Kali ini aku mau cerita tentang pengalaman seru saat Lava Tour Merapi kemarin saat libur Tahun Baru Islam.
Trip dimulai dari Kebumen yang berangkat tepat jam 03.00 pagi, yuph kita memang sengaja datang pagi pagi buta biar nanti sampe sana enggak kesiangan. Rute yang kita lalui yaitu Kebumen - Purworejo - Magelang - Kaliurang, kita enggak lewat jogja karena sedang ada perbaikan jalan. Di daerah Salaman Magelang, kita berhenti sejenak untuk ibadah di Rest Area Sekar Pajang, kemudian langsung lanjut ke arah Kaliurang.
Alhamdulilah sekitar pukul 06.30 kita sampai di spot pertama kita yang juga merupakan tempat sarapan, namanya Warung Jadah Tempe Mbah Carik yang beralamat di Jl. Kaliurang KM 24, Ngipiksari, Hargobinangun, Kec. Pakem, Kabupaten Sleman, Jogja. Sarapan yang disediakan untuk rombongan ada dua menu utama yaitu nasi pecel dan nasi soto. Sedangkan untuk cemilannya tentu saja ada kuliner legendaris Jadah Tempe.
Sesuai jadwal, sekitar jam delapan pagi kita pun mulai lava tournya dengan menaiki jeep. Jeep yang kita naiki ini ada yang stir kanan dan ada pula yang stir kiri, masing masing ditempel nomor agar kita dengan mudah menemukan jeep kita saat trip nanti. Masing masing jeep diisi oleh 1 driver dan 3 penumpang.
Tour ini akan keliling sekitar daerah kaliurang dan berhenti di beberapa titik, tempat pemberhentian yang pertama adalah Petilasan Mbah Maridjan. Di lokasi ini kita akan dibawa untuk menyaksikan tempat Mbah Maridjan dulu saat meninggal lengkap dengan barang barang yang sudah hangus dan meleleh akibat dari terjangan material letusan gunung merapi.
Di sini kita dipandu oleh seorang guide yang menjelaskan segala hal mengenai tempat ini termasuk sebuah mobil yang menjadi saksi bisu kekuatan awan panas merapi. Mobil ini dulu rencananya digunakan untuk membawa Mbah Maridjan turun dari kediamannya. Namun ternyata kalah cepat dengan datangnya muntahan gunung merapi.
Kemudian kita lanjut lagi ke spot berikutnya yaitu Bunker Kaliadem yang lokasinya tidak jauh dari petilasan Mbah Maridjan. Di spot ini kita bisa melihat sebuah bangunan yang sekarang lokasinya di bawah tanah. Bunker ini dibangun sebenarnya bukan di daerah aliran material dari gunung merapi, dan cuma bisa bertahan untuk awan panas saja, tapi ternyata tidak sesuai dugaan, bunker ini dilewati material muntahan gunung merapi yang bukan awan panas saja. Naasnya saat itu di dalam ada dua orang yang berusaha untuk berlindung di bunker ini. Yang satu ditemukan hangus terpanggang, yang satunya ditemukan di dalam bak air. Kisah ini aku dengarkan langsung dari guide yang mendampingi rombongan kita, mohon dikoreksi kalau ada kesalahan.
Lebih jauh lagi, beliau cerita bahwa batuan dan pasir yang berada di atas bunker ini dulunya enggak ada, dulunya spot ini adalah tanah datar yang biasa digunakan untuk berkemah. Memang sih dari spot ini, gunung merapi sangat terlihat jelas dan terlihat sangat dekat.
Lanjut lagi kita ke spot ketiga yaitu Museum Mini Sisa Hartaku yang terletak di Jl. Petung Merapi, Petung, Kepuharjo, Kec. Cangkringan, Kabupaten Sleman, Jogja.
