Waktu itu tuh sebenernya kita enggak ada rencana sama sekali untuk jalan jalan, apalagi sampai ke daerah Boyolali, tapi tiba tiba aku dapat tugas untuk ke Solo di Hari Jumat dan dikasih waktu di hari Kamisnya untuk melakukan perjalanan menuju lokasi itu.
Alhamdulilah banget, berhubung di akhir pekan, sekalian aja aku ajak seisi rumah buat berakhir pekan ke Solo. Nah rute Kebumen - Solo tuh ada dua pilihan, yang pertama lewat Jogja, dan yang kedua lewat Magelang. Masing masing punya kelebihan dan kekurangan, nah berdasarkan hasil browsing-ku di dunia maya, akhirnya aku pilih opsi kedua, yaitu ke Magelang dahulu baru ke arah Boyolali lewat Jalur Selo yang eksotis, karena jalur ini ada diantara Gunung Merbabu dan Gunung Merapi.
Enaknya perjalanan pas weekday tuh, jalanan tidak terlalu ramai, apalagi saat itu masih dalam kondisi pandemi, rute Kebumen - Magelang kita lalui dengan lancar. Di persimpangan blabak Magelang, kita ambil ke arah kanan, jalur yang sama dengan jalur menuju Ketep Pass. Nah pas pertigaan terakhir sebelum Ketep Pass, kita ambil arah kanan melewat Jalur Magelang - Boyolali.
Mulai dari sini jalanan sungguh aduhai, berkelak kelok, naik turun, beberapa spot terlihat bekas longsor, dan kondisi cuaca yang sedang hujan serta berkabut, bikin suasana berkendara jadi makin seru, heuheuheu, ngantuk ilang dah.
Sekitar 13 kilometer dari pertigaan Ketep Pass, kita sampai juga di sebuah tempat makan yang sangat estetik, namanya adalah De Selokaton. Sesuai rencana awal, kita istirahat dulu disini sambil makan siang. Keluar mobil, langsung disambut hawa dingin pegunungan, bagaimana tidak, tempat ini berlokasi di ketinggian dengan dikelilingi kebun sayur dan berada diantara Gunung Merapi dan Gunung Merbabu.
Parkiran tidak terlalu luas, namun cukup menampung beberapa kendaraan roda 4. Dari luar, bangunan cafe yang didominasi warna gelap ini terlihat kontras dengan sekitarnya yang didominasi warna hijau segar. Bagian depan cafe dindingnya dari kaca bening, jadi cahaya dari luar bisa masuk dengan leluasa, terlihat bagian dalam cafe yang cantik dengan lampu lampunya yang tergantung
Untuk tempat duduk, kita bisa pilih di luar di dekap pintu masuk, di dalam lantai 1 ataupun di lantai 2. Sedangkan di sebelah bangunan utama ini masih dalam proses pembangunan, jadi kemungkinan nanti bakal lebih banyak lagi tempat duduknya. Karena waktu itu lantai 1 lumayan penuh, kita pun pilih di lantai 2 saja. Lantai 2 ini cuma setengah yang dimanfaatkan untuk tempat duduk, sedangkan setengahnya lagi los ke bawah, jadi dari atas kita bisa melihat para pengunjung di bawah.
Meskipun pengunjung lagi lumayan rame, tapi kita tidak terlalu lama untuk menunggu orderan dateng. Sambil menunggu, kita foto foto dahulu di lantai 2 ini, sambil sesekali menikmati pemandangan cantik Gunung Merapi di sisi selatan yang puncaknya kadang terlihat kadang tertutup awan. Cantik sekali pemandangan dari sini. Hawa disini pun sangat sejuk, tidak perlu tambahan AC di dalam ruangan, karena hawa dari sekitar dengan mudahnya masuk ke dalam cafe, huhuhuhu adeeeem, tapi efek negatifnya kopi panas dan mie kuah yang aku pesen jadi cepet dingin, heuheuheu.
Aku lupa biji kopi dari mana yang aku pesan, tapi aku ingat rasanya tuh didominasi rasa asam, jadinya pas banget diminum tanpa gula. Kebiasaanku gitu sih, kalau pesen kopi manual brew yang cenderung asam, aku minum tanpa gula, tapi kalau cenderung pahit, aku tambah gula secukupnya. Gimana dengan kalian?
Sedangkan si krucil seperti biasa pesennya nasi goreng enggak pedes, ini menu paling aman dah, dan mereka selalu suka, untuk minumnya es green tea. Nah emaknya nih pesen sandwich yang disajikan dengan kentang goreng, minumnya semacam latte latte gitu lah, lupa nama menu nya, heuheuheu
Enggak terasa hampir dua jam lho kita nongkrong disini, saking nyamannya, heuheuheu. Keluar dari cafe, tempat yang kita tuju adalah toilet, dingin cuy, langsung pengen pipis. Pas kulit kena air dari keran kamar mandi, cesssss, serasa disiram air es....
***
Lokasi Deselokaton, Selo, Boyolali
Sepanjang kopeng juga aku lihat konsep cafe seperi ini mulai bermunculan, mas. Sepertinya memang pangsanya mulai banyak
ReplyDeletefoto mie kuahe kok cerah dan menggiurkan ya, meski cepet dingin. takkira itu tadi soto loh...minumane jan seger tenan...pengen aku wisata di tempat dingin gini huhu
ReplyDeleteKeren tempatnya mas broo. Sudah lama jg gak nongki seperti ini lg. Apalagi suasananya sejuk nan dingin. Syahdu banget
ReplyDelete