28 July 2022

Jogja Trip Part 1 : Main di Kidzoona dan Kulineran di Ayam Kuning Cak Gembong

Di Bulan Mei 2022 kemarin alhamdulilah aku dapat tugas beberapa hari ke Jogja, dan bertepatan pula dengan Long Weekend, alhasil aku mengajak anak anak dan emaknya untuk Jalan Jalan ke Kota Gudeg.
 

Dari Kebumen kita berangkat sore sehabis Maghrib, sampai di Jogja udah agak malam, awalnya kukira bakal macet banget, eh ternyata enggak, pokoknya pas sampai di jogja tuh pas waktunya makan malam. Sesuai request anak anak, sebelum check in ke Hotel,  aku arahkan kendaraan ke Jalan Kaliurang menuju gerai Hoka Hoka Bento. Mereka lagi pengen banget makan hokben kayaknya.

Alhamdulilah suasana tidak terlalu ramai, dan parkiran pun dapat dengan mudah. Langsung kita berjalan menuju area pemesanan makanan, pilih pilih menu, bayar, lalu bawa makanan yang dipesan ke tempat duduk. Di sini sebenernya terdapat area playground untuk anak anak, namun sayangnya masih ditutup, mungkin karena masih pandemi ya. Untuk menu makanan, anak anak pilih paketan yang ada hadiah mainannya, lumayan makan dapat mainan gratis, seperti di KFC atau McD.




Setelah perut kenyang, kita lanjut cuss ke hotel yang udah ku-booking kemarin lewat aplikasi online. Terlihat anak anak udah ngantuk dan kekenyangan, heuheuheu, untungnya jalanan jogja malam ini lancar.

Hotel yang akan kita tempati kali ini adalah Hotel Sahid Raya/Sahid Jaya yang lokasinya jadi satu area dengan J-Walk di Jalan Babarsari, persis di sebelah kampus Atma Jaya Jogja. Untuk review lebih lengkap mengenai hotel ini, aku bakal bikin postingan tersendiri ya, karena ada banyak detail yang pengen aku ceritakan. Kalau digabung disini, nanti kepanjangan


Keesokan harinya, saat aku sedang menjalankan tugas dari kantor, anak anak dan emaknya jalan jalan ke Hartono Mall buat main di playground nya, yang bernama Kidzoona. Dulu sekitar 2 atau 3 tahun lalu kita pernah main di kidzoona ini, tempatnya bagus, luas dan banyak permainannya. Anak anak puas main disini. 

Karena masuk jadwal libur lebaran dan long weekend, tiket masuk hartono mall jadi lebih mahal dari biasanya, yaitu 90 ribu per anak per jam dan free 1 pendamping, kalau misal ada pendamping ke 2, nambah biaya lagi 30 ribu. Oia untuk pengunjung yang masuk kidzoona, baik itu anak anak ataupun pendamping, harus memakai kaos kaki, jadi kalau memang rencana mau kesini wajib bawa kaos kaki ya, kalau enggak harus beli disini seharga 10 ribu per pasang.

Untuk bagian dalam Kidzoona nya, seperti ini nih foto foto nya :





Setelah satu jam main main di Kidzoona, nama mereka pun dipanggil petugas, yang tandanya waktu bermain telah usai. 

Siang menjelang sorenya mereka lanjut nongkrong sambil makan di daerah Ngaglik buat makan di Ayam Goreng Kuning Cak Gembong. Kedai Cak Gembong ini sendiri sebenernya ada dua, yang pertama ada di Ruko Jalan Anggajaya, Condongcatur dan yang mereka datangi ini berada di Jalan Bima, Sinduharjo, Sleman. 

Lokasi yang kedua ini lebih luas, lebih kece, lebih nyaman dan lebih oke, karena berada di area persawahan, dan lesehan. Tapi sayang sekali aku enggak bisa ikut ya, pas lihat foto fotonya, jadi pengen kesana lagi, heuheuheu.




