Akhirnya kesampaian juga nih mampir masuk ke De Tjolomadoe, biasanya cuma baca cerita di blog atau nonton video orang/vlog di youtube.
Lokasi tempat wisata ini strategis banget deh, tidak jauh dari Bandara/Airport (Adi Soemarmo) persis di tepi Jalan Adi Sucipto, Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah.
Buat kalian yang belum tahu, Awalnya bernama Pabrik Gula Colomadu. Didirikan tahun 1861 di Karanganyar oleh Mangkunegaran IV. Nah Tahun 1928, pabrik ini mengalami perluasan area lahan tebu dan perombakan arsitektur. Namun kemudian pada tahun 1998 tutup karena krisis dan lokasi ini pun menjadi terbengkalai.
Tahun 2017 PT PP (Persero) Tbk, PT PP Properti Tbk, PT Taman Wisata Candi Prambanan, Borobudur, dan Ratu Boko (Persero), dan PT Jasa Marga Properti membentuk Joint Venture dengan nama PT Sinergi Colomadu untuk melaksanakan konstruksi revitalisasi dengan mengikuti kaidah cagar budaya, dan menjadikannya sebuah tempat wisata berkonsep Museum.
Buat kalian yang mau kesini, perlu dicatat nih jam buka nya. Sebenernya kita bisa masuk area pabrik gula ini mulai dari pagi, namun untuk bisa masuk ke dalam bangunannya harus menunggu loket penjualan tiketnya buka, yaitu sekitar pukul 10.00 WIB, waktu itu pas kita datang pukul 09.00 pagi, jadi harus nunggu sejam dulu.
Untuk harga tiketnya dibagi ke dalam dua kategori, dewasa harganya 35 ribu per orang, sedangkan anak di bawah 12 tahun harganya 25 ribu. Itu untuk tiket masuk bangunan utama ya, sedangkan sebelumnya untuk masuk area De Tjolomadoe bayar 2 ribu per orang.
Fasilitas yang tersedia di De Tjolomadoe lumayan lengkap
- Tempat parkir kendaraan cukup luas, kadang tempat parkirnya menjadi tempat acara pameran dll
- Pusat informasi
- Toilet
- Tempat ibadah
- Cafe
- Concert hall yang biasanya dipakai Wedding atau Wisuda
- Spot foto instagenic
- Ruang koleksi dan galery
- Taman dan tempat duduk
Pas masuk bangunan utamanya, kita langsung disambut oleh mesin yang ukurannya raksasa, gede banget deh. Masing masing mesinnya mempunyai nama, dan para pengunjung bisa membaca fungsi atau kegunaan setiap mesin itu karena terdapat papan informasi. Yang pertama adalah stasiun penggilingan yang dulunya mesin mesin ini dipakai untuk memeras tebu dan diambil airnya.
Di belakangnya terdapat stasiun penguapan dan stasiun ketelan. Di area stasiun penguapan terlihat stan stan penjual souvenir/oleh oleh seperti kain, pernak pernik, kaos dll, namun sayangnya lagi ditutup kain, Sedangkan untuk stasiun ketelan ditutup jadi kita enggak bisa masuk. Mungkin karena pas kita datang pas lagi pandemi corona ya.
Di sebelahnya terdapat ruangan lagi, yang berisi mesin mesin yang lain seperti Stasiun Karbonatasi, Foto Foto Pabrik ini Jaman Dulu lengkap dengan sejarah dan riwayatnya, Mesin Uap, Peta Jalur Kedatangan Gula di Hindia Belanda, Diorama Pabrik Gula, Tradisi Tradisi yang berhubungan dengan Pabrik Gula, Taman Wagis Wara dll, pokoknya seru banget dah.
Dan di ujung, sebelum pintu keluar terdapat sebuah cafe/restoran (Besali Cafe) yang menyediakan makan minum untuk pengunjung. Tapi karena kita udah punya tujuan tempat makan lain, jadinya kita enggak makan di tempat tersebut.
Aku malah belum pernah masuk, mas.
ReplyDeleteCuma pas gowes pernah foto di depannya aja
bangunane ternyata gede banget. kemaren kami juga liwat sini pas ke solo tapi ga mampir, malah mampire gedung djoeang 45. Keren ada diorama yang super detil ^^
ReplyDelete