Berbekal hasil penelusuran tempat wisata di sekitar rumah Kebumen lewat aplikasi Google Maps, aku menemukan sebuah spot wisata tersembunyi. Mau dibilang tempat wisata, sebenernya juga bukan sih karena memang belum dioptimalkan sebagai tempat wisata resmi baik itu oleh pemerintah maupun oleh warga setempat. Namun setelah kucek ulasannya di blog maupun video video vlog di Youtube, tempat ini oke juga kok buat dijadikan tujuan wisata.
Di google maps, spot ini diberi nama Wisata Alam Kedungdawa, yang berupa aliran sungai yang cantik dimana terdapat beberapa spot air terjun mini. Secara administratif tempat ini masuk ke dalam wilayah Desa Seliling, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen. Untuk peta lokasinya, ini nih kutaruh di bawah ini
Saranku sih kalau mau kesini sebaiknya menggunakan kendaraan roda dua saja, bisa sepeda atau sepeda motor, karena sekitar 1 kilometer sebelum lokasi jalannya menyempit dan tidak mulus lagi, plus masuk masuk jalan kampung gitu. Selama perjalanan menuju kesana aku cuma mengandalkan rute yang disarankan oleh aplikasi google maps dan alhamdulilah jalurnya bener, enggak disasarin. Sampai di titik terakhir, aku menitipkan kendaraan di rumah salah satu warga. Kebetulan rumah tersebut mempunyai halaman yang agak lapang untuk naruh motor
menyusuri hutan bambu |
Sembari nitip motor, aku basa basi untuk bertanya kepada bapak bapak pemilik rumah mengenai lokasi persis wisata (curug) kedungdawa. Beliau bilang bahwa lokasinya sudah dekat, tinggal mengikuti jalan tanah di depan aja. Namun beliau juga bilang bahwa saat ini sedang musim kemarau, jadi sungainya kering. Waduh ini satu hal yang lupa kusadari sebelum berangkat kesini, tapi udah terlanjur masuk sini, akhirnya kita tetep melanjutkan perjalanan ke spot yang kita tuju.
Trek yang kita lalui berupa jalan tanah berbatu dan sedikit menanjak melewat hutan bambu dengan sungai di sebelah kirinya. Betul kata bapak tadi, dari sini sudah terlihat bahwa sungainya tidak terlihat aliran air, cuma menyisakan kubangan kubangan air.
Aku coba mendekat ke dasar sungainya, karena kering kita bisa jalan jalan bebas di dasar sungai. Aku kira di kubangan kubangan airnya ini akan banyak ikan, namun setelah kucek ternyata enggak ada, sempet sih kulihat satu ikan di balik dedaudan di dasar kubangan, itu pun kecil. Yang ada malah berudu atau kecebong.
Kucoba untuk menyusuri sungai ke arah atas, hingga mentok ke sebuah spot yang kuperkirakan ini adalah air terjun mini dikala musim penghujan. Di spot ini kita tidak dapat melanjutkan menyusuri sungai lewat sungainya, harus naik ke jalan, yaitu trek yang di awal kita lalui tadi, trek ini ada di samping sungai.
Yah karena udah enggak semangat lagi untuk explore lebih jauh, akhirnya titik ini adalah titik terjauh kita, dari sini kita balik jalan kaki menuju tempat penitipan motor tadi melewati trek jalan tanah, enggak menyusuri dasar sungai lagi.
Agak kecewa sih, tapi lumayan lah buat refreshing sekalian nyari keringat. Next time pas udah musim ujan, mungkin aku bakal balik lagi ke spot ini.
Kalau kering malah enak buat trekking, mas. Airnya sedikit tapi cenderung lebih bening. Kalau dilihat-lihat, rutenya bisa buat gravelan
ReplyDelete