Menu andalan disini adalah paket Rantangan, harganya cuma 100 ribu (untuk 4 orang) isinya ada 4 ayam, 4 bakwan jagung, kulit crispy, sambal, krengsengan, nasi, lalapan, srundeng dan free Sayur Asem. Wah mantep tenan paketannya, dijamin puas mantap. Cocok banget buat makan rame rame. Berhubung mereka tidak bisa menghabiskan seluruh isi paketannya, akhirnya dibungkus donk, dan aku yang tidak ikut pun malam nya bisa mencicipi rasa ayam goreng kuningnya, heuheuheu. Btw krengsengannya enak lho, apalagi tadi pas nasinya masih hangat ya, pasti lebih maknyuss, recommended dah.
 

25 July 2022

Benteng Van Der Wijck Kebumen : Tempat Syuting Film The Raid 2 dan The Sacred Riana 2 Bloody Mary


Benteng Van Der Wijck adalah benteng pertahanan Hindia Belanda yang dibangun oleh Jenderal Van Den Bosh sekitar tahun 1818/1820 atau permulaan abad ke 19. Benteng ini terletak di daerah Gombong, sekitar 20 km sebelah barat dari Ibukota kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. 

Ketika masa-masa awal dibangun, benteng ini bernama Fort Cochius. Nama tersebut diambil dari nama seorang pemimpin perang Belanda. Sang komandan ikut memimpin prajurit Belanda ketika Perang Diponegoro terjadi. Pada tahun 1856 barulah Fort Cochius dialihfungsikan lagi menjadi sebuah sekolah khusus anak-anak dari bangsa Eropa. Sekolah militer tersebut bernama Pupillenschool. Perubahan nama yang terakhir adalah Benteng Van Der Wijck, yang kemudian digunakan dan dikenal hingga sekarang. Van Der Wijck sendiri dianggap sangat berjasa dalam dunia militer Belanda sehingga namanya bisa diabadikan menjadi nama benteng ini.
 




Lokasi parkirnya lumayan luas, bisa menampung puluhan kendaraan roda empat. Waktu kita datang, kondisi benteng lumayan sepi, saat beli tiket pun tidak ada antrean sedikitpun, habis beli langsung masuk. Dari 1 tiket seharga 25 ribu ini,  kita bisa masuk area benteng, naik kereta kencana keliling benteng dan masuk waterpark, tapi kalau tidak mau masuk waterpark bisa ditukarkan untuk naik kereta yang ada di atas benteng, yuph kereta ini layaknya kereta beneran, menggunakan jalur rel besi, dengan lokasi di atap benteng.



Dari loket masuk ke bangunan benteng sebenernya tidak jauh, jalan kaki aja bisa, namun karena ada fasilitas kereta kencana yang sudah termasuk di harga tiket, ya rugi donk kalau tidak naik. Heuheuheu, kereta kencana ini akan membawa kita keliling jalan di luar bangunan benteng, jadi kita bisa tahu suasana sekeliling benteng yang terlihat tidak terawat, sebenernya banyak permainan anak anak semacam ayunan, perosotan dan jungkat jungkit tapi ya itu, sudah tidak layak dimainkan, sayang sekali ya. 
 
Selain itu, di bagian depan benteng dipajang beberapa kendaraan perang jaman dulu seperti tank. Nah Setelah sekali berputar, kereta ini masuk ke dalam benteng melalui pintu utama dan mengelilingi benteng 1x di dalamnya, lalu keluar lagi, kembali ke titik awal di dekat gerbang masuk awal.





Karena kita mau explore benteng, kita tidak berhenti di titik terakhir, tapi berhenti di dalam benteng nya, lalu lanjut jalan kaki menaiki tangga ke lantai 3/paling atas untuk menikmati wahana kereta. Tidak perlu bayar lagi, karena sudah termasuk di harga tiket masuk benteng. Sebenernya agak takut sih melihat bentuk kereta dan relnya yang sepertinya sudah lama banget pembuatannya. Heuheuheu, tapi akhirnya kita beranikan diri untuk menaikinya dan memutar 1 kali mengelilingi atap benteng. Sumpah serem banget, goyang goyang dan gak stabil, ditambah bunyi besi besi bergesekan, ngek ngek ngek, makin horor rasanya. Wkwkwkwk, ngantuk jadi hilang seketika. Untungnya cuma muter sekali ya

Setelah naik kereta horor, kita turun 1 lantai ke lantai 2, di sini banyak sekali ruangan dengan dinding berlumut dan jendela yang terbuka, bahkan di beberapa titik terlihat bocor dengan lantai yang tergenang air, sepertinya air hujan bisa masuk sampai sini. 

