Aku bisa sampai ke Museum ini sebenernya karena untuk mengisi waktu luang. Jadi ceritanya waktu itu istriku tuh pengen nonton film di Bioskop, nah bioskopnya tuh letaknya di daerah Kroya Cilacap, karena aku enggak pengen nonton, dan anak anak juga enggak bisa nonton (rate filmnya 13+) yaudah setelah nganter ke Bioskop, kita lanjut jalan jalan aja ke tempat wisata yang lokasinya enggak terlalu jauh dari Bioskop.
Pilihan jatuh kepada Museum Soesilo Soedarman. Aku tertarik ama museum ini karena kulihat fotonya di Google Maps tuh banyak pesawat dan peninggalan perang, wah ini anak anakku pasti suka nih, heuheuheu.
Sampai di lokasi, ternyata museum ini tidak punya parkiran khusus untuk kendaraan, jadi mobil kita parkir di depan museum, di tepi jalan, disinipun tidak ada tukang parkirnya. Tapi aman sih.
FYI, Museum Soesilo Soedarman ini adalah bangunan bersejarah berbentuk
museum yang menyimpan peninggalan-peninggalan Jendral TNI (Purn) Soesilo
Soedarman semasa mengabdikan diri, baik sebagai prajurit Tentara
Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat maupun saat bertugas di berbagai
kementrian semasa pemerintahan Soeharto. Untuk lokasinya, Museum ini
terletak di Desa Gentasari, Kecamatan Kroya, Kabupaten Cilacap, Jawa
Tengah.
Untuk masuk ke museum, cukup membayar biaya 5 ribu rupiah aja, sangat terjangkau. Selain menjual tiket, loket ini juga menyediakan berbagai merek minuman dingin yang tertata rapi di dalam kulkas. Saat itu aku membeli minumannya, satu botol air mineral dan satu botol lagi minuman rasa rasa, untuk harganya sama kok ama harga di warung.
Museum ini tidaklah luas, dari tempat pembelian tiket saja kita langsung bisa melihat koleksi pesawat dan kendaraan perang lain yang terpajang rapi di halaman depan museum. Anak anak sangat antusias untuk mengeksplore satu per satu, apalagi yang besar, karena udah bisa baca, jadi dia baca baca keterangan yang ada di setiap kendaraan tersebut, terkadang dia menanyakan kepadaku mengenai istilah istilah yang belum dia ketahui.
Di beberapa sudut halaman Museum, terpajang kenang-kenangan dari Batalyon Kavaleri I TNI-AD berupa kendaraan panser Amphibi buatan Rusia tahun 1958 dan pesawat Patroli Maritim NOMAD N-22 TNI-AL dengan nomor P-806, yang merupakan Pesawat Panglima Kowilhan-I. Keberadaan kendaraan tempur ini cukup menceritakan kiprah Soesilo selama kurun tahun 1956 hingga 1960, di mana saat itu dia yang masih berpangkat Mayor, merintis berdirinya Korps Kavaleri Indonesia sekaligus menjabat sebagai Komandan Batalyon ini.
Bangunan museum menempati Pendopo Wisma Mbah Ageng yang dibangun pada tahun 1899 oleh Eyang Dipakarsa, penatus (pemangku pemerintah desa) pertama Desa Gentasari yang dikenal pula sebagai Eyang Mendali dan merupakan kakek buyut dari Soesilo Soedarman. Semasa kecil, di sinilah Soesilo Soedarman menghabiskan waktunya dengan menimba ilmu agama di bawah bimbingan sang kakek. Konsep arsitektur Wisma Mbah Ageng, sangat memperlihatkan bangunan jawa khas Banyumas dengan atapnya yang menjulang tinggi berbentuk piramida dan ditopang dengan belasan tiang kayu jati.
Berbagai macam koleksi berciri khas militer masa perjuangan, tertata lengkap di setiap lemari pajang dalam museum tersebut. Koleksi senjata api yang menemani tugas-tugas Soesilo Soedarman sebagai abdi negara seperti pistol semi otomatik FN-45, P-1 dan TT terawat dengan baik. Di sudut lainnya, senapan yang digunakan dalam perang dunia II seperti M-1, SP-1, Senapan Serbu M-16 A-1, SS-1 V-1, HK-33, AK-47, AK-56, Senapan mesin RPD, Pelontar Granat, Pistol Mitraliur, Peluncur Granat Roket RPG-7 dan senapan tabur (Shotgun) juga tersimpan di Museum ini
Uniknya, di museum ini juga dipajang berbagai macam benda benda yang berhubungan dengan Kantor Pos, karena selama 52 tahun ia mengabdikan hidupnya untuk NKRI, selain menjadi pasukan gerilya , beliau juga pernah menjabat sebagai Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi RI lho.
Semenjak tahun 2013, museum selain berfungsi sebagai sarana edukasi juga harus memiliki daya tarik hiburan. Itulah kenapa di belakang Museum Soesilo Soedarman dibangun kolam renang, perpustakaan, kereta putar, ayunan, dan pendopo gamelan. Agar pengunjung baik anak-anak sampai dewasa berminat mengunjungi Museum Soesilo Soedarman. Tapi waktu itu kita enggak sempet untuk main main di area belakang, cuma explore museumnya saja. Mungkin di lain waktu bisa cobain area bermain di belakangnya.
***
Peta Lokasi Museum Soesilo Soedarman Cilacap
Di sini malah lebih beragam ya koleksinya. Kalau di Jogja bisa ke Museum Angkatan Udara, lebih banyak terkait pesawat
ReplyDeleteJalan2 k Museum bisa sekalian ajang mengedukasi kepada anak2.
ReplyDelete