Beruntung banget, aku bisa mengunjungi tempat ini kira kira seminggu sebelum ditutup untuk umum. FYI Taman Badegolan ini sebenernya adalah sebidang tanah kosong yang berada persis di sebelah sungai tempat keluarnya air dari PLTA Wadaslintang. Secara geografis, tempat ini masuk ke dalam wilayah Desa Sendangdalem, Kecamatan Padureso, Kabupaten Kebumen sedangkan untuk waduknya sendiri masuk wilayah Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo.
Untuk bisa masuk kesini, pengunjung harus masuk melalui Jalan PLTA dengan pintu gerbang warna hitam seperti bangunan di Pulau Bali dan ada logo PLN nya, lokasinya dekat dengan Balai Desa Sendangdalem.
Akses jalan sepanjang 700 meter ini sudah bagus, beraspal dengan pemandangan indah di kanan kirinya. Sampai di ujung, terlihat suasana sangat ramai, banyak penjual makanan dan minuman dadakan, dan banyak banget motor terparkir di kanan kiri jalan. Memang tidak ada lahan parkir khusus untuk pengunjung, cuma memanfaatkan area kosong di tepian jalan. Untuk parkir, pengunjung membayar 5 ribu per motor dan 10 ribu per mobil.
Dari spot ini jalan utama ditutup portal, karena termasuk area terbatas (PLTA), nah untuk menuju Taman Badegolan ada jalan kecil di arah kiri sebelum portal yang menuju ke bawah, ke arah sungai. Ada semacam gapura sederhana, jalannya berupa jalan setapak menurun, sebagian tanah sebagian paving, alhamdulilah siang ini cerah, mungkin kalau pas hujan jalan kecil ini bakal licin, kemudian akan ketemu pertigaan, kalau ke kiri menuju toilet sedangkan ke kanan menuju spot utama Taman Badegolan.
Dari pertigaan ini kita sudah bisa melihat bagaimana ramenya taman ini, banyak banget pengunjung yang duduk duduk di tepian sungai. Menurutku ini memang berbahaya sih, tidak ada pagar yang proper disini, cuma ada pagar dari tali yang direntangkan dan sebagian lagi berupa pagar bambu. Padahal kalau kita lihat aliran sungainya, deras banget lho. Mirip ama sungai Aare di Swiss, baik itu derasnya maupun warna airnya.
Meskipun siang terik, di sekitar taman ini terasa adem karena banyak pohon dengan daun yang rindang. Tidak hanya anak anak muda pemburu spot selfie, disini juga ada beberapa keluarga yang piknik, duduk duduk sambil makan bekal yang dibawa.
Cukup sulit juga untuk foto foto disini dengan view yang lega, karena pasti bakal ada pengunjung lain yang bakal masuk frame. Mungkin harus pagi banget ya biar terlihat kosong.
Spot utama yang dituju adalah yang paling ujung yaitu berupa semburan air yang sangat kencang yang berasal dari PLTA. Semburan itu sampai ke ujung/seberang sungai, bahkan percikan airnya terlihat ke arah atas, dan di jam jam tertentu akan terbentuk pelangi
Aku datang kesini tuh tanggal 19 Desember 2022. Nah di akhir Desember 2022 ada kabar bahwa Taman Badegolan ini ditutup untuk umum. Wohohoho, seperti yang udah kuduga, spot ini memang bukan tempat wisata sih, terutama faktor keamanannya.
Secara resminya, alasan ditutupnya Taman Badegolan adalah adanya surat edaran PT PLN Indonesia Power karena dengan mempertimbangkan
1. Sistem Managemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
2. Sistem Manajemen Pengamanan (SMP)
3. SK Direksi 072.K/010/IP/2020 tentang Pendayagunaan Aset Properti
1. Sistem Managemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
2. Sistem Manajemen Pengamanan (SMP)
3. SK Direksi 072.K/010/IP/2020 tentang Pendayagunaan Aset Properti
Kemudian di pertengahan Januari 2023, aku dapat kabar juga bahwa untuk area wisatanya dipindahkan ke arah bawah, tidak jauh dari Taman Badegolan, tepatnya di sebelah Jembatan Sendangdalem, di bawah Gunung Rayang. Spot baru ini dinamakan Taman Pengilon.
Tidak kalah cantik dengan Taman Badegolan, Taman Pengilon ini menawarkan pemandangan sungai yang sama, ditambah view jembatan dan gunung rayang yang menjulang. Aku dulu pernah fotoan di seberang Taman Pengilon ini, seperti ini fotonya :
Sebagai gambaran, berikut aku sertakan peta lokasi Waduk Wadaslintang, Taman Badegolan dan Taman Pengilon. Aku tandain dengan nomor ya :
- Nomor 1 adalah Waduk dan Bendungan Wadaslintang
- Nomor 2 adalah Taman Badegolan
- Nomor 3 adalah Taman Pengilon
Mungkin ada pertimbangan terus itu dipindahkan, mas.
ReplyDeleteLebih baik seperti itu daripada tiba-tiba hilang tak terawat. Kayak di beberapa tempat yang mati suri
Tempat seperti ini harus dijaga dan dirawat. Wajar sih ditutup utk umum. Biar selalu terjaga.
ReplyDeleteBtw, keren lhoo klo fotoan disini. Asyiik