Di beberapa ruangan ditempel foto foto para pahlawan kemerdekaan dan foto foto presiden RI dari pertama sampai yang terakhir




Hanya beberapa ruangan saja yang kita jelajahi, kayaknya bisa sampai malam kalau harus memasuki semua ruangan, heuheuheu. Kita pun lanjut turun, menuju bagian tengah benteng yang terbuka untuk foto foto. 

Saat mau berjalan keluar benteng, tak sengaja aku menengok salah satu ruangan, eh ternyata ada foto foto juga tertempel di dindingnya, aku pun masuk, dan ternyata di ruangan ini terdapat foto foto saat beberapa tahun lalu benteng ini dipakai untuk syuting Film The Raid 2. Terlihat area yang digunakan syuting adalah area terbuka di tengah tengah benteng, bedanya disitu ditambah pagar besi dan bawahnya dilapisi tanah basah berlumpur.






Di sudut yang lain juga ada foto chef Farah Quinn yang lagi syuting di area benteng dan Group Band Slank yang sedang bikin Video Klip di benteng ini. Dan yang paling baru adalah Film The Sacred Riana 2: Bloody Mary yang bakal tayang di Bioskop mulai tanggal 28 Juli 2022, film ini sebagian besar tempat syutingnya adalah di benteng Van Der Wijck ini.


***

Peta Lokasi Benteng Van Der Wijck Kebumen

21 July 2022

Jalan Jalan di Kota Lama Semarang : Mampir Ngopi di Tekodeko Koffiehuis


Di awal Tahun 2022 kemarin, aku menyempatkan jalan jalan ke daerah Semarang dan sekitarnya, dan salah satu tempat yang aku kunjungi adalah area Kota Lama, ini adalah rekomendasi temenku yang tinggal di Semarang, katanya harus bin wajib datang ke Kota Lama, ya sudah akhirnya aku masukkan dalam salah satu daftar kunjunganku.

Waktu yang aku pilih adalah sore hari, tujuannya biar enggak panas atau kegerahan saat jalan kaki keliling kota lama, dan benar saja tujuanku itu tercapai dan malah kita kebasahan, karena sore itu hujan gerimis, heuheuheu.





Ada beberapa kantong parkir yang bisa pengunjung pilih untuk memarkirkan kendaraannya lalu dilanjut jalan kaki, nah tempat yang aku pilih ada di Jalan Garuda / di belakang gerai Starbucks Kota Lama. Saat sampai di parkirannya, kondisi masih gerimis dan sudah ada sekitar 5 kendaraan lain, tidak terlalu ramai sih, mungkin karena hujan dan bisa jadi juga karena ini adalah weekday. Ada mungkin sekitar 15 menit kita nunggu di dalam kendaraa, tapi kok gerimis gak reda reda juga ya. Hingga akhirnya kita  pilih nekat keluar aja, jalan kaki mlipir di pinggiran bangunan.

Dari spot parkir saja sudah banyak banget titik titik yang kece buat foto foto, coba sedang cerah ya, bisa dikit dikit foto nih. Alhamdulilah sih lama kelamaan, semenjak kita jalan kaki, gerimis perlahan mereda.





Baru jalan kaki sampai di persimpangan Starbucks, eh si kecil kebelet pipis, minta ke toilet, tengak tengok kanan kiri, akhirnya kita nemu juga sebuah tempat yang menyediakan toilet, namanya District 22, lokasinya sekitar 100 meter di sebelah barat pertigaan tadi. Kita pun langsung cuss lari kesana, eh tapi ternyata ada papan peringatannya, bahwa toilet ini khusus pelanggan toko District 22, waduh... ya sudah akhirnya kita iseng beli minuman satu botol lalu ke toiletnya buat pipis.


