Di postingan ini aku mau sharing mengenai pengalamanku kemarin saat ikut VW Tour di Magelang. Jadi aku bisa ikut trip ini bukan pesan sendiri sih tapi karena trip ini adalah salah satu rangkaian kegiatan Outbond kantor.
Outbondnya sendiri berlokasi di Kebon'e The Omah, yang tidak jauh dari Candi Borobudur. Sesuai jadwal, kegiatan ini selesai pukul 11.30 WIB, kemudian dilanjut dengan Ishoma. Nah baru sekitar pukul 13.00 WIB kegiatan VW Tour nya dimulai. Satu per satu mobil VW Warna Warni datang memenuhi parkiran, ada lebih dari 20 VW , yang membuat parkiran yang luas menjadi tiba tiba penuh sesak.
Setiap mobil VW diberi nomor urut dan diisi oleh 4 - 5 orang termasuk driver. Sedangkan aku mendapat nomor 19, awalnya sih aku kira VW ku ini bakal jalan di urutan ke-19 tapi ternyata enggak donk. Aku kali ini mendapat keberuntungan yang luar biasa, salah satu temanku yang ada di VW ini adalah bagian dari panitia yaitu seksi dokumentasi. Jadi VW kita berada di urutan pertama karena akan mengambil gambar dari depan, di spot spot tertentu, mobil kita berhenti untuk mengambil gambar VW VW lain yang melintas. Saat sudah melintas semua, rombongan berhenti, lalu VW kita kembali ke urutan paling depan. Heuheuheuheu, lumayan dapat konten Vlog yang ciamik. Videonya bisa ditonton di youtube berbagifun ya.
Nah menurut rencana, VW tour ini akan selesai pukul 16.30 dengan mampir ke tiga tempat yaitu Bukit Rhema, Tempat Peternakan Lebah Madu dan Pengolahan Gula Kelapa. Perjalanan menuju spot pertama ternyata tidak terlalu jauh, melewati beberapa spot menarik seperti Svargabumi, Hotel Plataran, dan Graha Padmasambhava.
Berhubung spot pertama ini adalah bukit, jadi beberapa ratus meter sebelum lokasi tuh jalannya menanjak dan berkelok, agak serem sih karena sempit dan licin sehabis hujan, tapi alhamdulilah aman sampai parkiran. Nah dari parkiran ini masih harus jalan kaki untuk sampai ke puncak bukit rhema nya. Namun bila enggak kuat jalan kaki menanjak bisa menggunakan jasa jeep. Tapi serem juga sih naik jeep, lha jalannya curam banget lho nanjaknya, ditambah jalannya basah licin kena ujan
Sampai di puncak bukit rhema, terlihat sebuah bangunan yang sangat mencolok dengan kepalanya yang sempat viral itu. Awalnya kukira itu adalah kepala ayam, eh ternyata setelah dijelaskan oleh guide nya, itu adalah kepala burung merpati yang bermahkota. Burung Merpati sendiri melambangkan perdamaian. Untuk bisa masuk ke bangunan ini ternyata harus antre dan bergantian, agar tidak terjadi penumpukan di dalam.
Sesuai arahan, di lantai 1 para pengunjung tidak boleh mengambil gambar/video, karena ini adalah ruang doa, bukan hanya untuk 1 agama tapi untuk semua bangsa, bahkan mushola pun ada. Jadi penyebutan GEREJA AYAM itu sebenernya kurang tepat, namun sudah terlanjur viral.
Di lantai 2 dan seterusnya sudah boleh merekam atau mengambil foto, di lantai ini ada sebuah ruangan yang luas. Terdapat foto foto yang dipajang, beserta keterangannya, dari sini kita bisa mengetahui proses dan sejarah pembangunan Rumah Doa ini.
Tujuan utamanya sih untuk naik ke puncaknya, yaitu di mahkotanya, yang merupakan tempat syuting salah satu adegan di film AADC 2 tahun 2016 lalu. Spot ini berada di lantai 7, dan untuk bisa sampai kesini harus antre, kemarin cuman boleh 6 orang di puncak selama 3 menit saja, heuheuheu.
Bertepatan dengan sampainya kita di puncak, ternyata waktu berkunjung di sini sudah mau habis waktunya, dan rombongan pun disuruh untuk berkumpul semua di area lapang di depan Rumah Doa ini untuk foto foto, yang kemudian lanjut lagi keliling naik VW.
Tujuan kunjungan kedua kita adalah sebuah tempat peternakan lebah madu dan penjualan hasil madu nya. Nama tempatnya adalah Ashfa Honey Bee Farm, yang berlokasi di Dusun V, Desa Tanjungsari, Borobudur, Magelang, tidak jauh dari Bukit Rhema.
Kedatangan kita disambut oleh seorang bapak bapak yang berdiri di depan sebuah kotak kayu berisi lebah madu dan beliau sambil memegang sebilah kayu yang dipenuhi oleh lebah. Dengan menggunakan pengeras suara, beliau menceritakan mengenai peternakan lebah disini, termasuk proses panen madu nya. Sangat menarik cerita dari beliau, dan setelah selesai, para pengunjung dipersilakan untuk foto bersama lebah, heuheuheu.
Di bagian dalam ternyata terdapat sebuah gerai penjualan madu yang mereka panen, dengan dikemas menggunakan botol botol keci, kulihat ada berbagai warna madu, infonya sih ada yang madu murni ada pula yang campur beepolen, tentunya dengan harga yang berbeda. Berhubung di rumah dan di kantor stok madu masih ada, aku enggak beli madu disini, tapi semua pengunjung diperbolehkan untuk icip icip madunya. Oia tersedia pula tempat duduk dan meja, lengkap dengan teh hangat yang boleh diminum sepuasnya.
Hari sudah semakin sore dan semakin mepet, akhirnya rombongan lanjut ke spot terakhir, yaitu tempat pengolahan gula kelapa. Lokasinya tidak jauh dari sini, gak sampai 10 menit nyampai.
Tempatnya semacam di tengah perkampungan gitu, jadi jalannya lumayan sempit. Enggak nyangka aja sih di tempat ini ada spot tujuan wisata, heuheuheu. Meski ini tempat pengolahan gula kelapa, ternyata nama tempatnya adalah Gubuk Kopi. Di sini kita disambut oleh seorang guide yang mengajak rombongan masuk, langsung menuju ke dapur pengolahan, lengkap dengan tungku dan wajan besar berisi nira yang sedang direbus, yang produk akhirnya nanti menjadi gula merah/gula kelapa. Sang Guide menjelaskan secara rinci bagaimana proses dari awal sampai menjadi gula. Dan setelah itu kita diarahkan ke gerai penjualan gula kelapa yang sudah jadi, sekalian bisa icip icip potongan gula kelapa.
Berhubung dalam trip ini infonya tidak mampir toko oleh oleh lagi, jadinya disini aku membeli beberapa gula kelapa untuk oleh oleh orang rumah.
Dari spot ini, rombongan langsung menuju ke Svargabumi, bukan untuk wisata disana sih, tapi karena bus kita numpang parkir di parkiran Svargabumi, heuheuheu.