Museum yang terletak di lereng Gunung Merapi ini juga merupakan saksi bisu kedahsayatan erupsi merapi pada tahun 2010 lalu. Museum ini pada awalnya merupakan rumah warga (Kimin), nah salah satu anaknya (Riyanto) berinisiatif untuk mengumpulkan sisa-sisa barang yang ada kemudian ditata kembali maka jadilah museum mini tersebut. Mulai dari depan kita bisa melihat kerangka sapi, buku-buku, koleksi piring, foto-foto mengenai erupsi merapi dan barang-barang lainnya. FYI Tempat ini tidak jauh dari tempat wisata lainnya seperti Kopi merapi, stonehenge dan the lost world castle. Oia di bagian depan banyak warung yang menjual makanan minuman dan oleh oleh, seperti kaos dll.
Dari museum ini kita melanjutkan perjalanan ke spot terakhir yaitu sungai di bawah Jembatan kalikuning. Disini kita diajak untuk basah basahan, jeepnya dikendarai dengan memutar mutar melewati kubangan kubangan air di sungai. Alhamdulilah cuma celana aja yang basah, baju masih aman, heuheuheu. Kita diajak memutar mutar sekitar 5 kali, kemudian jeep langsung mengarah ke drop off kita yaitu di Museum Ullen Sentalu.
Sekitar pukul 10.20 WIB kita sampai di Museum Ullen Sentalu. Saat turun dari Jeep, kita langsung disambut oleh barisan foto foto yang ditaruh berjajar di tanah, hasil lava tour tadi. Wah cepet juga ya cetaknya, ada ratusan lembar foto lho. Kita bisa pilih fotonya dan untuk membelinya kita harus membayar 50 ribu per 3 foto. Banyak juga teman teman yang membeli fotonya, tapi aku enggak ikutan beli karena aku cukup softcopy saja, lagian tadi juga udah foto foto sendiri.
Berhubung bareng rombongan, untuk pertiketan semua sudah diurus oleh panitia. Jadi kita tinggal langsung masuk aja. Nah di dalam ternyata ada sebuah ruangan untuk berkumpul. Jadi kita dikelompokkan dahulu masing masing 25 orang dengan didampingi 1 orang guide. Kelompok pertama masuk, kemudian dilanjutkan dengan kelompok berikutnya dengan jarak sekitar 5 - 10 menit antar kelompok.
Di dalam, kita diajak untuk kembali ke masa lalu, di masa kerajaan mataram. Dari sini kita jadi bisa belajar mengenai sejarah Kerajaan Mataram yang awalnya 1 kemudian pecah jadi dua, Jogja dan Solo, yang kemudian masing masing juga pecah lagi, di Jogja jadi 2 dan di Solo juga pecah jadi 2. Untuk lebih rincinya sih kalian bisa datang langsung deh ke Museum Ullen Sentalu ini, apalagi pas di dalam kita enggak boleh foto, video ataupun rekam suara.
Pengunjung boleh foto foto di luar (sebelum masuk) ataupun setelah selesai memasuki semua ruangan di dalam museum yang tadi didampingi oleh guide. Lumayan lah ya sekitar 45 menit kita jalan berkeliling Museum, keluar keluar kaki terasa pegel pegel, heuheuheu.
Di luar kita masih harus menunggu kelompok kelompok lain yang masih di dalam. Hingga akhirnya semua selesai, dan kita lanjut menuju tempat makan sebelum kembali ke Kebumen.
Tempat makan yang kita tuju adalah Allabun Resto yang beralamat di Jl. Boyong, Wonorejo, Hargobinangun, Kec. Pakem, Kabupaten Sleman, Jogja. Resto ini dari depan sih terlihat biasa aja ya, tapi ternyata dalamnya luas banget lho, bahkan ada penginapannya juga.
Terasa sangat teduh disini, banyak pohonnya, bahkan jalan dari parkiran ke tempat makannya kita harus melewati semacam lorong yang diatasnya adalah tanaman anggur. Untuk fasilitasnya juga lengkap, ada beberapa toilet dan ada musholla juga di depan.
Selalu menyenangkan kalau ke Ulen Sentanu, kayak gak pernah bosan saja berkunjung ke sana. Meski kita tidak boleh memotret
ReplyDeletebelum pernah wisata naik jeep dan ke bunker keknya seru memacu adrenalin, pengen nyobain jadah tempe mbah carik deh
ReplyDelete