Di weekend kemarin kita sekeluarga mudik ke Purworejo karena ada undangan ulang tahun dari embahnya anak anak. Berangkat dari Kebumen sepulang anak anak sekolah, kita sampai ke lokasi yaitu Resto ABK di Jalan Brigjend Katamso, Borokulon, Purworejo sekitar pukul 13.00 WIB. Ternyata sampai sana, udah banyak yang datang, kita telat donk, heuheuheu, langsung kita menyapa dan menyalami satu persatu tamu yang datang.
Kemudian kita langsung pesan makanan yang ada di buku menu, sedangkan tamu tamu yang lain udah mulai disajikan makanannya. Lumayan lengkap pilihan menunya, dengan harga yang agak di atas rata rata tempat makan di Purworejo.
Resto ABK (Ayam Bakar Bambu Kuning) ini memang menjadi salah satu rekomendasi tempat makan di Purworejo. Tempat parkir luas, Restonya juga luas, dan bisa disewa untuk berbagai acara mulai dari meeting kantor hingga wedding. Aku sudah pernah beberapa kali makan disini dan sekali kondangan di resto ini.
Pelayanan cepat karena memang pegawainya banyak, sat set sat set lah pokoknya. Setelah semua hidangan selesai dinikmati, acara berikutnya adalah foto foto. Kita berfoto dulu bersama sama di depan resto nya, yang kemudian dilanjut pulang ke rumah masing masing.
Alih-alih pulang, aku mengajak adikku dan temennya untuk hunting duren ke arah Kaligesing, mumpung ini lagi musimnya durian. Rencananya mau nyari yang jenisnya pithie, karena aku udah pernah coba. Tempatku mencari durian pithie ini lokasinya di sebelah timur kantor polsek kaligesing, kira kira berjarak 9 kilometer dari Alun Alun Purworejo. Beliau menjual durian di teras rumah, di depannya ada banner dengan tulisan Durian Pithie.
Durian Pithi ini adalah Durian lokal berukuran mini yang dikenal dengan cita rasa yang unik dan berbeda. Rasa manis dan pahit terasa sangat melekat bagi para penggemarnya, termasuk aku, heuheuheu. Menurut info yang kudapat, Rata-rata dari pohon durian pithi ini sudah berusia tua dan warisan turun-temurun. Umurnya tidak hanya puluhan tahun, melainkan banyak yang sudah berusia 100 tahun lebih.
Banyak juga yang menyebutnya durian lato-lato, karena ukurannya memang kecil dan kalau diikat dua mirip permainan yang lagi viral beberapa waktu lalu. Ciri khas durian pithi ini buahnya kecil, kulitnya tipis namun daging buah duriannya lumayan tebal, warnanya dominan kuning, cita rasanya luar biasa, manis dominan pahit dan legit. Karena kulitnya yang tipis, menjadikan durian jenis ini tak gampang merekah. Rasa dan aromanya menjadi benar-benar terjaga. Begitu si pithi dibelah, aroma wanginya akan menusuk hidung, tekstur daging buahnya juga kesat.
Salah satu cara menjaga cita rasa durian pithi yakni dengan selalu ditunggu sampai masak pohon. Petani lokal biasanya menunggu buah jatuh sendiri. Hal itulah yang membuat kualitas durian pithi lebih terjamin. Meskipun berkualitas, durian pithi memang tidak setenar durian jenis lain. Sebab durian ini dipasarkan dengan mengandalkan para tengkulak. Harganya cukup murah, mulai kurang dari Rp 20.000 sampai Rp 40.000 saja.
Di warung durian ini kita habis 4 durian yang dimakan di tempat, dan nambah 5 durian lagi untuk dibawa pulang. Mantap jiwaaaa. Oia, aku juga udah pesen 8 durian lagi untuk besok, jadi rencananya aku besok sebelum kembali ke kebumen, aku mampir dulu ke tempat ini dan ambil durian lagi untuk oleh oleh.
Keesokan harinya, sekitar pukul 15.15 WIB aku sampai lagi di warung durian ini, ternyata stok durian di warung tinggal sedikit, tapi tenang, kata penjualnya sekitar 5 menit lagi ada stok baru yang datang, langsung dari kebun. Dan benar saja, 5 menit kemudian datang 1 motor dengan dua keranjang besar di kanan kiri motor yang penuh dengan durian. Aku langsung disiapkan 8 durian dengan mengikatnya menggunakan tali rafia agar mudah dibawa.
Setelah berhasil membawa durian dari Kaligesing, kita lanjut balik pulang ke Kebumen, namun sebelumnya kita mampir dulu makan sore dengan menu soto semarang, tapi enggak perlu ke Semarang karena di Purworejo ada rekomendasi soto semarang yang maknyus lezatos kotos kotos, yaitu Soto Kharisma. Lokasinya di Jalan Ahmad Yani, sebelah timur kantor Pegadaian Purworejo.
Seperti halnya soto semarang di tempat lain, soto disini disajikan dengan mangkok yang ukurannya lebih kecil dari mangkok biasanya. Biasanya kalau makan disini aku langsung pesan 2 mangkok, heuheuheu, tapi untuk kali ini aku pesan 1 dulu, nah setelah abis, ternyata masih kurang puas, lalu aku pesan 1 mangkok lagi. Satu lagi yang khas di sini adalah tempe gorengnya yang dipotong panjang panjang, sangat nikmat saat disantap setelah digoreng, masih anget anget gitu.
Tempat makan yang pertama dikunjungi itu yg di depannya ada patung dua yo, mas? Ada kedai kopinya juga? Sepertinya aku pernah singgah di sana, pas ada kegiatan pengabdian masyarakat di Purworejo dan acaranya di tempat tersebut.
ReplyDeleteiya benar sekali, memang sering dijadikan tempat acara acara
DeleteBaru denger ada durian pithi. Atau saya yg gak tau namanya apa tp sudah pernah makan hahahaha. Klo sya lebih seneng duren lokal atau Montong mas broo. Enak2
ReplyDelete