Waktu itu di Hari Sabtu pagi, notifikasi whatssapku berbunyi, oh ternyata dari tetangga komplek perumahan yang ngajakin buat touring motor tipis tipis ke Banjarnegara. Woke, berhubung hari ini enggak ada jadwal kemana mana, aku pun mengiyakan.
Sekitar pukul 09.30 WIB kita ngumpul di pos satpam komplek, kirain bakal banyak yang ikutan, eh ternyata cuma 4 orang dengan 4 motor masing masing. Setelah memastikan tidak ada lagi yang ikut, kita pun berangkat ke arah utara menuju Banjarnegara. Rute yang kita tempuh adalah Kebumen - Alian - Krakal - Karangsambung - Pegedongan - Banjarnegara.
Pagi ini jalanan di depan komplek perumahan sangat ramai, lain dari pada biasanya, banyak banget bus ukuran kecil dan sedang yang lewat, yang mana mereka adalah rombongan para peziarah yang akan berziarah di Lemah Lanang, sebuah komplek kuburan tempat dimakamkannya Sayid Muhammad Ngisom Al Hasani atau Sayid Abdul Kahfi Awal, yang merupakan pendiri Pondok Pesantren Al-Kahfi Somalangu dan salah satu penyebar agama Islam di Kebumen.
***
Setelah melewati Karangsambung, jalur yang kita lewati lumayan menanjak tajam, namun untungnya sudah cor bagus, dan bisa dilewati kendaraan roda 4. Harap pastikan kendaraannya sehat kalau mau lewat jalur ini.
Warung Dul Punuk |
Mendekati perbatasan Kebumen - Banjarnegara, yaitu di daerah Giritirto, kita berhenti sejenak di sebuah warung bernama Warung Dul Punuk untuk ngopi, dan menikmati gorengan. Warung ini lokasinya sangat strategis, tempat parkirnya cukup menampung beberapa kendaraan roda 4.
Berada di ketinggian, hawa di sini lumayan sejuk, pas banget buat istirahat sambil ngopi. Kopi yang disajikan pun kopi lokal daerah sini, namanya Kopi Gemplong. Cocok untuk dijadikan kopi tubruk, dengan ditambah gula sedikit, beuh mantap banget kopinya. Untuk gorengannya ada pisang goreng, tempe goreng dan Juadah/Jadah (ketan) goreng.
Sekitar pukul 11.30 WIB kita pun cabut dari warung ini dan lanjut menyusuri Jalur Alternatif Kebumen - Banjarnegara. Memasuki wilayah Banjarnegara kondisi jalan relatif lebih bagus. Mantap lah
Pas banget memasuki waktu makan siang, kita sampai juga di sebuah tempat makan bernama Kopi Kebul. Resto ini berlokasi di Jl. Raya Kenteng - Madukara, Dusun IV, Kec. Madukara, Kab. Banjarnegara, Jawa Tengah. Tempat parkirnya lumayan luas untuk menampung beberapa kendaraan roda 2 maupun 4. Dari jalan, resto ini terlihat kecil, tapi ternyata bagian dalamnya luas banget lho.
Konsep yang diusung adalah Prasmanan dengan menu menu tradisional. Uniknya ada 4 jenis karbohidrat disini, yaitu tiwul, nasi merah, nasi jagung dan nasi putih biasa. Sebenernya aku sempet galau, pengen nyobain nasi jagungnya, tapi karena nyari aman, akhirnya aku pilih nasi putih aja. Ada banyak pilihan sayur dan lauknya. Setelah bolak balik karena bingung, akhirnya aku ambil sayur daun pepaya, ikan asin, ayam goreng, sambal dan sedikit kuah santan.
Untuk tempat duduknya kita pilih di bangunan utama tapi yang sisi belakang. Spot ini pas banget, bisa makan sambil menikmati pemandangan sawah yang sedang dipanen . Dari segi rasa, makanan yang aku ambil ini uenaaak lurr, bumbunya medok tapi gak berlebihan, pedesnya juga pas.
Setelah selesai menyantap makan siang, aku coba jalan jalan ke arah belakang, ada jalan setapak menuju area paling belakang, dimana disitu terdapat tempat makan yang lesehan dan meja kursi, ada live music, toilet, juga musholla. Nah pas jalan balik ke kursi tempat makan, eh tiba tiba hujan, padahal beberapa beberapa menit sebelumnya cerah ceria lho. Beberapa petani yang tadi lagi panen pun langsung buru buru menutup padi yang udah dipanen menggunakan terpal.
Cukup lama kita nongkrong disini, karena hujannya awet, enggak deres sih, cuma gak abis abis airnya, heuheuheu, sampe sampe kita pesen minuman lagi lho. Dari tempat kita duduk ini, bisa lihat area/ruangan tempat pengambilan makanan, dari tadi tuh kuperhatikan ada aja lho pengunjung yang datang, enggak pernah kosong ruangan itu, meskipun hujan mengguyur.
Sekitar pukul 14.00 WIB, kita pun cabut dari tempat ini, enggak kerasa udah dua jam aja nongkrong di Kopi Kebul.
Enggak ada tujuan berikutnya sih, kita langsung balik lagi ke arah kebumen, tapi dengan melewati jalur berbeda, kali ini ke arah barat lagi, masuk melalui daerah Merden, Banjarnegara.
Kondisi cuaca saat sampai daerah Merden hujan, kita pun berhenti sebentar untuk memakai Jas Hujan, lalu lanjut lagi berkendara. Dari Merden, jalur mulai menanjak dan berliku liku, tapi untungnya relatif bagus aspalnya. Pemandangannya sangat sangat indah, bukit hijau di kanan kiri dan berkabut di beberapa titik. Setelah melewati tanjakan curam bernama Tanjakan Watuceleng, kita pun sampai di Puncak Bukit Desa Kalitengah, Banjarnegara. Kita berhenti sejenak, istirahat, menikmati pemandangan sambil melepas jas hujan, karena sampai sini sudah reda.
Setelah sampai di puncak ini, jalanan kembali menurun, memasuki wilayah kebumen, jalan yang kita lalui menjadi tak semulus tadi, tapi pemandangannya semakin indah sih, barisan sawah sawah berundak kita lalui, kulihat juga petunjuk arah menuju Bukit Tampomas, hingga akhirnya kita tembus daerah Karangsambung Kebumen lagi, yang mana sebelumnya kita harus melewati Jembatan Gantung yang lumayan horor, karena alas jembatan yang berupa lempengan besi bolong bolong di beberapa spot. Tapi alhamdulilah kita bisa melalui dengan lancar.
Dan alhamdulilah sekitar pukul 17.30 Wita kita sampai lagi di Kota Kebumen.... Sungguh touring tipis tipis yang mengesankan. Next bakal kita rencanain lagi bareng tetangga tetangga di komplek perumahan, heuheuheu.
Kalau lihat rute dan bentuk warungnya, tempat macam ini cocok bagi pesepeda loh. Enak ngeteh-ngeteh dan rutenya asyik
ReplyDeletewah tempatnya keren banget
ReplyDeletecocok buat nongrkong
kapan bisa kesana ya, saya suka sengan gaya menunya, mantap sekali. ada daun pepaya, itu kesukaan saya banget