licin, ternyata banyak ranjau juga, haha, beberapa
gundukan kotoran sapi/kerbau kulihat, ada yang masih segar, ada yang
sudah mengering.
Ada
dua anak dari kejauhan kulihat sedang mencari ikan, satu anak memegang
seser, satunya lagi memegang ember kecil, sepertinya buat menampung
hasil buruan. Dan benar saja, setelah mereka mendekat, aku coba lihat
isi embernya, isinya ada ikan ikan kecil dan udang. Heuheuheu, bener
bener mirip jaman kecilku dulu dah, mainnya ke sungai nyari ikan.
Aku jalan jalan keliling sungai, nyari nyari spot foto sembari liat liat sekitar, nostalgia, inget masa kecil dulu. Sedangkan si kecil asyik duduk sambil main air, kakaknya juga, tapi sekilas terlihat kakaknya agak kurang nyaman bermain air di sungai tidak seperti saat main air di pantai, tapi kalau si bungsu sih asyik asyik aja dia.
Menjelang maghrib, kita pun segera beranjak dari sungai ini, tidak ada sunset, karena matahari terbenam dibalik rimbunnya pohon bambu di arah barat.
Pas gak musim hujan, tempat ini asyik mas. Bisa buat bermain air. Tapi anak-anak wajib dijaga betul
ReplyDeleteKalau di Jawa banyak kali yang bisa dibikin betonisasi kiri kanan jadi kayak got besar, cuma secara pemandangan tetep enak yang masih asli
ReplyDelete