Setelah urusan perpipisan selesai, kita pun lanjut jalan kaki ke arah timur menuju spot wajib berikutnya yaitu Bangunan GPIB Immanuel atau yang lebih dikenal dengan nama Gereja Blenduk. FYI Gereja yang dibangun pada tahun 1753 ini merupakan salah satu landmark di Kota Lama.
 
Bentuknya sangat menonjol, diberikan nama blenduk karena merujuk pada bentuk kubahnya yang menggelembung atau mblenduk (bahasa jawa). Lokasi bangunan ini berada di Jalan Letjend Suprapto No 32 Kota Lama Semarang. Jumlah lantainya adalah dua buah. Bangunan ini menghadap ke Selatan. Gereja ini masih dipergunakan untuk peribadatan setiap hari Minggu. 
 


Di sekitar gereja ini juga terdapat sejumlah bangunan lain dari masa kolonial Belanda seperti Gedung Marba. Bangunan kuno ini juga sering menjadi salah satu tempat untuk foto foto Pre Wedding. Selain itu ada satu tempat kuliner yang legend, namanya Warung Sate & Gule 29. Beberapa tahun lalu aku pernah makan disini, dan menu yang wajib dicoba adalah sate buntel nya. Maknyuss tenan.

Lanjut lagi jalan ke arah timur, ada beberapa tempat dan bangunan yang masih kuingat, yaitu Taman Srigunting, Cafe Spiegel, Indomaret dan alfamart dengan bangunan yang jadul, Metro Point, Kantor Satlantas, Kantor Polsek Semarang Utara dan Cafe Tekodeko di depannya. Nah kita pun memutuskan buat istirahat bentar sambil ngopi ngopi santai di Cafe Tekodeko.




Cafe ini rame dengan anak anak muda, kayaknya sih masih pada kuliah, kita langsung ngerasa jadi yang paling tua, apalagi bawa dua anak, heuheuheu. Tapi sisi positifnya, kebrisikan dua anakku di cafe ini jadi tidak kentara, karena kalah ama obrolan dan candaan muda mudi yang nongkrong. 

Menu menu yang disajikan di cafe ini unik unik deh, dari segi penamaannya, pembuatan buku menunya dan gambar/foto di buku menunya, rasanya tuh pengen pesen semua. Sebut saja ada Kopi Cheng Li, Kopi Londo, Kopi Gendhis, dll





Yang lebih uniknya lagi, di bagian depan, dijual pula pot pot kecil berisi tanaman hias, heuheuheu bener bener di luar topik utama sebuah cafe. Dan ada pula sebuah mesin photobox, yang bisa langsung mencetak hasil fotonya, pengen sih sebenernya nyoba ini, tapi waktu itu lagi rame banget, males antre.






Overall tempat ini cocok buat nongkrong rame rame, selain tempatnya nyaman, kopi kopi dan makanannya enak enak deh. Kalian wajib mampir sini kalau pas jalan jalan ke Kota Lama.

Waktu kita keluar cafenya, hari sudah gelap, kita pun melanjutkan jalan kaki menuju tempat parkir, tapi dengan rute memutar, beda dengan rute berangkat.





Di waktu malam ternyata pemandangan bangunan bangunan disini terlihat semakin syahdu, karena adanya lampu lampu dengan penataan yang apik. Ada gedung Marabunta yang pada masa kolonial Belanda di Indonesia, gedung ini dijadikan sebagai gedung teater kota. Pada masa aktifnya, Gedung Marabunta digunakan sebagai gedung rekreasi khusus bagi orang Belanda. Gedung hanya dipakai untuk pertunjukan komedi, orkestra, dan balet. Pemakaiannya kini sebagai gedung serbaguna dan kafe. 

Sedangkan yang terlihat paling mencolok di Jalan Cendrawasih ini adalah Holywings. Gedungnya terlihat megah , lengkap dengan lampu lampu yang menambah semarak. 

***